37

188 14 0
                                    

Harap maklum ya kalau nemu typo berserakan..........

" Dan what the hell it is, buku apa yang anda letakan di atas meja itu."

Zolla mendengus mendengar nada tajam Chiko, "Perlu kau ingat, saya ini psikiater pribadi Della."

Hanna yang berdiri di samping Chiko, mengelus pundak cowok itu dua kali,  "Sabar Chiko, Kak Zolla pasti tau apa yang terbaik untuk Della."

___________

Tangan Della terulur mengambil album itu ke atas pangkuan nya. Mata nya menelisik sekitar, masih penasaran siapa sebenarnya orang yang meletakan album ini begitu sembarangan di meja.

Buku sampul itu perlahan mulai terbuka, memperlihatkan Photo anak kecil berkulit putih, dengan pipi tembem menggunakan gaun ulang tahun berwarna pink, plus bandana yang senada dengan warna gaun nya.

Senyum Della merekah, ini Photo nya ketika berumur delapan bulan, Ranti pernah menceritakan hal itu padanya. Sejenak ia melupakan fakta membingungkan siapa peletak album itu, mengingat Ranti sedang di luar kota sejak dua hari yang lalu.

Della kembali membalik halaman demi halaman berikut nya. Terdapat begitu banyak photo pertumbuhan masa kecilnya, saat ia mulai belajar berjalan di atas embun pagi, saat terjatuh dari sepeda dengan wajah menangis.

Juga Photo kecilnya bersama teman-teman nya. Ada Chiko juga di album itu, Della tersenyum lebar melihat Chiko nyengir lebar mengahadap kamera dengan gigi ompong nya, ia harus menggunakan Photo ini untuk meledek cowok itu.

Della kembali membalik halaman album berikut nya, di dalam photo itu ia berdiri dengan senyum manis di apit, Chiko di sebelah kanan nya, dan eh?

Siapa wajah anak laki-laki di sebelah kirinya, wajah nya terlihat memburam karena bagian album itu seperti nya tersiram air entah kapan. Tapi sepertinya anak laki-laki itu begitu familiar.

"Minumlah susu ini. " Della mengernyit saat mendengar suara itu. Ia mendongak untuk melihat wajah Derrel menjulang tinggi di hadapan nya.

Della kembali menunduk memandang ke arah photo yang memburam, mendadak kening nya terasa pusing.

" You oke Del? "

Pandangan Della semakin berkunang-kunang, ia melihat kepala Derrel ada tiga di hadapan nya, Della memiringkan kepalanya ke samping, memandang Derrel dengan bingung.

" Apa lo itu sebenarnya medusa? " eh tapi dia lelaki kan. Della menggelengkan kepalanya keras sembelum gelap menyambut pandangan nya.

Derrel bergerak panik, ia segera mengangkat Della ke dalam gendongan nya, berjalan cepat menuju kamar Della di lantai atas, sambil meneriakan nama Zolla.

" Kak Zolla! "

________________

Tubuh Della terus berkeringat di dalam tidur nya, badan nya terus saja bergerak-gerak gelisah. Suhu badan nya semakin tinggi.

Chiko, Derrel, dan Hanna tak sekalipun beranjak dari sisi Della sejak tadi. Zolla sedang sibuk memasang alat infus di tangan cewek itu.

"Apa menurut anda ini langkah yang benar? " Derrel berucap tajam.

Zolla berucap dengan mimik setenang air, " Percayalah, ini awal yang cukup bagus. "

" Bagus anda bilang. " Chiko mengeram di tempat nya, seharian ini ia benar-benar merasa emosinya di ubrak-abrik.

Pertama, karena Zolla tidak membiarkan nya ada di samping Della saat trauma cewek itu kambuh.

Kedua, Zolla melihat Della pingsan setelah mereka mengikuti arahan dari psikiater itu mengenai album itu, dengan santai nya ia juga bilang ini awal yang bagus.

Persetan dengan psikiater itu, Chiko bahkan bisa mendatangkan psikiater terbaik dari Amsterdam jika ia mau.

_____________

"Tuan Putri, apa yang kamu inginkan saat ini? "

Della tertawa lepas, mata nya mengerling jahil. " Aku ingin bunglon pengawal. "

Anak lelaki di depan nya mengernyit bingung, " Bunglon? " tanya nya bingung.

" Iya aku mau bunglon, cepat tangkap kan untuk ku. "

" Bagaimana jika es cream. " anak laki-laki itu berusaha bernegosiasi.

Della menghentakan kaki nya, sebal keinginan nya tidak di turuti.

Anak laki-laki itu menghela napas nya, " Baiklah, aku akan mencarikan nya untuk mu My Princess. "

" Ingat, aku pengawalmu, apapun keinginanmu akan kuturuti. Aku juga akan selalu menjagamu. " sambung anak lelaki itu.

Mata Della masih terpejam rapat, lampu kamarnya juga sudah temaram, namun satu tetes air mata meluncur di pipi mulus miliknya, di susul dengan air mata yang lain nya.

🐧🐧🐧

Jangan lupa tinggalkan vote and coment,

Hugh and kiss..

~Flo

Stop It Mr Bullying (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang