41

213 10 0
                                    

Harap maklum jika ada typo bertebaran...


Della mengernyit saat mendapati dua siswa berwajah asing mengikutinya di sepanjang koridor sekolah. Bukan nya ia merasa paranoid atau gimana, tapi aneh rasanya merasa terus di buntuti.
Ia mengambil langkah berbelok menuju kamar mandi dengan cepat, masuk ke dalam salah satu bilik nya, mengunci nya, kaki nya ia taikan ke atas closet yang tertutup. Abaikan posisi nya yang saat ini sedang berjongkok di atas closet. Sengaja ia mengambil posisi ini, agar bayangan kaki nya tidak terlihat dari luar bilik kamar mandi ini.

Firasat nya buruk.

Derap langkah kaki terdengar berikut nya, di iringi oleh suara bisik-bisik cewek, suara nya begitu pelan, seakan takut terdengar oleh orang lain. Tapi, tentu saja Della masih bisa mendengar suara mereka, salah kan saja suasana kamar mandi yang begitu sunyi mencekam ini, hingga menggemakan suara yang ada.

"Kemana cewek itu."

Yang satu nya menyahut,  "Kita harus dapetin dia hidup-hidup kalau mau dapet duit banyak."

Cewek yang satu nya lagi, dengan mata sipit mendecih, "Gue lebih mikirin nyawa, dari pada duit nya, misi kita ini bahaya."

Della tercekat, tenggorokan nya terasa kering, tercekik oleh tangan tak kasat mata. Mereka mengincar nya. Tapi untuk apa? Objek pembulian lagi?

Della menemukan dirinya sendiri menahan napas, mendengar dobrakan demi dobrokan dari bilik kamar mandi di sekitar nya.

"Lo dimana Della, yuhuuuuuu.. " suara cewek itu terdengar ramah, sangat ramah hingga membuat Della merinding.

Della memejamkan matanya erat, ia benci posisi seperti ini. Bukankah Della sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk berubah, menjadi lebih kuat, agar tidak menjadi bahan pembulian lagi. Lihat saja sekarang, getaran di tubuh nya bahkan tidak dapat di sembunyikan.

Sesaat ia bahkan mulai ragu, takut getaran badan nya menimbulkan suara.

Blurrbbb.... Blurrrbbb... Blurbbb...

Mata Della membelak, handphone nya berbunyi nyaring, tangan nya semakin berkeringat dingin, ia bergegas meraih handphone di saku almamater nya, melihat layar ponsel menunjukan nama Darrel dengan cukup jelas. Ingin mematikan nya, cowok itu benar-benar tidak mengerti keadaan genting. Sebelum.....

"Hai. I see you baby. " pintu bilik di depan Della terdobrak, menampilkan seringaian menyeramkan dua cewek itu.

_________________

Kepala Della terasa pening luar biasa, seperti baru saja terpentok ke aspal, ia memandang sekitar nya dengan bingung. Suasana tampak remang, minim sekali di penerangan di ruangan ini, dan lembab.

Della menunduk hanya untuk menemukan dirinya sendiri terduduk di atas bangku kayu, terikat dengan tali coklat yang besar. Jika kalian pernah main tarik tambang, tali coklat besar itu lah yang saat ini sedang melilit tubuhnya.

Ia menarik napas dalam-dalam, menghembuskan nya pelan. Hal pertama yang ia terapkan, jangan panik. Matanya kembali melirik sekitar, terakhir tertuju pada pintu kusam yang tertutup rapat. Tangan nya mulai bergetar hebat, sekeras apapun ia menekankan dirinya untuk tidak panik, rasa itu lah yang pertama kali menyeruak keluar.

Ia ingin pulang.

Ia takut disini.

Terlebih lagi tidak ada Derrel yang merecokinya.

Seketika napas nya tercekat, kenapa harus cowok itu yang ia ingat di saat seperti ini. Tak ia pungkiri, Derrel memang banyak membantunya, tapi please sekali lagi, kenapa harus nama cowok itu yang muncul di pikiran nya.

Stop It Mr Bullying (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang