39

198 16 0
                                    

Tampak nya ucapan Derrel ingin segera menarik Della keluar dari mall itu bukan sebuah bualan semata, karena saat ini ia baru saja keluar dari mobil limousine berwarna hitam mewah nya di depan lobby mall itu.

Mata nya memicing tajam saat security mall tampak ragu memberikan nya akses masuk.

Pasti si sialan Aditama itu yang udah boking seluruh mall ini.

Tanpa menghiraukan bahasa tubuh security itu yang jelas menyiratkan jika ia dilarang masuk, Derrel lebih memilih menerobos ke dalam, di bandingkan kembali pulang tanpa membawa Della bersama nya.

Derrel mendengus saat tangan nya ditarik-tarik oleh dua security mall itu,  "Gue ini keturunan Airlangga, gue bisa beli seluruh mall ini sekarang juga kalau gue mau, dan yang boking mall ini sahabat gue, ga mungkin gue ga boleh masuk."

Terpaksa Derrel harus menyebut embel-embel sahabat pada seorang Chiko Raharja Aditama, jika mengingat jelas-jelas hubungan mereka sedang memanas akibat perseteruan kemarin-kemarin.

Derrel mengambil kesempatan berjalan cepat menjauh saat dua security itu tampak sibuk dengan earphone di telinga nya, tampak berbicara dengan seseorang di ujung sana.

"Dia bilang keturunan Airlangga tuan."

"Beri dia masuk. " ucap suara cowok remaja di ujung sana. Terlambat, karena sebelum di beri izin pun Derrel sudah menghilang dari hadapan kedua security itu.

Di sisi yang lain Chiko mecibir pelan, ia tidak mengira jika Derrel akan segitu antipati nya saat Della sedang bersama dengan nya, sisi baik dari hati nya senang sadar akan hal itu, karena ia juga tahu lebih dari apapun, Derrel adalah pion utama untuk membantu mengembalikan ingatan Della dan mengatasi segala trauma nya.

Tapi walau bagaimana pun, ia juga tetap hanya seorang manusia yang mempunyai sisi buruk, sisi yang tidak rela jika Della lepas kepelukan seorang Derrel Putra Airlangga. Hell, masih ada ia di sini. Ia bisa, dan mampu melindungi Della.

____________

Derrel mengutak atik layar ponsel nya sambil masuk ke dalam lift mall. Ia dengan cepat mengaktifkan sistem di ponsel nya untuk melacak keberadaan Della, ada untung nya juga kemarin ia menyusupkan pelacak di handphone Della saat cewek itu pingsan, picik memang, tapi ia tahu itu akan berguna di saat-saat seperti ini.

Derrel memandang kesal saat mendapati posisi Della sedang berada di sebuah restoran berbagai macam olahan chicken, burger, dan pizza.  "Bagaimana bisa si Aditama itu membiarkannya makan junk food heh!"

Tanpa menunggu lama lagi, kaki panjang Derrel langsung membawa nya melangkah keluar saat lift sudah berdenting di lantai yang ia inginkan.

Pandangan Derrel menghunus tajam ke arah cewek yang tampak nya begitu puas mengunyah pizza dengan bibir belepotan saus mozarela itu. Tatapan nya semakin menajam saat ia melihat tangan Chiko dengan santai nya mengelus sudut bibir Della dengan lembut, tepat di bagian saus berceceran, macam adegan manis di telenova.

Rasanya ingin sekali ia potong jari-jari tangan Chiko. Tapi memikirkan hal itu di saat seperti ini tampak nya tidak tepat, ia lebih senang memikirkan bagaimana cara yang bagus untuk membawa Della keluar dari mall ini. Menggotongnya seperti karung beras mungkin.

"Derrel turunin gue!! " teriakan Della terdengar nyaring memenuhi ruangan mall yang memang sedang di buat kosong itu, dan tentu saja Derrel sedang melaksanakan apa yang ada di otak nya, sekarang setengah badan Della sedang berada di punggungnya dengan posisi badan terbalik, sedang tangan Derrel sibuk membopong erat paha Della agar cewek itu tidak terjatuh dari panggulan nya.

"Derrel! Lo gila ya, kepala gue pusing. "  Della tidak berbohong, di gendong dengan cara seperti ini membuat kepala nya rasanya ingin meledak, jangan lupakan jika posisi kepalanya sedang terbalik menghadap bawah saat ini, emang dasar si setan Derrel.

Jangan lupa juga satu hal lain yang semakin membuat kepala Della melayang-layang, aroma kuat perpaduan lemon dengan mint ini membuat nya ingin pingsan. Aroma parfume Derrel selalu membuat Della merasa familiar akan suatu hal yang ia sendiri tidak mengerti artinya apa.

"Derrel! " Della memekik saat tiba-tiba Derrel menurunkan nya di lantai lift begitu saja, lupakan adegan lembut nya, karena sekarang rasanya sendi-sendi pantat Della ingin copot dari tempat nya.

" Lo gila ya. " bentak Della.

Derrel hanya mengangguk-angguk acuh, sambil memencet tombol lift menuju basement. " Yes i'm."

"Kalau lo mau makan pizza sama gue aja, untuk hari ini lo gue izinin makan junk food itu, yang penting jangan sama Chiko. " kelanjutan kata Derrel membuat Della melongo.

Lagi. Tanpa bisa di cegah, Della merasa begitu familiar pada sosok bastard di hadapan nya ini.

_____________

Well, jangan lupakan lima belas kotak pizza mozarela kesukaan nya yang sudah menumpuk cantik di atas meja makan saat mereka sudah sampai di rumah.

Mata Della memelototi Derrel yang hanya mengangkat bahu acuh. Sialan, lima belas kotak pizza. Apa dia pikir Della itu raksaksa.

🐧🐧🐧

Tbc ya guys. Please tinggal jejak....

My ig : @flo_minerva
@moudithadebria

Stop It Mr Bullying (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang