***
Yerin pulang sampai di rumah pukul 7 malam. Biasanya keluarganya sudah makan duluan dan akan menyisakan lauk untuk Yerin. Yerin melangkahkan kakinya menuju kamar anaknya lebih dulu sekedar melihat kegiatan Yeonjun.
"Mama udah pulang?" tanya Yeonjun antusias melihat kepulangan Yerin.
"Iya, udah." Yerin tersenyum kemudian berjalan masuk dan menghampiri Yeonjun yang sedang mengerjakan tugas tersebut.
"Hari in PR-nya banyak?" tanya Yerin sambil membelai pucuk kepala putranya.
"Engga, Ma. PR-ku hari ini cuman satu, bentar lagi selesai." jawab Yeonjun.
"Pinter, nanti habis ngerjain PR, tidur lebih cepet ya?"
"Iya, Ma." Yeonjun mengangguk.
"Oh ya, Ma!" panggil Yeonjun ketika Yerin hendak keluar dari kamarnya.
"Iya, nak?" tanya Yerin.
"Kapan kita jalan-jalan lagi, Ma? Aku kangen pengen jalan-jalan sama Mama." tanya Yeonjun.
Mendengar pertanyaan putranya itu membuat Yerin merasa bersalah karena kesibukannya sehingga jarang menghabiskan waktu dengan Yeonjun.
"Sabar ya, Mama janji akan cari waktu luang biar kita bisa jalan-jalan." Yerin mengukir senyum kecil di wajahnya.
"Janji, Ma?" Tanya Yeonjun.
"Janji, sayang." Yerin mengangguk kemudian menutup pintu kamar putranya.
***
Yerin sudah menyelesaikan makan malamnya dan sudah berberes. Setelah itu biasanya ia menyempatkan diri untuk mengobrol bersama Mama dan juga adiknya, Eunha di ruang santai. Setelahnya, ia masuk ke kamarnya sendiri. Wanita 34 tahun itu duduk di tepi ranjangnya kemudian meraih kalender yang terletak di atas nakas.
"Minggu ini kepergian kamu yang ke 4 tahun. Gak kerasa banget." gumam Yerin melihat tanggal minggu ini yang ia lingkari.
"Sebenarnya, aku kewalahan harus jadi Ibu dan Ayah sekaligus untuk Yeonjun, Nu. Rasanya aku belum berhasil menjadi orang tua yang baik untuk anak kita." Yerin menghela nafasnya ringan kala melihat bingkai foto dirinya dan Wonwoo.
"Yeonjun sering cerita kalau dia sering iri lihat temen-temennya bisa main sama Papanya. Aku sedih kalau Yeonjun terkadang harus cemburu dengan teman-teman yang punya keluarga lengkap." kedua mata Yerin nampak berkaca-kaca.
"Nu, apa aku boleh cari laki-laki lain lagi? Aku dan Yeonjun butuh sandaran. Kalau kamu ngizinin, kamu harus pertemukan aku dengan laki-laki yang baik seperti kamu. Kalau kamu ga ngizinin, kamu harus jaga keluarga kita dari atas sana. Ya?" air mata Yerin tidak bisa dibendung lagi, air matanya pun mengalir deras begitu saja.
Yerin bukan tipe wanita yang cengeng, ia adalah wanita yang kuat dan tegar. Hanya saja, terkadang dirinya tidak bisa menahan emosinya dan menangis sendirian di kamar. Semuanya mengenal Yerin sosok yang ramah dan ceria, tapi dibalik itu dirinya menahan banyak beban hidup.
***
Di waktu yang sama, Taehyung sedang bernostalgia dengan masa-masa kuliahnya. Foto-foto lama saat menjalankan organisasi, bermain bersama, berkemah bersama, dan yang lainnya ia lihat di laptopnya. Sesekali pria itu tertawa, momen-momen itu sangat ia rindukan dan ia cukup senang mendapat masa muda yang menyenangkan, walaupun tidak dengan masalah percintaan.
***
15 tahun yang lalu, Taehyung sang mahasiwa semester 4 itu pernah menyukai Yerina Adriana yang berstatus sebagai mahasiswa baru. Ketertarikan itu bukan tanpa sebab, Yerin adalah sosok yang ceria, bijak, dan dewasa, membuat Taehyung tidak bisa menahan diri padahal dirinya tau gadis itu sudah punya kekasih."Kenapa dah Tae? Melamun mulu daritadi?" tanya Jimin, teman dekatnya. Beberapa teman Taehyung sedang mengerjakan tugas bersama di rumahnya.
"Gue lagi dilema, Jim." jawab Taehyung yang tidak bisa berkonsentrasi.
"Galauin siapa? Cewek mana?" celetuk Taeyong.
"Gue pengen nanya deh, salah gak sih suka sama cewek orang?" tanya Taehyung, jelas saja mengejutkan teman-temannya itu.
"Gila? Lo suka cewek siapa? Jangan ngada-ngada!" sembur Baekho.
"Jawab dulu pertanyaan gue lah!"
"Kalo pandangan gue gak salah sih Tae, yang namanya udah perasaan siapa yang bisa ngatur sih? Kalau udah suka sama orang yang udah punya pacar, mundur pelan-pelan aja deh." jawab Jimin diikuti anggukan yang lain.
"Gak baik Tae kalau perasaan itu lo seriusin. Bisa bahaya, jangan sampe deh gue dengar lo ngerebutin cewek orang." kata Taeyong yang mendapat lototan Taehyung.
"Gak lah! Gue gak senekat itu kali." Taehyung menggeleng.
"Emang siapa sih cewek yang lo taksir itu? Angkatan kita?" tebak Baekho namun Taehyung menggeleng.
"Siapa dong?" semuanya penasaran dengan sosok gadis yang berhasil merebut perhatian teman mereka.
"Hm..." Taehyung sempat ragu untuk mengatakan kebenarannya.
"Anu... Yerina Adriana." jawab Taehyung sembari menggaruk tengkuknya dan tersenyum simpul.
"Maba yang kalau senyum manis banget itu?" semuanya terkejut mendengar pernyataan Taehyung barusan.
"Iya." Taehyung mengangguk.
"Ya emang manis dan cantik sih anaknya, ramah pula. Tapi udah ada pawangnya." Baekho mengangguk kecil.
"Tapi inget dah Tae, Yerina udah punya cowok, jangan kepikiran buat deketin. Cewek lain yang mau sama lo banyak noh." kata Jimin.
"Ck, susah sih. Tapi yaudah gue bakal coba buat ga jatuh terlalu dalem." Taehyung mengangguk pasrah sembari menghela nafasnya berat.
"Yaudah gak usah galau-galau lagi lah, selesaiin buru tugasnya udah malem banget." omel Taeyong.
"Siap, Pak!" semuanya tertawa kecil kemudian kembali melanjutkan kembali pekerjaan mereka.
Nyatanya Taehyung tidak bisa menghentikan ataupun melupakan perasaan itu. Jarang ia bisa menyukai wanita dengan cepat. Yerin benar-benar berbeda dengan gadis kebanyakan, Yerin sosok yang istimewa. Hanya saja Taehyung tidak berhak untuk merebut posisi Wonwoo yang notabene adalah salah satu orang terpenting dalam kehidupan Yerin.
Done part 3! Silahkan votement chingudeul :*
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Second Marriage ; Yerin x Taehyung
FanfictionYerina harus hidup sebagai single parent bagi Yeonjun sebab suaminya Wonwoo pergi mendahuluinya beberapa tahun yang lalu. Sulit bagi Yerina untuk kembali membuka hati karna masih mencintai Wonwoo. Taehyung seniornya saat masih kuliah berniat mendeka...