Sekarang Raisa berada di depan lemari bajunya, ia sedang sibuk memilih-milih baju yang pas untuk mengunjungi kantor yang akan ia tempati sementara waktu. Matanya terpaku pada stelan formal berwarna pink yang menarik perhatiannya, tanpa berpikir panjang ia segera memakai pakaian itu. Celana kain panjang diatas mata kaki berwarna pink itu ia padukan dengan kemeja putih polos dan tak lupa blazer nya yang berwarna pink pula.
Ia berdiri di depan cermin yang memantulkan dirinya yang menurutnya sangat cantik dan pas dengan stelan itu. Ia senyum-senyum sendiri melihatnya, kemudian ia mengambil make up dari dalam tas mini miliknya.
Ia memoleskan bedak pada wajahnya dengan tipis, lalu menggunakan maskara pada bulu mata lentiknya dan tak lupa ia memoleskan liptint berwarna pink muda pada bibirnya.
Langkah terakhir ia menggeraikan rambut panjangnya, cukup dengan menata sedikit . Perfect!
Ia sudah terlihat seperti wanita karir. Sekira telah siap, ia melangkahkan kakinya keluar kamar dan siap menuju ke tempat tujuannya.
-
Dimas dan Oliv sedang menonton televisi, tidak-tidak sepertinya televisi yang menonton mereka. Lihatlah, mereka berdua sibuk dengan ponsel nya masing-masing.Mendengar langkah kaki yang sepertinya menuju mereka, dengan kompak Dimas dan Oliv menatap empu pemilik langkah kaki tadi. Tepat di depan mereka, Raisa berdiri dengan stelan formal berwarna pink yang dipadukan dengan kemeja putih polos serta senyum yang tak luntur dari wajah cantik Raisa
Dimas mengangkat sebelah alisnya seraya memperhatikan Raisa dari ujung kaki sampai ke ujung kepala dengan heran. Pasalnya kenapa Raisa menggunakan pakaian formal seperti ini?
Sedangkan Oliv, ia memandang Raisa dengan mata yang tak berkedip sama sekali. Raisa cantik banget, batin Oliv.
"Ehkem.." Raisa berdehem memecahkan keheningan
"Bagaimana penampilan gue? Bagus gak?" Lanjut Raisa dengan memutar-mutarkan badannya."Waw! Luar biasa.." Dimas menggantungkan perkataannya "itu sangat tidak cocok dengan lo!?" Lanjutnya sambil menyenggol lengan Oliv dengan maksud mengatakan seperti dirinya.
"Ah ya.. ini sangat tidak cocok denganmu" ucap Oliv dengan mengikuti perkataan Dimas barusan
Senyum manis di wajah Raisa langsung murung dan pergerakan yang ia lakukan seketika terhenti.
Oliv yang melihat perubahan pada wajah Raisa ia terkekeh pelan "kita cuman bercanda kok" ucapnya wajah Raisa yang tadinya murung kembali ceria kembali.
"Mau kemana? Rapih amat dan tumben dandan?" Tanya Oliv
"Hari ini gue akan pergi ke salah satu perusahaan yang akan menjadi tempat magang gue sementara waktu nanti" jelas Raisa dengan semangat yang membara
"Wahh, semangat ya! Semoga lo suka dengan tempat magangnya" ucap Oliv memberi semangat dan Dimas hanya mengangguk setuju
"Oke. Ohya, gue pergi dulu ya soalnya takut kesiangan, bye" pamit Raisa dengan terburu-buru.
-
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Raisa, karena hari ini adalah hari dimana ia akan mengenal lingkungan tempat magangnya seperti training istilahnya.
Sesampainya Raisa di depan gedung tinggi di depannya, ia menghembuskan nafasnya pelan. Martinez group, itulah nama perusahaan yang akan menjadi tempat magangnya.
Ntahlah apa yang membuatnya semangat seperti ini. Setelah puas menatap bagian depan perusahaan ini, ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam untuk menemui pembimbingnya dan melihat siapa teman sekelasnya yang akan menjadi teman magangnya disini.
-
Sekarang pukul 13.00 siang Nabila, Dion dan Fahri yang merupakan teman kelas yang menjadi teman di tempat magang Raisa sedang mendengarkan penjelasan yang di sampaikan oleh bu Eka.
"Oke, untuk perkenalan hari ini cukup sampai disini dan sampai bertemu di hari esok. Saya pamit duluan" pamit Bu Eka selaku guru pembimbing.
Selepas kepergian Bu Eka, Raisa pamit pulang kepada temannya karena ia sangat lelah pada hari ini. Raisa berjalan dengan anggun dan santai menuju parkiran untuk mengambil motornya.
Sesampainya di parkiran, ia langsung menggunakan helm untuk melindungi kepalanya dari kejadian yang ia tak tau apa yang akan terjadi pada waktu ke depan. Setelah itu ia menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, karena matahari siang ini cukup membuat kulitnya seperti terbakar.
-
"Lo makan apa liv?" Tanya Dimas yang tiba-tiba memasuki dapur dan mendapati Oliv yang sedang mengaduk-aduk makanan yang ada di mangkuk.
"Mie ramen" jawab Oliv tanpa melihat Dimas yang disampingnya seraya menggulung-gulungkan mie nya di garpu.
"Gue minta dikit ya" ucap Dimas sambil langsung merebut mangkuk makanan Oliv tanpa permisi dengan santai.
"Dimas?! lo-? " Oliv menggantungkan perkataannya sambil memejamkan matanya sebentar "Kalo mau ya masak sendiri dong" lanjut Oliv sambil menarik kembali mangkuk makanannya yang belum sempat dimakan oleh Dimas.
"Minta sedikit liv, sesuap doang" Dimas memohon sambil menarik paksa mangkuk makanan milik Oliv.
"Buat saja sendiri" ucap Oliv sambil menariknya kembali mangkuknya.
"Kok lo pelit banget sih? Gue cuma minta dikit kok" ucap Dimas yang masih betah menarik paksa mangkuk makanan Oliv karena mangkuknya masih ditahan kuat oleh Oliv. Dan terjadilah tarik menarik mangkuk tersebut.
"Kembalikan dim, ini punya gue" ucap Oliv sambil mempertahankan mangkuknya yang sedang ditarik paksa oleh Dimas, pasalnya ia sudah sangat kelaparan sejak tadi.
Dikarenakan Dimas mulai jengah dengan tingkah Oliv yang pelit, dengan gemas Dimas menggigit tangan Oliv.
"Akhhh" teriak Oliv sakit dan tanpa sadar melemparkan pegangan tangannya dari mangkuk
dan byurrrr...
Dan akhirnya mangkuk tersebut jatuh ke bawah perut Dimas.
"Ohh tidak akhh akhh akhh airnya ngeresap bego, akh akh" teriak Dimas kencang, karena merasakan ngilu didalam celananya.
"Dimas, lo gak papa? Gue panggilin ambulan ya" ucap Oliv panik sambil menelpon ambulan dan Oliv masih bisa mendengar suara teriakan dari Dimas yang kesakitan.
-
Oliv dan Dimas pun sampai di rumah sakit dengan keadaan Dimas yang didorong suster di atas brankar menuju UGD.
"Dimas, maafin gue. Gue gak sengaja, lagian kenapa juga lo gangguin gue yang lagi makan" ucap Oliv membela dirinya sambil memelas kepada Dimas.
"Oliv, gue akan bunuh lo" teriak Dimas diiringi ringisan kesakitan.
"Suster, apakah aku akan menjadi lelaki yang tak berguna sekarang? akhhh," tanya Dimas kepada suster yang mendorong brankar nya.
Oliv yang melihat itu pun hanya bisa meminta maaf terus menerus kepada Dimas. Sampailah mereka di UGD, dengan sigap seorang dokter langsung menghampiri, tetapi dokter yang ada hanyalah dokter wanita.
"Dimas? apa yang terjadi denganmu?" tanya dokter wanita itu yang tak asing dengan wajah pasiennya.
"Si-siapa kau?" tanya Dimas, dengan memejamkan mata sambil menahan rasa sakit tanpa melihat wajah dokter yang menanganinya.
"Ini saya Rika, boss mu di cafe"
**
JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND COMENT YAA GUYSS....
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Baby [COMPLETED]
Novela Juvenil[Proses Revisi] Persahabatan antara Oliv, Raisa, Naufal dan Dimas tak asing lagi ditelinga murid SMA Nusa Bangsa. Bagaimana bisa Oliv yang kalem dan pintar dipertemukan dengan Raisa yang super heboh namun pintar. Dan seorang Naufal yang dingin kepad...