Part 20 ~ Bertepuk Sebelah Tangan

2.9K 163 0
                                    

Langit malam yang indah menjadi saksi bisu pada malam ini. Kedua insan yang sedang duduk di halaman belakang saat ini hanya raga nya saja yang hadir tetapi jiwa nya melayang ntah kemana.

Dalam keheningan yang tercipta dalam jarak yang dekat seperti sekarang ini membuat mereka kedua mendadak menjadi canggung. Mungkin karena mereka sudah peka terhadap perasaan sendiri.

"Ekhem.." Dimas berdehem sambil menggaruk lengannya yang tak gatal

Raisa tersadarkan lalu ia membenarkan rambutnya yang sebenarnya sudah rapih

"Tumben diem? Biasanya juga ngerocos?" Tanya Dimas yang bermaksud bercanda

"Maksud lo gue suka ngomel-ngomel gak jelas gitu?!" Serang Raisa balik

"E-eh bukan gitu elahh sensi amat" ucap Dimas pelan

"Hm lo haus gak? Gue ambilin ya" tawar Dimas mengalihkan pembahasan yang langsung beranjak dari duduknya lalu masuk ke dalam lewat pintu belakang

Dimas berjalan santai menuju kulkas lalu mengambil jus jeruk kemasan 2 botol untuk Raisa dan dirinya, disaat ia akan membalikkan badannya, tiba-tiba..

"Den" seseorang memanggilnya

Hampir saja ia melemparkan kedua botol itu ke orang yang memanggil nya tiba-tiba.

"E-eh!! Bi Rina tumben belum balik jam segini?" Tanya Dimas yang melihat jam di pergelangan tangannya dengan sedikit kaget pasalnya tadi saat ia membuka kulkas belum ada bi Rina yang tiba-tiba muncul.

"Iya den, non Oliv minta bantu saya buat jagain Rey sebentar" ucap bi Rina

"Oliv kemana emang?" Tanya Dimas heran

"Ohh katanya sih non Oliv pergi keluar kerja kelompok" jelas bi Rina

"Ohgitu, yaudah saya mau ke halaman belakang dulu" pamit Dimas dan bi Rina hanya membungkukkan badannya sedikit sebagai jawaban

"Lama banget" protes Raisa yang melihat Dimas berjalan menuju ke arahnya

"Heheh gue ketemu bi Rina tadi" ucap Dimas

"Loh? Bi Rina belum pulang?" Tanya Raisa

"Belum, katanya Oliv yang nyuruh buat jagain Rey. Oliv kerja kelompok katanya" jelas Dimas lalu memberikan satu botol jeruk ke Raisa

"Thank's" ucap Raisa sambil membuka tutup yang bersegel

"Eh gue heran deh.. si Naufal yang pendiem gitu pernah pacaran" Dimas memulai pembicaraan dengan memandang lurus ke arah langit malam

"Iya gue juga hampir gak percaya kalo dia punya pacar" ucap Raisa

"Ohiya ngomong-ngomong tentang pacar, sejak lu kuliah lu pernah dideketin sama cowok kagak?" Tanya Dimas sambil menolehkan kepalanya

"Woiya jelas dong secara gue cantik yakan?" Raisa dengan mengibaskan rambutnya kebelakang

"Iya lu cantik" gumam Dimas pelan

"Lu bilang apaan? Gue gak denger" tanya Raisa yang hanya mendengar suara Dimas yang samar-samar

"Gue gak ada bilang apa-apa" alibi Dimas

"Kalo lu gimana? Kan lu sekarang kuliah nih, katanya anak cewek arsitek cantik-cantik" Tanya Raisa balik

"Beuhh jangan ditanya itu mah, cewek disana itu pada cantik-cantik, bening, mulushh, bohay" ucap Dimas dengan memperagakan lekuk tubuh

Tanpa sadar Raisa meremas botol minum yang ia pegang, yaiyalah nih orang jujur banget pikirnya

"Ditambah dengan make up mereka yang mungkin menurut mereka bagus kali ya. Tapi gue mikir, nih kampus gue buat nyari ilmu apa buat ajang pencari bakat?" Ujar Dimas dengan meletakkan jari telunjuknya di dagu seolah seperti berpikir

Stray Baby [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang