"Ekhem! Kalian ngapain disini?" tanya Naufal.
Raisa yang melihat ternyata ada Naufal dan Oliv yang berdiri di depan pintu, Raisa pun langsung Refleks memukul lengan Dimas dengan kuat "pergi sana" ucap Raisa yang langsung pergi meninggalkan Dimas dan melewati kedua sahabatnya yang masih bingung dengan apa yang terjadi.
"Raisa kenapa? kok tiba-tiba marah?" tanya Oliv. Dimas pun hanya diam sambil meringis sakit memegang tangannya yang habis dipukul oleh Raisa tadi. Sebenarnya tidak sakit, itu hanya aktingnya saja agar tidak ketahuan.
"Lo berdua gak bisa akur banget sih, heran gue" ucap Naufal.
syukurlah ternyata kita berdua tidak ketauan sa batin Dimas.
Setelah itu mereka bertiga langsung masuk kedalam rumah. Naufal dan Oliv yang melanjutkan tujuan mereka untuk menonton televisi sedangkan Raisa dan Dimas mereka sudah masuk ke dalam kamar masing masing.
"Enaknya nonton film apa ya fal?" Tanya Oliv yang sedang memilih kaset dengan berbagai genre
"Film ini aja nih" Naufal mengambil kaset yang berjudul IT , itu lohh yang badut ituu..
Oliv mengangguk setuju, lalu ia memasukkan kaset tadi ke dalam DVD.
Di tengah-tengah film Oliv sudah mengerti apa maksud dari simbol seperti balon dan telur paskah yang dimana jika seseorang mendapati dari salah satunya maka badut itu akan muncul dihadapannya, tanpa sadar Oliv meremas erat pergelangan tangan Naufal karena saking takutnya ia, padahal sang badut belum juga menampakkan wujudnya.
Naufal yang merasa pergelangan tangannya di remas erat secara tiba-tiba seperti itu merasakan panas di tangannya dan ia menolehkan kepalanya ke Oliv lalu mengangkat sebelah alisnya dengan heran nih orang kenapa ngeremas tangan gue sih? Panas nih panass tangan gue mah, Naufal membatin.
Ada yang mengatakan bahwa penyesalan itu berada di akhir, bila di awal namanya pendaftaran, kini Oliv menyesali karena sudah menyetujui pilihan Naufal. Tapi sudahlah, penyesalan itu tak akan timbul jika pada satu setengah jam yang lalu ia refleks mengangguk.
Fyuhh film ini selesai juga, itulah yang ada di dalam pikiran Oliv saat ini. Jika ia tau kalo filmnya menyeramkan dan menegangkan maka ia tak perlu menyetujui pilihan Naufal. Sudahlah gaess bahas itu mulu, pusing kepala gue..
Setelah melewati film tadi, Oliv merasa perutnya meronta-ronta minta diisi. Ia berdiri lalu meregangkan otot-ototnya, ia memutarkan badannya ke kiri dan ke kanan layaknya ia akan memulai senam pada pagi hari.
Naufal yang menyadari Oliv sudah berdiri kini ia merasa heran lagi saat melihat Oliv yang meregangkan otot-ototnya, padahal pada satu setengah jam yang lalu mereka hanya duduk diam dan menikmati film yang ditayangkan bukannya lari marathon.
"Mau kemana liv?" Tanya Naufal
"Ke dapur, gue mau masak mie. Lo mau gak?" Tawar Oliv
Naufal seperti tampak sedang berpikir, padahal ia hanya perlu menjawab YA atau TIDAK, bukan disuruh mengerjakan soal fisika yang cukup menguras tenaga.
5 menit Oliv berdiri di depan sofa, tumitnya terasa seperti ada jarum-jarum halus yang berada di dalamnya. Oliv tercengang dikala Naufal hanya mengangguk sebagai jawaban. WHAT?!! CUMA DIRESPON DENGAN ANGGUKAN DOANG MIKIRNYA 5 MENIT?!? WARAS GAK NIH TEMEN GUE???? teriak Oliv dalam hati. Setelah itu ia melangkahkan kakinya menuju dapur lalu memasak mie untuknya dan Naufal.
-
Paginya, kini Rey bangun awal ntah apa yang membuatnya menjadi semangat untuk bangun awal. Yang biasanya ia hanya menjawab seadanya, beda pada pagi ini, bahkan ia tak segan untuk menyapa empat sekawanan ini, bahkan bi Rina yang melewatinya yang sedang duduk di kursi meja makan sebanyak 5x pun tetap ia sapa.
Seperti sekarang Oliv, Raisa, Naufal, Dimas beserta Rey sudah duduk di kursi masing-masing sedang menyantap makanan yang disajikan oleh bi Rina.
Dimas yang baru saja menyadari bahwa ada yang beda dengan tampilan Rey, yang biasanya urakan jika bangun tidur, tetapi pagi ini ia sudah mendapati Rey dengan baju santainya tapi dimata seorang Dimas kalo itu baju buat jalan-jalan, eitss bukan hanya itu saja, lihatlah rambut yang biasanya tak beraturan, tetapi pada pagi ini sudah rapi yang Dimas tebak Rey menggunakan gel untuk rambut.
"Wihhh seger banget tuh muka, kalo gini kan adem gue liatnya" puji Dimas yang melirik Rey
Tak hanya sampai disitu, Dimas tetap akan mengutarakan pertanyaan yang banyak "Wihh tumben nih adeknya bang Dimas rapi gini. Mau kemana?" Tanya Dimas
"Iya dong, Rey lagi semangat nih. Kan bang Naufal dan bang Dimas udah janji mau ngenalin Rey dengan yang namanya sekolah" ucapan polos Rey membuat Dimas dan Naufal tersedak bersamaan
"I-iya abang gak lupa" Dimas gugup, karena ia lupa telah berjanji pada bocah kecil ini.
"Cepat habiskan makanannya, nanti kita pergi jalan ke sekolah" ucap Naufal dengan tegas
"kak Raisa sama kak Oliv gak diajak ni?" tanya Raisa pada Rey.
"gak kak raisa. ini urusan laki laki" ucap Rey dengan nada sombongnya. semua yang mendengar itupun tertawa. Sebenarnya Raisa sama Oliv mau ikut tapi mereka harus ke kampus hr ini. mengingat mereka sudah hampir selesai jadi mereka akan sangat sibuk.
"Rey udah ni bang" ucap Rey semangat. padahal Naufal dan Dimas belum selesai dengan makannya. Tetapi melihat Rey langsung turun dari kursinya dan langsung keluar. Dengan cepat Naufal dan Dimas menyusulnya. Padahal mereka masih belum selesai dengan makanannya. Jika mereka tidak menyusulnya segera. Mungkin Rey akan merengek menangis.
Mereka sengaja tidak naik mobil atau pun motor. Mereka lebih memilih berjalan kaki. Agar Rey juga mengingat dimana letak sekolahnya itu. Diperjalanan Rey terlalu banyak berbicara. Entah banyak sekali yang di tanyakannya. ketika melihat sesuatu yang tak pernanh di lihatnya di lingkungan luar. memang Rey jarang keluar rumah. Dia lebih banyak mengahabiskan waktu di dalam rumah.
**
Hai guys...
maaf ya part yang ini telat soalnya tadi malam jaringan di rumah aku gak ada..Enjoy ya...
jangan lupa FOLLOW, VOTE and COMENT..
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Baby [COMPLETED]
Novela Juvenil[Proses Revisi] Persahabatan antara Oliv, Raisa, Naufal dan Dimas tak asing lagi ditelinga murid SMA Nusa Bangsa. Bagaimana bisa Oliv yang kalem dan pintar dipertemukan dengan Raisa yang super heboh namun pintar. Dan seorang Naufal yang dingin kepad...