Part 33 ~ Rival

1.9K 116 4
                                    

"Baringkan anak itu dengan hati-hati, karena dia sangat berharga untuk sekarang" perintah Bryan pada antek-anteknya. Setelah anteknya meletakkan seorang anak kecil diatas kasur yang empuk, ia pamit untuk keluar.

Bryan mendekati anak kecil yang masih dibawah pengaruh obat tidur itu lalu mengamati wajahnya, wajah yang sangat tampan batin Bryan.

"Lihat dan saksikan orang yang akan berlutut di depanku nanti, anak kecil" gumam Bryan dengan pelan lalu melangkah keluar kamar.

-

Rio masuk dengan terburu-buru kehadapan Bram, bukan ia tak sopan terhadap atasan tetapi sekarang ia sedang datang sebagai sahabat untuk saat ini.

Bram melihat Rio yang masuk keruangan nya terburu-buru bahkan tak sempat mengetuk pintu terdahulu, sudah ia pastikan pasti ada hal yang penting.

Rio mengatur nafasnya sebelum ia berbicara "Bram, dia belum pulang kerumah dari sekolahnya" ucapan Rio seketika membuat Bram menegang dan tanpa ia sadari tangannya mengepal.

"Aku tau siapa dalang dibalik semua ini" Bram menggeram lalu ia menggebrak mejanya.

"Kita ke rumah Bryan sekarang!" Perintah Bram dengan mata yang penuh kemarahan.

Rio mengangguk lalu segera mempersilahkan Bram untuk keluar dahulu lalu ia mengekori dari belakang.

-

Oliv dan Raisa sampai di rumah terlebih dahulu, lalu disusul Naufal dan Dimas. Setelah bi Rina menghubungi Oliv dan memberitahu kejadian tadi, Oliv segera menelepon Naufal dan Dimas untuk segera pulang.

"Kenapa bisa gak ada?" Tanya Naufal pada bi Rina

"M-maafin bibi den, bibi lupa menjemput den Rey" ucap bi Rina sembari menundukkan kepalanya

"Bagaimana bisa bibi lupa?!" Tanya Dimas dengan frustasi

"M-maaf den, bibi gak lihat jam saat bersih-bersih rumah jadi lupa waktu" jelas bi Rina dengan menundukkan wajahnya

Dimas mengusap wajahnya dengan kasar, sementara Raisa dan Oliv menangis dengan memikirkan keadaan Rey saat ini.

Bagaimana Rey diculik?!

Bagaimana orang jahat itu melukai Rey?!

Bagaimana jika Rey menangis?!

Bagaimana jika orang jahat itu meninggalkan Rey di jalanan yang sepi?!

Bagaimana jika orang jahat itu tega membiarkan Rey di tengah hutan yang penuh dengan hewan buas?!

Dan masih banyak pikiran negatif yang bersarang di benak Oliv dan Raisa.

"M-maafin gue, kalo aja g-gue gak nyuruh bi Rina untuk jemput Rey, s-semuanya gak bakal begini"

Semua pandangan dialihkan ke Raisa, Raisa menangis sesenggukan dengan kepala yang tertunduk.

"Bukan salah lo sa, ini juga salah gue. Gue yang nyuruh bi Rina buat jemput Rey" ucap Oliv

"M-maafin gue" lirih Raisa dengan air mata yang masih berlinang

"Seharusnya tadi gue nyempetin buat jemput Rey" lirih Raisa yang masih menyalahkan dirinya

"Bukan salah lo sa, lo gak salah yang salah itu gue" Oliv menenangkan

"Gak liv!! Ini salah gue!?" Teriak Raisa dengan histeris

"CUKUP!! Berhenti buat nyalahin diri lo sendiri Raisa!! Bukan cuma lo yang salah, kita semua yang disini juga SALAH!! Karena udah lalai terhadap Rey!" Bentak Naufal membuat Raisa mengatupkan bibirnya dengan rapat

Stray Baby [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang