Part 36 ~ Mobil Hitam

2K 100 20
                                    

Rey bangun dari tidurnya, ia meregangkan tangannya lalu ia beranjak dan masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Setelah mencuci muka, ia menuju pintu kamar tetapi saat ia memutar knop pintu ternyata pintunya terkunci, sepertinya dikunci dari luar. Rey menghela nafasnya pelan lalu ia membuka gorden kamarnya dan saat itulah cahaya matahari menembus masuk ke kamar dan seketika kamarnya menjadi terang benderang. Ia juga baru menyadari bahwa rumah Bryan ini berada tak jauh dari jalanan raya jika dilihat dari atas.

Rey melihat jalanan dibawah sana yang dipenuhi mobil-mobil dan juga motor, ia sedikit terhibur melihatnya. Ia juga merasakan gerah, jadi Ia memutuskan untuk ke kamar mandi.

Ia melihat cara Alex menghidupkan shower dan melihat bagaimana cara mengisi bathup. Setelah ia mengisi bathup lalu ia masuk ke dalamnya. Tak lupa tadi ia memberikan sabun agar menghasilkan busa.

Setelah berendam ia membilas badannya lalu mengeringkan badannya menggunakan handuk kering yang sudah tersedia. Sudah rasa badannya kering, ia menggunakan baju yang tadi ia pakai.

Rey itu bukan anak manja, ia sudah diajarkan oleh kakak dan abangnya untuk mandiri. Lihatlah jarang sekali anak seumuran Rey sudah bisa mandi sendiri, mengeringkan badannya sendiri bahkan menggunakan baju sendiri.

Raganya boleh kecil seperti anak pada umumnya, tetapi pikirannya melampaui anak pada seumurannya. Sungguh pengajaran kakak dan abangnya tak sia-sia.

Jika mengingat kakak dan abangnya, Rey jadi rindu pada mereka. Ohh hayolahh, Rey juga punya hati gaesss..

-

"Bagaimana anak itu? Apakah merepotkan mu?" Tanya Bryan yang sedang sarapan di ruang makan

"Lumayan pak, ia juga sangat lincah" ucap Alex

"Yayaya, sayang sekali anak itu, yang semestinya anak seumuran dirinya sedang bermain dengan teman-temannya. Tetapi untuk saat ini ia harus menjadi sandraan untuk ayahnya" Bryan prihatin

"Jaga dia dan buat dia betah disini. Jangan sampai dia coba untuk kabur" lanjut Bryan dengan nada perintah pada Alex

"Baik pak"

"Kalau begitu saya pergi dulu" pamit Bryan dan Alex hanya menunduk badannya tanda hormat.

-

Pandangan Rey teralihkan saat mendengar suara kunci yang diputar. Saat itu pintu terbuka dan menampakkan Alex yang membawa nampan lalu menutup kembali pintu kamar. Ia berjalan menuju sofa yang ada di dalam kamar lalu ia letakkan di atas meja.

Rey yang melihat itu menghampiri Alex, seketika perut Rey berbunyi membuat Alex terkekeh.

"Sini sarapan dulu" panggil Alex

Rey tergiur melihat isi nampan yang dibawa Alex , ada nasi goreng plus telur ceplok, lalu ada roti bakar sepertinya selai coklat karena coklatnya ada keluar sedikit dan juga segelas susu vanilla.

Rey membaca do'a sebelum makan lalu ia menyesap sedikit susu hangat sebelum melahap nasi gorengnya. Rey makan dengan telaten, karena ia juga diajarkan bagaimana jika ia makan sebagai tamu.

Alex hanya memperhatikan Rey yang sedang makan dengan telaten, ia juga baru sadar bahwa Rey memiliki jiwa yang dewasa. Ia melihat meja sekitaran piring Rey, ia tak melihat sebiji nasi pun yang keluar dari piringnya. Alex sangat memuji anak sepintar Rey, dan ada rasa menyesal ia yang disuruh untuk menculiknya. Tetapi yasudahlah nasi telah menjadi bubur dan bubur takkan pernah menjadi nasi lagi..

Sarapan Rey ditutup dengan ia menghabiskan susu hangatnya, kemudian ia mengelap sekitaran bibirnya yang berminyak. Setelah itu Alex segera mengemasi nya, lalu ia keluar dari kamar.

-

"Permisi pak, bapak ada liat anak laki-laki umur lima tahunan?"  Tanya Oliv dengan menunjukkan foto Rey yang ada di ponselnya

"Maaf mbak, gak ada" jawab bapak itu

"Permisi bu, ibu ada liat anak laki-laki umur 5tahunan?"  Tanya Oliv dengan menunjukkan foto Rey yang ada di ponselnya pada orang yang berbeda

Ibu itu hanya melambaikan tangannya yang tandanya 'tidak ada'

Oliv tak berputus asa, karena ia sudah bertekad hari ini ia harus mendapatkan informasi tentang hilangnya Rey.

"Permisi pak, bapak ada liat anak laki-laki umur lima tahunan?"  Tanya Oliv dengan menunjukkan foto Rey yang ada di ponselnya pada bapak-bapak yang sedang memotong rumput di depan pagar, sepertinya penjaga sekolah, dan ya itu adalah pak Adi

"Hm saya ada liat kemarin" ucapan pak Adi membuat mata Oliv membulat

"Yang benar pak? Dimana pak?" Cercah Oliv tak sabar

"Setiap saat pulang sekolah, anak ini suka nunggu jemputan di depan pos. Jadi kemarin saat saya mengunci kelas-kelas anak ini masih duduk disitu sampai ketika ada dua pria dewasa yang duduk didekatnya. Terus pria itu membawa anak ini dan saya pikir itu jemputannya" jelas pak Adi

"Bapak inget gak gimana persis ciri-ciri kedua orang itu?" Tanya Oliv

"Aduh gak inget neng. Yang saya inget cuma mereka pake baju serba hitam gitu dan juga mobilnya warna hitam" ucap pak Adi

"Terima kasih atas informasinya ya pak" ucap Oliv lalu ia sedikit menjauh dari pak Adi lalu ia mengotak-atik ponselnya dan menelpon sahabatnya.

"Ngumpul di taman dekat sekolah Rey sekarang!" Perintah Oliv lalu ia mematikan sambungan telponnya. Ia segera menuju ke taman yang tak jauh darinya.

Oliv duduk di bangku taman, dengan mencatat beberapa info yang ia dapatkan dari pak Adi di note ponselnya. Oliv mengalihkan pandangannya dari ponsel kala ada yang memanggilnya dan Oliv hanya melambaikan tangannya.

"Ada apa?" Tanya Raisa yang sudah duduk di samping Oliv

"Gue udah dapet sedikit info tentang hilangnya Rey" ucapan Oliv membuat mata Dimas dan Raisa melebar sedangkan Naufal hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Gue dapet dari pak Adi sebagai penjaga sekolah. Katanya Rey dijemput oleh dua pria dewasa yang menggunakan baju serba hitam" jelas Oliv

"Security maksud lo?" Tanya Dimas

"Bukan!? Tapi seperti bodyguard!!" Ucap Oliv membuat Raisa menutup mulut dengan kedua tangannya

"Sepertinya penjelasan dari Dimas semalam ada benarnya" ucap Naufal

Dimas menepuk-nepuk dada layaknya pahlawan, hemmm..

"Juga katanya, mereka pergi menggunakan mobil hitam" lanjut Oliv

"Di Jakarta yang punya mobil hitam gak cuma mereka doang, mobil gue juga warna hitam kalo kalian lupa" celetuk Dimas dengan memutarkan matanya dengan malas

Mereka berpikir sejenak, bagaimana cara menemukan mobil yang dimaksud Oliv tadi.

Dimas menjentikkan jarinya "Gue tau gimana cari tau itu mobil siapa"

**
JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND COMMENT YAA GUYS...

Stray Baby [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang