"Bang Dimas!? Kenapa gak bangunin Rey sih?!!" Kesal Rey saat turun dari tangga. Tadi malam Rey memang meminta untuk di bangunkan awal karena dia mau nonton film kartun kesukaannya.
"Bang Dimas lupa" ucap Dimas santai sambil menonton TV dan memakan cemilan yang ada di tangannya.
Karena kesal dengan jawaban Dimas, Rey merebut remot TV yang ada di tangan Dimas lalu mengganti siaran TV nya.
Sempat beradu tarik tarikkan remot antara Dimas dan Rey. Memang mereka berdua seperti susah akur, tapi itu hanya sekedar gurauan saja. Karena jika mereka kelai itu tak berangsur lama, palingan nanti Rey yang menegur Dimas duluan seperti tidak terjadi apa apa sebelumnya.
Karena kesal Dimas pun langsung pergi ke dapur berniat untuk makan makanan yang udah di masak bi Rina. Tetapi saat di dapur ia tak menemukan bi Rina, mungkin sedang mencuci baju atau tidak sedang menjemur baju di atas.
Dimas makan dengan tangan yang satunya sibuk bermain game di hpnya. "Hai" sapa Raisa yang baru memasuki dapur berniat untuk makan juga.
"Ohh hai. Kamu mau kemana?" tanya Dimas yang melihat Raisa sudah rapi dengan pakaiannya. Sambil makan raisa memberitahu kalau dia akan ke kampus, sama seperti Oliv ia akan menyerahkan laporan akhir nya.
"Nanti malam mau jalan gak?" tanya Dimas.
"Boleh" jawab Oliv sambil senyum senyum. Setelah makanan Raisa habis, Raisa pun beranjak pergi ke kampus dengan motornya. Dimas sebenarnya ingin mengantarnya ke kampus, tapi mengingat Rey yang sedang sendirian dan ia tidak mungkin meninggalkan Rey. Bagaimana dengan bi Rina? Rey tidak terlalu dekat lagi sama bi Rina, pasti dia akan tetap mencari kita berempat.
Dimas sengaja melambatkan makannya, daripada ia harus beradu mulut lagi dengan Rey di depan TV lebih baik ia memantau Rey dari dapur. Tak lupa pula Dimas melirik apa yang di tonton Rey, mengingat anak itu masih terbilang di bawah umur. Rey tidak boleh sampai salah tonton. Kalau pun menonton film yang bukan kartun, seperti film hantu kemarin yang ditontonnya bersama Dimas, Rey tetap harus ada yang memantaunya.
Rey datang ke dapur meminta makan kepada Dimas. Dimas pun langsung mengambilkannya makan. Dimas sempat menanyakan kenapa Rey tidak menonton lagi , lalu Rey menjawab kalau kartun yang ingin ditontonnya sudah habis. Rey lalu makan dalam diam, sesekali ia melirik game yang dimainkan oleh Dimas. Dimas pun menyadari kalau Rey kepo dengan apa yang dimainkannya. Lalu Dimas keluar dari gamenya dan menyimpan ponselnya. Ia hanya tidak mau jika Rey merengek untuk mencoba game yang di mainkannya lalu ketagihan bermain game yang berada di android.
"Rey nanti masuk sekolah ya" ucap Dimas memecahkan keheningan di antara mereka.
"Gak mau" jawab Rey. Sebenarnya Rey memang tidak tau apa itu sekolah. Tapi yang ia tau sekolah itu seperti harus berpisah dari kakak kakak dan abang abangnya.
"Harus Rey" paksa Dimas dengan nada lembut. Karena tidak mau, Rey langsung menangis dan pergi ke kamarnya. Dimas yang melihat Rey menangis pun seketika panik dan langsung mengejar Rey ke kamarnya. Dimas mengetuk ngetuk kamar Rey tetapi Rey tidak membuka nya. Rey masih menangis di kamarnya. Ntah kenapa anak itu seperti tidak mau sekali sekolah padahal dia belum tau seperti apa itu sekolah.
-
"Kita pulang" teriak Oliv dan Naufal bersamaan. Mereka melihat Dimas yang duduk di ruang televisi, kemudian ikut bergabung dengan Dimas. Karena menyadari tidak ada Rey, mereka pun menanyakan kemana Rey, dan Dimas menceritakan kejadian tadi yang membuat Rey mengunci dirinya di dalam kamar. Oliv sempat marah terhadap Dimas karna Dimas terlalu cepat menyampaikannya ke Rey. Dimas sempat meminta maaf mereka berdua pun mengerti.
Lalu mereka bertiga naik ke atas berniat mau membujuk Rey agar keluar dari kamarnya. Mereka menggedor gedor pintu kamar Rey. Cukup lama mereka tidak dibuka kan oleh Rey, hingga Naufal mengatakan kalau dia akan membelikan Rey Donat seberapa pun dia mau. Mendengar itu Rey langsung membukakan pintunya dan langsung ke arah Oliv dan memeluknya, ia sama sekali tidak mau melihat Dimas.
Mereka pun membawa Rey ke ruang televisi "Rey maafin bang Dimas ya" ucap Dimas. Tapi ucapannya tidak digubris Rey, Rey masih saja memeluk Oliv. Naufal sedari tadi sudah pergi membelikan donat untuk Rey, tadi Naufal juga sempat menanyakan berapa donat yang Rey mau.
Oliv menunduk untuk melihat Rey yang masih betah memeluknya, lalu ia mengusap kepala Rey dengan sayang "Rey gak boleh marah sama bang Dimas ya" bujuk Oliv, tapi Rey tetap tidak bergeming.
"Motor lo bener liv?" tanya Dimas yang berusaha untuk tidak mengganggu Rey lagi.
Oliv menegakkan kepalanya lalu menatap Dimas "Udah tadi dim. Gue sekalian ambil sama Naufal" jawab Oliv. Dimas pun hanya mengangguk, sesekali ia melirik Rey dan terkadang pun Rey tertangkap basah juga meliriknya saat Dimas mulai senyum kearah Rey. Rey lebih dulu membuang mukanya.
-
Hari sudah menjelang sore, mereka sekarang sedang berkumpul di ruang televisi. Raisa sudah pulang dari tadi, Rey juga sudah tidak marah lagi sama Dimas. Yang ada Rey juga membagi donatnya kepada Dimas.
"Rey kenapa gak mau sekokah?" tanya Raisa yang tiba tiba membuat ketiga sahabatnya menatapnya sinis. Pasalnya Rey seperti tidak bisa di pancing dengan kata sekolah, pasti akan membuatnya kembali kesal.
"Rey gak mau pisah sama kak Oliv, Kak Raisa, bang Naufal dan bang Dimas" ucap Rey pelan tapi masih di dengar mereka.
"Kenapa pisah? Kan Rey cuman sebentar disana" ucap Naufal. Rey tidak menjawabnya dia malah menjadi cemberut dan langsung memeluk Naufal.
Rey memang tipikal anak yang keras kepala, dan mengingat Rey yang tidak pernah bertemu orang lain selain bi Rina membuatnya enggan untuk bertemu orang asing. Sebenarnya ini tidak boleh di biarkan sampai lama, karena sampai kapan pun Rey akan tumbuh besar dan bertemu lebih banyak orang asing di luar sana. Saat umur 3 tahun Rey sempat di ajak bermain oleh anak tetangga sebelah tapi Rey menolak dengan menangis padahal anak itu seumuran dengan Rey, tapi Rey tidak mau. Alasannya dia hanya mau bermain bersama kakak kakak dan abang abangnya.
Tadi mereka juga sepakat untuk mencoba mengajak Rey melihat lihat gimana suasana di sekolah itu dulu dan menjelaskannya apa itu sekolah. Jika Rey sudah melihatnya mungkin Rey akan suka karena disana juga banyak mainan yang tak pernah Rey lihat seperti ayunan, jungkat jungkit dan masih banyak lagi.
**
jANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND COMENT YAA GUYSS...
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Baby [COMPLETED]
Ficção Adolescente[Proses Revisi] Persahabatan antara Oliv, Raisa, Naufal dan Dimas tak asing lagi ditelinga murid SMA Nusa Bangsa. Bagaimana bisa Oliv yang kalem dan pintar dipertemukan dengan Raisa yang super heboh namun pintar. Dan seorang Naufal yang dingin kepad...