Part15. Menerima Semuanya!

769 34 2
                                    

"Aca nggak mau, Pa!" Lagi dan lagi, Aca menolak permintaan Papanya untuk hadir di pesta pernikahan. Aca benar-benar tidak menginginkan Laura menjadi ibu tirinya, apalagi Laura memiliki dua orang anak bernama Naomi dan Shiren, teman SMAnya.

Sejak kemarin, Aca bertengkar dengan Papa nya. Aca mengurung dirinya di kamar, ponsel nya di tahan oleh Papanya. Sekarang ini, Ia sedang bertengkar juga dengan Papanya di kamarnya.

"Nurut, Aca!"

"Gak!"

"Mas, Udah jangan marah-marah," Laura merayu manja Wirawan. Jelas sekali raut wajah tak suka pada wajah Aca. Naomi dan Shiren sudah menatapnya tak suka.

Ia tau kalau Laura dan Anak-anaknya yang mengincar harta Papanya. Ayolah, Aca itu tidak bodoh!

"Pa?" Aca menoleh ke arah Naomi, Ia memanggil Papanya dengan sebutan 'Pa' padahal Papanya belum menikah dengan Mama mereka.

"Emangnya harus yah minta persetujuan dari Aca?" Tanya Naomi kemudian sekilas menatap Aca tak suka. Dalam pikiran Aca, pasti ketiga wanita ini akan memperlakukan dirinya buruk. Tapi, tekankan ini! Kisahnya tidak akan seperti Cinderella yang begitu menyedihkan.

"Sebenarnya tidak, akan tetapi Papa hanya ingin Dia hadir. Papa tidak mau nanti para wartawan menanyakan keberadaan Aca, bisa-bisa tercemar saat Papa bilang Aca nggak hadir," Aca kaget dengan ucapan Papanya itu. Hanya karena itu, Kah?

Aca berfikir setidaknya Papanya masih meminta persetujuannya, akan tetapi justru tidak! Ternyata walaupun persetujuan Aca tetap tidak, Papa akan melaksanakan pernikahan itu.

"Terserah, Papa! Aku setuju! Jangan anggap Aku anak Papa lagi, dan Aku gak sudi nganggap mereka keluarga Aku! Om Fadnan bahkan lebih baik dari pada Papa!" Aca melenggang pergi. Ia menutup pintu dengan kasar, sehingga pendekor yang berada di luar tersentak kaget.

Papa kemudian terduduk sambil memijit keningnya. Laura dan Kedua putrinya pun tersenyum jahat.

***

Hari pernikahan sudah tiba. Acara akad telah di laksanakan pagi tadi, sedangkan pada malam ini Acara resepsinya. Rumah mewah Aca berubah menjadi ramai.

Aca memasang wajah lusuh setiap kali wartawan mewawancarai dirinya. Sedangkan Naomi dan Shiren mereka membuat Aca muak dengan gaya-gayaan di depan kamera.

Aca tampil sederhana malam ini. Dress putih selutuh, dengan sepatu putih menempel di kakinya. Ia juga mengikat rambutnya dan tampil tanpa polesan make Up, karena memang Aca tak pernah memakai make Up.

Aca melirik ke arah Naomi dan Shiren yang sudah memakai make up tebal serta kebaya putih yang ketat di badan mereka. Naomi dan Shiren terlihat mendekati beberapa anak dari kolega Papa. Sok Akrab!

Sedangkan Aca, Ia hanya duduk di lantai dua dan melihat semuanya dari bawah saja. Fadnan dan Caca tak di undang di acara ini. Padahal mereka salah satu teman bisnis wirawan.

Aca kemudian membuka ponsel nya. Papanya sudah memberikan ponselnya itu padanya. Aca tersenyum ketika melihat seseorang mengirimkan pesan itu.

From Reyhan:
Kata Mami, dia rindu.

Aca kemudian tertawa kecil. Ia mengetik balasan.

Mami, atau kamu?

Sebenarnya sih
Dua-duanya, hehe😀

Please Papa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang