Part22. Rencana Gagal!

560 32 0
                                    

Setelah hujan-hunanan, mereka segera bergegas pulang ke rumah. Reyhan juga hendak mengantar Aca pulang, akan tetapi Aca mengajaknya makan di depan sekolah dulu.

SMA Gading terletak di depan jalan dua arah yang lumayan besar. Reyhan masih di kamar mandi, untuk mengganti baju nya, untung saja di lokernya tersimpan baju olahraga miliknya.

Reyhan memegang ponsel Aca, karena Hp nya lowbat dan Ia harus menelfon Mami nya. Setelah keluar dari kamar mandi, ponsel milik Aca berdering dan tertulis nama kontak di situ.

"Bi Tata?"

"Aku angkat aja kali, Yah.." Reyhan menekan tombol hijau untuk menerima panggilan.

"Non! Non harus hati-hati, Non!"

"Maksudnya?"

"Ini siapa? Kamu ini siapa?"

"Saya Reyhan Bi, teman Aca"

"Oh, Den Reyhan. Aden, bibi mohon, lindungi Non Aca. Tadi, bibi denger kalau Nyonya Laura itu mau nyelakain Non Aca, Bibi khawatir den,"

Reyhan kaget mendengarnya. Kenapa mama tiri Aca sangat jahat pada Aca?

"Terus? Apalagi Bi?"

"Mereka katanya mau nabrak non Aca saat non Aca pulang sekolah, Saya Takut Den,"

"Oke, Oke.. Bibi tenang, Yah! Reyhan mau menyusul Aca, makasih bi.

"Iya, Den. Makasih den, tolong jaga non Aca"

"Iya, Bi"

Bibi memutuskan panggilan itu. Reyhan segera berlari ke arah gerbang sekolah. Aca, gadis itu hendak menyeberang dari sisi jalan yang lainnya.

Jalanan cukup ramai. Reyhan sedikit tenang melihat Aca baik-baik saja. Aca sudah merentangkan tangannya agar kendaraan memelankan laju kendaraan.

Aca tersenyum ke arah Reyhan serta menunjukan tas plastik berisi dua bungkus bakso. Akan tetapi, ada satu kendaraan yang melaju dengan cepatnya.

Reyhan menyadari itu, walaupun Aca sudah memberi kode untuk memelankan dengan cara merentangkan tangan akan tetapi mobil itu terus melaju.

Beberapa meter lagi,

"ACA!!!"

Reyhan langsung berlari ke arah Aca dan menarik tangannya. Aca langsung kaget, kemudian bakso yang ia bawa terjatuh ke jalan, mobil itu gagal menabrak Aca.

Reyhan dan Aca terjatuh di depan gerbang sekolah. Siku Reyhan terluka karena terkikis lantai yang masih bersemen itu.

"Kamu nggak apa-apa, Ca?" Tanya Reyhan khawatir.

"Iya, nggak apa-apa... Rey? Tangan kamu!" Aca panik melihat siku tangan Reyhan yang sudah berdarah. Reyhan kemudian tertawa renyah.

"Aku kuat kok, Ca! Luka kecil ini, mah" ucap Reyhan sok terlihat kuat. Padahal, Reyhan merasakan sakit dan perih hanya saja ia ingin menjaga image di depan Aca.

"Udah! Ayo ikut Aku!" Aca mengajak Reyhan. Reyhan segera berdiri. Aca mengajak Reyhan menuju mobil Reyhan, Ia segera masuk ke mobil dan mengambil tas miliknya.

Aca mengeluarkan kotak obat. Di situ sudah tersedia berbagai macam obat serta plester dan betadine.

"Kok Kamu punya kotak obat?" Tanya Reyhan bingung.

"Aku selalu siaga. Lagian, Kamu bilang tau semuanya tentang Aku. Masa kamu nggak tau kalau Aku itu anggota PMR, sih?" Ledek Aca. Reyhan kemudian nyengir saja, Ia rupanya belum tau banyak soal Aca.

Please Papa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang