Part27. Tawaran Laura

611 37 0
                                    

Meja makan saat ini terdapat Laura, Naomi, Shiren dan Aca. Mereka bertiga sibuk dengan urusan mereka sendiri yang saling berbicara sesuatu. Naomi dan Shiren menceritakan tentang pria-pria tampan yang mereka sukai.

Laura juga meladeni nya, sesekali Ia melirik sinis Aca, walaupun Aca tak melihatnya. Aca sibuk menyantap makanannya kali ini. Aca berdiri dari tempat duduknya setelah selesai makan.

Sebenarnya Aca tak niat makan di rumah kali ini, Ia ingin keluar bersama Reyhan dan makan di luar. Akan tetapi, menyebalkan nya sebelum Aca mengungkapkan keinginannya Reyhan malah mengakhiri sambungan telefonnya tadi.

Saat Aca hendak pergi, Aca di cegah oleh Laura.

"Ca? Itu piring kamu di cuci, Yah. Soalnya Bi Tata lagi sakit," suruh Laura. Aca mendongak kemudian melongo tak percaya. Tapi, Ia kemudian mengambil piring kotornya.

"Eh, sekalian piring kotor gue dong!"

"Gue juga!"

Aca melirik mereka berdua.

"Apaan? Enak aja! Cuci sendiri," tolak Aca sarkas.

"Turutin aja, Ca! Mereka kakak kamu! Mau kamu di laporin?"

"Laporin aja, Aca juga bisa laporin kalau kamu itu nggak becus jadi ibu rumah tangga!" Tepis Aca. Laura langsung bisu mendengarnya. Ia semakin hari semakin kesal dengan Aca. Ia ingin segera menyingkirkan anak itu.

Aca sudah mencuci piringnya. Ia segera naik ke atas yakni ke kamarnya, akan tetapi saat hendak ke kamarnya ternyata Laura menunggu nya di depan pintu.

Aca menghela nafas saat menatap Laura. Semakin lama menatap membuat mood nya jadi berantakan.

"Ngapain, Sih?" Kesal Aca.

"Aku mau nawarin kesepakatan sama kamu,"

Aca mengernyit "apa?" Tanyanya ketus.

"Itupun kalau kamu, mau"

"Apaan, sih? Cepetan, ih! Nggak usah sok baik!" Gerutu Aca. Laura sebenarnya ingin sekali marah, akan tetapi di tahan olehnya.

"Aku bisa bercerai dengan Papa kamu dan pergi dari kehidupan keluarga kamu," Laura menggantung ucapannya. Aca menoleh

"Asalkan kamu mau membujuk Papa kamu untuk memberikan setengah dari hartanya dan di atas namakan atas nama Aku." Aca melototkan matanya tak percaya. Ternyata Laura ingin harta dari Papanya saja, Ia benar-benar tidak menyimpan rasa sedikitpun untuk wirawan.

"Gimana?" tanya Laura. Aca mengepalkan tangannya.

"Jadi, selama ini kamu cuma mau harta Papa?" Gertak Aca. Laura kemudian tersenyum penuh kemenangan.

"Iyalah, Kamu pikir saya mau sama Papa kamu itu? Nggak! Saya cuma mau hartanya aja!" Aca tersentak kaget. Ia benar-benar ingin memukul Laura saat ini.

"Jahat, Yah kamu!"

"An**ng!" Maki Aca.

"Terserah kamu Aca, sekarang Aku mau tanya. Kamu mau menerima tawaran itu atau nggak?"

"Nggak!"

"Kamu melewatkan kesempatan besar, Aca"

"Ingat, kalau kamu setuju, Aku akan cerai. Papa kamu akan fokus lagi ke kamu. Tapi kalau nggak, Aku akan tetap meminta uang pada Papa kamu dan membujuk Dia memberikan hartanya pada Aku dan anak-anak Aku,"

Aca awal nya terdiam. Beberapa detik kemudian, Ia tersenyum kemudian segera tertawa keras. Laura yang melihatnya bingung dengan Aca.

"Kamu pikir kamu bisa?" tantang Aca. Laura mengangguk mantap.

Please Papa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang