Part8. Daddy!

1.1K 48 0
                                    

Mereka sudah sampai di pantai. Ini salah satu rencana Naya untuk mengajak mereka pergi ke pantai. Aca turun dari mobil Reyhan. Ia segera menuju ke pesisir pantai. Baju nya terkena terpaan angin laut yang lumayan kencang.

Aca merentangkan tangan. Ia bisa merasakan angin pantai dengan kencang di sini. Senyum Aca melebar, jarang sekali ia bisa ke pantai.

"Ca! Makan dulu, yuk!" Teriak Naya. Tapi Aca tak menoleh. Ia masih tetap menenangkan dirinya di pesisir pantai.

Reyhan melihat Aca dari jauh. Ia segera menghampiri Aca, berjalan di atas pasir putih yang luas. Ia kini telah berdiri di samping Aca. Gadis itu menutup matanya.

"Lo suka pantai?" Tanya Reyhan. Aca mengacuhkannya. Reyhan kembali mendengus, dia tetaplah Aca yang sama. Aca yang selalu cuek dan dingin pada orang orang.

"Btw, Mami Aku juga suka sama pantai dan hujan. Kata Mami sih, pantai dan hujan itu menenangkan hati. Apalagi ketika ada masalah, Mami akan tenang" Aca masih tak merespon.

"Mami aku juga namanya sama kayak kamu, Alicia Nafera Sudibjo panggilan nya Caca" Aca kemudian Menatap Reyhan.

"Kenapa bahas Mami kamu?" Tanya Aca. Reyhan mendongak senang. Entah kenapa, setiap gadis itu berbicara dengan dia walau hanya sepatah katapun, Reyhan sangat senang.

"Keinget Mami aja" Jawab Reyhan. Ia kemudian segera memakai kaca mata hitamnya.

"Papa kamu sangar yah" celutup Reyhan. Aca kemudian tersenyum kecut. Reyhan melihat senyuman itu. Padahal niat Reyhan adalah untuk membuat lawakan, tapi Aca malah tersenyum kecut.

"Tapi kayaknya orang baik kok. Kamu pasti seneng banget, kan punya Papa kayak dia. Apalagi sangar gitu, pasti dia bakalan lindungin anak gadisnya dari cowok cowok nakal" tutur Reyhan sedikit tertawa. Tapi kemudian tawanya sumbang dan menghilang. Aca sama sekali tak tertawa.

Memang benar kata afif, kalau gadis ini jarang tertawa. Bahkan, semua lawakan di anggap garing.

"Gak seperti yang kamu duga" Reyhan kembali menatap Aca. Ia kemudian penuh dengan kebingungan.

"Maksud kamu?" Tanya Reyhan tak mengerti. Aca menatap sekilas Reyhan, kemudian dia segera berbalik badan dan menuju ke arah Naya dan lainnya, yang sedang makan di rumah makan dekat situ.

Reyhan kemudian masih terdiam. Ia sedikit mengernyitkan keningnya. Kemudian tersenyum sekilas.

"Aku bakalan buat kamu, cerita semuanya ke Aku, Ca!" Ucapnya. Reyhan pun juga menghampiri mereka semua.

***

Hari ini, hari keberangkatan Naya ke singapura. Aca, Aryan, Reyhan, Al dan Mario mengantarnya. Naya tinggal menunggu panggilan masuk pesawat.

"Udah semua Nay?" Tanya Aryan. Naya mengangguk. Ia kemudian memeluk Aryan serta yang lainnya. Giliran Aca.

"Jangan lupain Aku, yah" lirih Aca saat ia memeluk Naya.

"Mustahil"

"Jaga diri kamu baik-baik Nay" sambungnya lagi. Naya terkekeh, ia melepaskan pelukan nya pada Aca.

"Kok jadi Aku kamu?" Celutup Naya.

"Bagusnya pakai itu" Aca kemudian memberikan parsel buah pada Naya. Isinya bukan beberapa macam buah, hanya ada satu jenis buah, hanya buah alpukat saja.

Naya menerima dengan senang hati. Ia bersorak riang, sekaligus tertawa.

"Kok alpukat doang?" Tanya Naya masih dalam keadaan tertawa ngakak. Mereka yang lain juga sudah tertawa, Aca hanya diam baginya itu tidak lucu.

Please Papa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang