Part2. Olahraga

1.4K 57 0
                                    

Hari ini mata pelajaran olahraga sedang di lakukan di lapangan SMA Gading yang sangat besar itu. Saat ini ada beberapa kelas yang gabung, di antaranya Kelas 11 MIPA 1, 11 MIPA 3 DAN 11 IIS 2.

Jam olahraga mereka di perpanjang sampai jam 10.00 karena guru guru sedang rapat dadakan, yang tersisa di lapangan sekarang tinggal para siswa yang di awasi oleh ketua osis yakni Aryan. Aryan adalah siswa kelas 11 MIPA 3

Mereka sedang mengadakan perlombaan bola basket antara kelas 11 MIPA 3 dan 11 MIPA 1.

"Ca? Gak ke perpustakaan?" Tanya Naya. Aca menggeleng sembari menyeruput Lemon tea miliknya. Ia mengelap kaca mata anti radiasi miliknya yang baru saja ia keluarkan dari tas nya.

"Gue mau baca wattpad dulu" Jawab Aca. Naya mengangguk, benar juga selain membaca buku buku Ia lupa kalau Aca adalah salah satu penulis sekaligus pembaca cerita online.

"Rey? Lo masuk, kan?" Tanya Aryan. Rey memberi jari jempolnya, dan segera memasuki lapangan. Pertandingan bermula, di kelas 11 MIPA 1 para suporter mulai bersuara, bahkan Naya. Aca yang di sampingnya menoleh sebal karena bisingnya Naya. Tapi, ia kembali fokus membaca lagi.

Pertandingan telah berlangsung selama beberapa menit. Tak sengaja, saat Reyhan hendak memasukan bola ke ring, ia sedikit meleset dari perkiraan, bola itu terpental keras, sehingga mengenai Aca, lebih tepat nya ke arah wajah Aca serta ponselnya.

"Awww!! Ishhh" Aca meringis kesakitan. Kaca matanya patah, serta menggores bagian hidungnya. Wajahnya terasa sakit terkena bola yang berat itu, ponselnya terjatuh dan sempat terinjak olehnya.

"Omg! Mampus" Reyhan menghampiri Aca, di susul oleh yang lainnya. Reyhan sudah bertumpu pada lututnya, berusaha bertanya pada Aca.

"Maaf.... lo gak apa apa kan?"

"Ca?! Lo gak apa apa kan? Akh..!! Lo gimana sih? Main basket yang bener dong!" Kali ini Naya yang marah marah, ia sudah membantu Aca berdiri. Aca masih meringis kesakitan. Sumpah kena bola basket itu gak enak.

"Gue gak sengaja"

"Nay, Reyhan gak sengaja" bela Aryan. Naya menatapnya tajam. Ia sudah membantu Aca berjalan.

"Belain aja temen lo! Gue mau bawa temen gue!" Naya beranjak pergi meninggalkan mereka. Reyhan sudah mengacak rambut frustasi. Ia melirik ke bawah dan mendapati sebuah ponsel hitam, ber casing Black made dengan tulisan 'Caa'

"Ini punya Aca kan?" Tanya Reyhan.

"Mampus lu Rey, belum apa apa, udah bikin cewek yang lu taksir celaka. Hadeh.." Ucapan itu keluar dari mulut Mario, Reyhan segera mengusap kasar wajah Mario, membuat nya meringis.

"Jadi sahabat, tega banget sih lo!"

***

"Aca masih sakit yah?" Tanya Naya. Aca menggeleng.

"Udah gak terlalu deh, tadi kan udah di obatin. Kita balik ke sekolah yuk!" Ajak Aca. Sekarang mereka sudah berada di rumah mewah Aca. Naya sudah membawanya pulang saja.

Naya menggeleng mendengar ajakan Aca. Ia tak setuju.

"Gak gak! Lo harus di rumah, istirahat yang banyak. Ok?" Suruh Naya. Aca menggeleng.

"Gue udah baikan kok Nay"

"Gue mohon banget, sekali ini aja lo dengerin gue yah. Please!" Bujukan Naya sepertinya berhasil, Aca tak beranjak dari tempat tidurnya. Ia kemudian merogoh ke sakunya, ia melototkan matanya.

"Nay?"

Naya yang sedang duduk di meja belajar Aca tak menoleh, dia fokus melihat ponselnya.

"Handphone gue mana?" Aca panik. Naya langsung menoleh, ia berusaha mengingat ingat keberadaan ponsel itu. Naya menepuk jidatnya sendiri.

Please Papa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang