Part5. Potret.

732 48 0
                                    

Reyhan masih membeku di koridor sekolah. Ia masih menatap Aca dengan perasaan campur aduk.

Ini pertama kalinya ia melihat Aca seakan akan ceria. Berbeda dengan Aca yang selalu di lihat nya setiap hari. Aca bermain seperti anak kecil.

Lompat lompatan di lapangan yang tergenang air. Gadis itu terlihat sangat bahagia.

Reyhan mengambil ponsel dalam sakunya. Tersisa 4 persen saja, tapi masih bisa mengambil gambar. Reyhan mengambil beberapa foto Aca.

Tidak banyak, hanya sekitar 3 foto saja. Setelah itu, Reyhan menyimpan kembali ponselnya.

Reyhan segera kembali ke parkiran, ia tidak mau tercyduk oleh Aca kalau dia sedang melihat Aca bermain hujan.

Hujan masih terus mengguyur kota. Waktu menunjukan pukul 16.26. Reyhan sudah sangat bosan. Ia sesekali melirik ke arah sekolah, sekedar melihat kapan Aca akan keluar.

Ternyata Aca keluar sekolah. Ia sudah mengganti pakaian sekolahnya dengan celana olahraga berwarna biru tua dan sweater abu abu miliknya. Rambut Aca terlihat masih basah.

Aca melihat Reyhan di parkiran. Ia di buat terkejut, tapi ia tak membuatnya kentara.

"Hai!" Sapa Reyhan. Aca sedang berada di parkiran juga. Hendak menunggu taksi yang lewat. Aca tidak menggubris Reyhan. Ia berjalan menuju pos satpam sekolah.

Sekitar 5 menit, akhirnya hujan mereda. Reyhan segera menaiki motornya lagi. Ia berhenti di pos satpam dan menghampiri Aca.

"Ayok, balik bareng gue aja. Udah sore nih, lagian kita kan juga searah" tawar Reyhan. Aca diam, Reyhan kembali di buat sabar dengan sikap Aca yang kembali seperti semula.

"Ca? Gak baik loh, anak perempuan pulang terlalu lambat ke rumah. Kata Mami gue yah, Anak perempuan itu seperti telur, kal-" ucapan Reyhan terpotong. Aca segera duduk di belakang Reyhan. Reyhan tersenyum puas.

"Nih, helmnya" Reyhan memberikan Helm yang tadi pagi di pakai Afifah pada Aca. Aca menerimanya dan memakainya.

Reyhan segera menjalankan motornya. Kali ini Reyhan pulang bareng bersama Aca, gadis yang amat sangat sangat jarang bicara.

***

"Udah sampai" Reyhan berhenti di depan rumah mewah yang tadi sempat Afifah tunjukan. Aca turun dari motor Reyhan. Ia memberikan Helmnya kembali pada sang pemilik. Aca kemudian memberikan selembar uang sepuluh ribu pada Reyhan. Reyhan terperanga.

"Ini maksudnya apa? Lo nganggap gue ojek gitu?" Tanya Reyhan. Tapi Aca sudah masuk ke dalam rumahnya. Gerbang rumah Aca juga sudah di tutupnya. Reyhan mengumpat dalam hati.

"Ya Allah, masa iya gue di anggap ojek ama dia. Bilang makasih kek, cipika pipi gue kek, eh ini malah main cabut aja. Dasar cinta pertama!" Reyhan langsung pergi dari depan rumah Aca. Ia kemudian beranjak ke rumahnya.

***

"Assalamualaikum, Mi! Reyhan pulang!" Reyhan yang baru sampai kemudian segera di sambut oleh keluarga.

"Rey? Lambat pulang kenapa?" Tanya Afif. Reyhan menatap kesal Afif, Afif sudah tersenyum meledek padanya. Di situ juga ada Opa dan Oma.

Please Papa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang