Part34. Bersama

498 28 0
                                    

Aca berdiri di depan gerbang rumahnya. Menunggu taksi yang Sudah Ia pesan Tadi. Reyhan tak bisa mengantarnya hari ini, Ia harus membantu Aryan membeli beberapa bahan untuk Acara meeting Class hari ini.

Sudah empat Hari ini, meeting Class di lakukan. Ini acara rutin sekolah setelah Ujian selesai sebagai waktu bersenang-senang pasca Ujian.

Aryan masih menjabat sebagai ketua osis. Ia tentu punya peran penting dan sangat Sibuk Sehingga meminta pertolongan Reyhan.

"Taksinya lama banget, Sih!" gerutu Aca. Untung saja Selama meeting ini Tak Di adakan apel. Hanya saja mereka tetap harus hadir.

Sebuah motor sport berhenti di depan Aca. Aca Mengenal motor ini.

"Mario?"

"Hai, Ca!" Sapa Mario.

"Hai. Lo Ngapain?" tanya Aca.

"Reyhan minta tolong suruh bareng ke sekolah ama, Lo" jawab Mario. Aca tersenyum simpul. Reyhan memang selalu memikirkan Aca. Jelas saja Aca suka padanya.

Tunggu dulu!

Suka?

Apa Aca suka padanya?

Ntahlah, mungkin Iya.

"Yuk!" ajak Mario. Aca mengangguk kemudian segera naik ke motor Mario dan memakai helmnya.

***

Hari ini, acara puncak dari pensi. Akan Ada perlombaan Final dari olahraga basket dan volleyball. Aca dan Afifah Sudah stand by di rooftop untuk melihatnya. Rooftop sekolah adalah tempat yang sepi. Mereka bisa leluasa.

"Aca?" panggil Afifah.

"Iya, Kenapa?" Aca mendongak. Ia dapat melihat wajah Afifah yang seperti malu-malu Kucing. Aca mengernyit tak mengerti.

"Kamu Kenapa?" tanya Aca.

"Hmm"

"Kalau misalnya Al nembak Fifah, Fifah harus jawab apa?" tanya Afifah. Aca langsung tersenyum senang, Ia mendekati Afifah.

"Al nembak kamu?" tanya  Aca semangat. Afifah nampak Malu, Ia kemudian mengangguk..

"Uwahhhh! Terus kamu jawab, Apa?" tanya Aca lagi.

"Sebentar sore, Fifah bakalan ketemu Sama Al. Nantu Fifah harus jawab apa?" bingung Afifah lagi. Aca nampak heran.

"Terserah Kamu, Fah! Ini Kan hati Kamu, Kamu yang harus ikuti. Jangan tanya pendapat Aku" jawab Aca. Afifah nampak mengangguk.

"Afifah udah tau harus jawab apa" Afifah nampak antusias. Ia langsung memeluk Aca.

"Makasih, Yah Aca. Afifah seneng banget bisa sahabatan Sama Aca. Afifah sayang banget Sama, Aca" Aca membalas pelukan Afifah. Ia teringat pada Naya. Entahlah bagaimana keadaan Naya saat ini.

"Afifah nggak mau kehilangan, Aca" Afifah seperti terisak. Aca Jadi bingung, Kenapa Afifah Jadi se-emosional ini.

"Apaan, Sih! Aku nggak akan kemana-mana, Fah"

"Iya, Aca Emang nggak akan kemana-mana. Tapi,  kalau Afifah yang pergi gima-" Ucapan Afifah terpotong. Aca langsung menutup mulut Afifah.

"Ngomong apa, Sih? Ngawur! Ucapan Itu Do'a!" Kesal Aca. Detik berikutnya mereka tertawa bersama.

***

Please Papa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang