Part37. Keluarga Aryasa

565 28 0
                                    

"Sejak kapan Aca sering temuin, Kamu?" tanya Wirawan. Shena nampak menunduk. Wirawan cukup rindu dengan anak Keduanya ini. Akan tetapi, gengsinya terlalu besar untuk mengungkapkannya.

Wirawan Sudah tau Semuanya. Laura adalah wanita Jahat.

"Sejak Aca nyari psikiater buat Mama" Wirawan menatap Shena. Mereka saling beradu pandang.

"Dia sering bertemu mama?" tanya Wirawan kaget.

"Aca kesepian, Pa. Cuma mama tempat curhat dia" ungkap Shena. Wirawan nampak menunduk. Ia merasa cukup bersalah pada anak bungsunya itu.

"Maaf"

Shena menatap papanya tak percaya. Papanya mengucapkan Kata Maaf?

"Pa-papa?" Shena terharu. Wirawan merentangkan tangannya, meminta Di peluk. Shena langsung datang ke pelukan Papanya Itu. Sudah sangat lama.

Ia sangat menginginkan sosok Papanya yang seperti ini. Ia benar-benar rindu.

"Terima kasih Sudah memperlihatkan siapa Laura Itu Sebenarnya, Ya Allah" batin wirawan.

Flashback On

Laura mengemasi semua pakaiannya. Begitu juga dengan Naomi Dan Shiren. Laura Berniat Akan segera pergi dari sini, membawa semua Harta wirawan.

Entahlah, tiba-tiba Ia merasa ketakutan. Bagimana Jika Aca nanti menceritakan Semuanya, bisa bahaya dirinya.

"Kenapa juga Aca harus selamat!" kesalnya.

Laura mengambil surat-surat penting, perhiasan, uang dan harta lainnya.

Ia harus Kabur!

"Aku tidak mau Masuk Penjara! Aku harus pergi dari sini! Bisa bahaya, Jika mereka tau Kalau Aku Penyebab kecelakaan Itu!"

"A-apa?"

Laura terdiam. Ia menoleh ke arah pintu Dan mendapati Wirawan berdiri Di Sana.

"Apa maksud kamu? Mau kemana kamu? Kenapa kamu membawa semua ini?" tanya wirawan bertubi-tubi. Laura sangat kaget.

Tiba-tiba Ia merasa Sudah Tak Ada gunanya bersembunyi. Ia tertawa.

"Kenapa? Kamu tidak terima, Huh?"

Wirawan terdiam.

"Aku Penyebab kecelakaan Itu! Aku yang membuat Keluarga Fadnan Salah paham atas Aca!"

"tega skali kamu! Apa mau kamu?!" Kesal Wirawan.

"Aku mau Harta kamu! Anak Itu adalah penghalang, Jika Dia Mati!maka Harta ini menjadi milikku! Tapi, dia tidak Mati! Menyedihkan"

"Kurang ajar, Kamu! Kamu harus tangggung jawab!"  tegas wirawan.

Laura tersenyum sinis.

"Aku nggak mau, Kenapa? Kamu mau apa, Huh?" tantang Laura.

"Aku akan penjarakan kamu! Tega sekali, Kamu!"

"Apa kamu punya bukti?"

"Ada buktinya!" Tiba-tiba, Shena datang memutar kembali rekaman Suara Laura. Laura kaget Seketika. Sial!

"Awalnya Aku tidak percaya sama Shena, Kalau kamu dalang Di balik semua ini. Tapi, Ternyata Aku salah!"

"A-apa? Kurang ajar!"

"Janhan bergerak!"

Tiga orang polisi datang membawa sentara. Laura tertangkap. Ia tak bisa apa-apa lagi.

Wirawan langsung memeluk Shena. Untung saja Shena bisa membujuk wirawan untuk percaya padanya.

Flashback Off.





Pintu terbuka. Shena dan Wirawan melihat ke arah seorang wanita yang memegang anak kecil.

Wirawan langsung berdiri. Ia menatap Safira bagitu dalam. Safira Sudah menahan air Mata agar tidak tumpah. Tapi sia-sia saja.

Zahra Sudah di peluk oleh Shena. Azzam mendekati Shena.

Wirawan juga Sudah menangis. Ia tiba-tiba memeluk Kaki Safira sambil menangis.

"Maafkan, Saya"

"Saya bersalah"

"Saya sangat menyesal"

"Saya benar-benar telah di butakan oleh Nama baik"

"Ini semua akan baik-baik saja, Jika Saya tidak egois"

"Hukum Saya, Safira!"

"Tolong Maafkan, Saya!"

Mama Sudah menangis. Ia perlahan meminta Wirawan berdiri. Suami yang masih Sah nya Itu berdiri dengan tertunduk.

Ia nampak sekali menyesal atas semua ini.

"Semua Sudah terjadi"

"Ikhlaskan saja"

"Aku Sudah Maafin, Kamu"

Bgitu besar hati Safira. Wirawan benar-benar Bodoh telah menyia-nyiakan Safira Selama ini. Padahal, wanita Itu sangat tabah menghadapinya.

Wirawan memeluk Safira. Istrinya yang Sudah lama Ia telantarkan. Wirawan Tak Akan mengulang hal yang Sama lagi.

Sudah cukup Ia menyakiti orang lain.

"Ini siapa? Kok peluk Oma?" Suara Zahra memecah Suasana. Shena tersenyum. Wirawan melihat Zahra dengan bahagia.

"Ini Itu Opa nya Zahra" ucap Azzam.

"Iyakah? Ini Opa Zahra, Yah?" tanya Zahra. Wirawan mengangguk bahagia. Kemudian segera memeluk Zahra. Cucu pertamanya yang sekarang Akan sangat Ia sayangi.

Ia janji, tidak akan mengecewakan keluarga ini lagi. Ia bahagia memiliki keluarga ini.






________________

Menuju ending:))))

Siap-siap berpisahhhh:)))

Salam Cica

Please Papa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang