Kim 2

581 75 24
                                    

Jam istirahat akhirnya berbunyi. Ketika teman-temannya bergegas menuju kantin dan halaman sekolah, Seokjin lebih memilih ke perpustakaan, tempat yang tenang dan nyaman baginya. Penjaga perpustakaan, Pak Duho, sudah tak heran dengan pemuda bersikap dingin ini. Nama Seokjin memenuhi daftar kunjung murid di perpustakaan, bahkan satu lembar kadang terisi penuh dengan namanya.

"Sudah kuduga, Kakak pasti di sini."

Seokjin tersentak saat melihat Namjoon di hadapannya, bahkan tanpa meminta izin pemuda itu duduk berhadapan dengannya.

"Aku bosan mendengar komentar yang tidak enak tentangmu, sampai kapan mereka akan seperti ini?" tanya Namjoon.

Seokjin menghela napas lalu meraih buku di atas meja, buku itu sudah disiapkan Pak Duho.

"Bahkan, Pak Duho tahu apa yang sering kau baca. Aku salut padanya," gumam Namjoon.

"Kenapa kau datang ke sini?" tanya Seokjin, akhirnya angkat bicara.

"Sudah kukatakan tadi, aku bosan. Aku butuh hal baru dalam hidupku," jawab Namjoon dengan suara sedikit lantang.

Seokjin dan Namjoon tak peduli, lagi pula hanya ada mereka berdua di tempat ini. Begitulah perpustakaan di sekolah ini, jarang ada yang mengunjunginya. Buku-buku di rak tampak usang saat pertama kali Seokjin menginjakkan kaki di perpustakaan, sampai akhirnya ia protes pada Pak Duho dan meminta untuk membersihkan buku-buku tersebut karena ia akan menjadi langganan pembaca ketika istirahat. Awalnya Pak Duho tak percaya, tapi kedatangan Seokjin yang rutin membuatnya percaya. Sudah tiga tahun Seokjin sekolah di tempat ini, itu tandanya sudah dua tahun ia menjadi murid yang rajin mengunjungi perpustakaan.

"Jika itu tujuanmu, maka carilah." Ucap Seokjin, membuat dahi Namjoon berkerut dalam.

"Apa yang harus aku lakukan, Kak? Aku ini meminta jawaban yang pasti!" oceh Namjoon.

"Tanyakan pada Taehyung kalau begitu," tukas Seokjin.

Namjoon memutar matanya. "Kenapa harus Taehyung? Itu lebih parah!"

Seokjin tertawa kecil menanggapinya, sedangkan Namjoon langsung berteriak melihatnya.

"Kenapa ketika di depan banyak orang kau tidak menunjukkan reaksi seperti itu? Kenapa selalu terlihat dingin layaknya es?" tanya Namjoon, kemudian mendapatkan tatapan tajam dari Seokjin.

"Diamlah!"

Namjoon tertawa kecil lalu kembali serius. "Aku serius kali ini, apa kau mengizinkan jika aku melakukan aktivitas di luar rumah?"

Seketika dahi Seokjin berkerut, ia tidak mengerti dengan maksud ucapan Namjoon.

"Aku ingin melakukan sesuatu di luar rumah. Sudah kupikirkan sejak lama, tapi aku takut untuk mengatakannya padamu." Jelas Namjoon, seakan tahu apa yang ada di pikiran Seokjin.

"Melakukan apa?" tanya Seokjin dengan tatapan serius.

"Aku ingin jadi rapper dan ikut les rap," jawab Namjoon, sedikit berbisik.

Dahi Seokjin berkerut mendengarnya, tak menyangka bahwa Namjoon menginginkan hal tersebut.

"Aku sudah mengatur semuanya, kau tidak perlu khawatir mengenai biayanya, Kak. Sudah diatur dengan baik," sambung Namjoon.

"Bukan itu masalahnya, mengenai biaya aku bisa menanganinya, tapi bagaimana dengan bodyguard yang selalu mengikuti kita?" tanya Seokjin, ragu.

Namjoon langsung terdiam mendengar pertanyaan itu, ia tidak pernah memikirkan hal tersebut sebelumnya.

"Pikirkan tentang itu, maka aku akan menyetujuinya. Kau tahu, kan, ayah tidak akan mengizinkannya dan pasti memarahimu jika mengetahuinya." Ujar Seokjin, kemudian matanya menatap buku tadi.

Kim Brothers (thEnd)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang