Kim 36 ~ Ending

509 28 0
                                    

"Hidup memiliki alasan dan tujuan, yaitu keluarga. Tawa dan tangis, hanya keluarga yang bisa menerima dan memahaminya. Jadi, jangan sedikitpun berpikir bahwa keluargamu bisa ditukar dengan apapun."



Jungkook dipaksa Taehyung menginap di rumahnya karena acara semalam. Jungkook tidur di kamar tamu yang sudah disiapkan oleh Hana. Jungkook dan Taehyung menghabiskan malam dengan bercerita tentang kehidupannya sebelum saling mengenal.

Saat ini, Taehyung, Jungkook, Namjoon, Seokjin, dan Donghwa sedang berkumpul di ruang keluarga. Mereka menyaksikan acara kesukaan Taehyung, apalagi kalau bukan kartun.

“Apa kalian biasa berkumpul di sini?” tanya Jungkook, memecahkan suasana yang hening.

“Ya, kami menghabiskan banyak waktu di ruangan ini,” jawab Namjoon.

“Kenapa kalian kalau di sekolah terlihat saling tak peduli? Padahal, ketika di rumah kalian sangat dekat,” tanya Jungkook.

“Apa kau merasa kami seperti itu? Padahal, kami merasa biasa saja,” jawab Namjoon.

“Kalian harus lebih peka dengan lingkungan sekitar,” papar Jungkook.
Namjoon mengangguk-angguk menanggapinya. Ia tidak pernah menyadari hal tersebut.

“Apa hari ini Ayah memiliki rencana untuk menghabiskan waktu dengan kita?” tanya Taehyung.

Donghwa yang sedang membaca koran langsung menghentikan kegiatannya. “Ya, bahkan Ayah ingin mengajak kalian ke suatu tempat.”

“Kemana, Ayah? Apa Jungkook juga ikut?” tanya Taehyung, penasaran.

“Kalian semua wajib ikut kali ini,” jawab Donghwa dengan pasti.

...

Seokjin, Namjoon, Taehyung, dan Jungkook tercengang ketika Donghwa mengendarai mobilnya memasuki pemakaman umum. Tanpa perlu diberi tahu, Seokjin yakin, Donghwa pasti mengajaknya ke makam sang ibu. Itulah mengapa Donghwa tidak mau memberi tahu Seokjin, ia tahu kalau anak pertamanya itu pasti akan menolak.

Tak lama kemudian, mobil itu berhenti di tepi jalan. Makam di sebelah kanan dan kiri membuat suasana menjadi haru.

“Kita ke makam siapa, Ayah?” tanya Taehyung sembari menatap sekelilingnya.

“Makam ibu kalian,” jawab Donghwa.

“Bagaimana Paman bisa tahu kalau ibu dimakamkan di sini?” tanya Jungkook.

“Bitna yang memberi tahunya, bahkan kemarin kami ke sini bersama Hyukbin dan Jaehwa,” jelas Donghwa lalu dibalas yang lain dengan anggukan, kecuali Seokjin yang hanya diam.

Donghwa melangkah paling depan, memimpin jalan menuju makam Jinan.

“Bicara soal Bi Bitna, aku baru tahu ternyata dia sudah menikah,” tutur Namjoon, “bahkan, aku sempat salah paham padanya, sebelum aku tahu kalau bibi ternyata adik ibu.”

“Suami bibi sibuk mengurus usahanya di luar kota dan bibi di sini untuk mengetahui perkembangan kita,” papar Jungkook.

“Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Taehyung.

“Bibi menceritakan semuanya padaku. Dia juga bilang, kalian sempat curiga kalau bibi akan merebut Paman Donghwa, kan?”

“Siapa? Aku tidak mengatakannya,” jawab Taehyung lalu menatap ke arah Namjoon dan Seokjin, “pasti kalian, kan?”

Namjoon dan Seokjin sontak mendelik pada Taehyung.

Ah, kalian ini! Kenapa kalian mengatakan hal seperti itu? Tidak sopan!” omel Taehyung.

Tak lama kemudian, Donghwa menghentikan langkahnya di depan sebuah makam. Tertulis di batu nisan sebuah nama yang tak asing bagi mereka. Ya, itu adalah makam ibu mereka, Shin Jinan.

Jungkook langsung mendekati nisan itu dan mengusapnya. “Hai, Ibu. Lihat, siapa yang datang ke sini. Mereka adalah keluarga yang pernah Ibu ceritakan padaku, kan?”

Namjoon, Taehyung, dan Donghwa memperhatikan perilaku Jungkook dengan lirih, sedangkan Seokjin mengalihkan tatapannya entah ke mana.

“Ibu pernah bilang, suatu saat nanti aku akan bertemu dengan keluarga baik dengan seorang ayah yang tangguh dan tiga orang anak laki-laki yang kuat. Sekarang aku sudah bersama mereka,” sambung Jungkook.

Walau matanya tidak memperhatikan Jungkook, tapi telinga Seokjin bekerja dengan baik untuk mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari mulut pemuda itu.

“Aku tidak marah karena Ibu menyimpan sebuah rahasia besar dariku. Aku tidak bisa marah, setelah tahu siapa keluarga baik yang Ibu maksud,” tambah Jungkook.

Namjoon duduk di sebelah Jungkook lalu mengusap pundak adik tirinya itu, sedangkan Taehyung dan Donghwa duduk berseberangan dengan Jungkook dan Namjoon. Seokjin tetap berdiri di ujung makam itu.

Taehyung menyentuh nisan itu dengan lembut dan tangan bergetar. Ini pertama kalinya, Kim bersaudara datang ke makam ibu kandung mereka.

“Jungkook, ada ingin saya sampaikan,” ucap Donghwa membuat yang lain langsung memperhatikannya.

“Ada apa?” tanya Jungkook.

“Saya sudah membicarakan hal ini pada Bitna, Hyukbin, Jaehwa, dan mereka,” jawab Donghwa sembari menunjuk ketiga anak kandungnya, “hak asuhmu akan saya ambil alih, jadi kau resmi menjadi keluarga kami.”

Jungkook tercengang dengan penuturan Donghwa yang mendadak seperti ini. “Apa kalian hanya berusaha untuk menghiburku?”

“Tidak, Jungkook. Mulai sekarang, kau adalah adik kami,” jelas Namjoon.

Jungkook langsung menatap Seokjin yang sejak tadi hanya berdiri.

“Ini semua atas keputusan bersama,” tutur Seokjin.

Jungkook tertunduk, seketika butiran bening itu menetes di pipinya. Ia tidak menyangka akan memiliki keluarga seperti mereka.

“Terima kasih,” ucap Jungkook membuat yang lain ikut terharu.

Namjoon langsung mendekapnya dari samping. “Sudahlah, laki-laki tidak boleh cengeng.”

Jungkook langsung mengusap air matanya dan menggantinya dengan senyuman. “Apa aku boleh memanggil Paman dengan sebutan, Ayah?” tanya Jungkook, hati-hati.

Sontak pertanyaan tersebut membuat Donghwa tersenyum lebar. “Silakan, senyamanmu saja.”

Jungkook tersenyum lalu mengangguk. Namun, semuanya tersentak ketika Seokjin berjalan mendekati batu nisan dan meminta izin pada Taehyung untuk bergeser.

“Hai, Ibu. Apa yang Ibu minta ketika aku koma sudah terlaksanakan, apa Ibu bahagia di sana? Walau Ibu tidak memintanya, aku, Namjoon, Taehyung, dan Ayah pasti akan melakukannya.”

Penuturan Seokjin yang tak terduga membuat Donghwa, Namjoon, dan Taehyung meneteskan air mata. Sikap Seokjin sejak datang sampai beberapa detik lalu, ternyata mampu membuat yang lainnya tercengang saat ini.

“Maaf, Ibu, aku sempat marah dan membencimu karena kejadian itu, tapi sekarang aku akan melupakannya.”

Air mata Donghwa semakin mengalir deras ketika mendengar kalimat itu dari anak pertamanya. Seokjin yang ia kenal dengan hatinya yang keras dan tidak mudah goyah. Namun, semua itu terpatahkan hari ini.

Namjoon langsung mengusap air matanya. “Ibu, aku akan ikut olimpiade, aku akan bawakan piala kemanangan untukmu. Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu.”

Taehyung pun melakukan hal yang sama. “Ibu, Kak Namjoon akan menjadi seorang rapper, Kak Seokjin akan menjadi penerus Ayah, Jungkook ingin menjadi seorang atlet, dan aku ingin memiliki kebun strawberry.”

Namjoon tersentak ketika Taehyung mengucapkan keinginannya. “Bagaimana kau bisa tahu tentang itu?”

Ah, kau dan Kak Seokjin keterlaluan, beraninya menyembunyikan hal sepenting itu padaku dan Ayah. Kak Hoseok dan bodyguard-mu sudah menceritakan semuanya. Bahkan, guru lesmu bilang, kau punya bakat dan bisa menjadi bintang suatu hari nanti. Kenapa kalian menyembunyikannya?” tanya Taehyung.

Namjoon hendak menjawab, tapi diurungkan oleh Seokjin. “Kalian ini tidak sopan! Kita sedang di makam Ibu, bisa-bisanya kalian berdebat seperti ini!”

“Taehyung yang memulainya, bukan aku!” kata Namjoon, membela diri.

Taehyung hanya menyeringai.

“Sudahlah, lebih baik sekarang kita berdoa untuk ketenangan dan kebahagiaan ibu kalian,” kata Donghwa, mengalihkan pembicaraan.

Setelah itu, mereka berdoa dengan khitmat.

Hari itu adalah awal baru bagi Jungkook. Sebuah keluarga yang ia impikan selama ini. Kehidupan Eungi dan suaminya ditanggung oleh Donghwa, bahkan rumah mereka diperbaiki dan didirikan sebuah ruko untuk menjual kue di sebelahnya. Kehidupan Jimin, Hoseok, Aera, dan Yoongi juga ditanggung oleh Donghwa, pendidikan mereka dibiayai hingga jenjang kuliah, bahkan mereka bisa bekerja di perusahaan Donghwa.

Donghwa membiarkan anak-anaknya memilih masa depan mereka, kecuali Seokjin yang sudah jatuh cinta dengan perusahaan sang ayah.

Hari itu, mereka memulai kehidupan yang baru.

~The End~

Kim Brothers (thEnd)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang