Kim 5

409 54 6
                                    

Namjoon kembali menemui Seokjin di perpustakaan ketika jam istirahat tiba. Tak perlu ditanya lagi apa tujuannya, sudah jelas tetang rencananya untuk menjadi seorang rapper.

“Apakah kau sudah menemukan rencana yang bagus?” tanya Seokjin, tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang ia baca.

Kepala Namjoon yang semula terbenam di atas meja langsung terangkat. Pemuda itu tampak frustasi jika membahas tentang hal tersebut.

“Sudah, tapi aku tidak yakin.” Jawab Namjoon.

“Coba jelaskan apa rencanamu,” pinta Seokjin.

“Setelah pulang sekolah, aku bisa saja lewat halaman belakang sekolah untuk pergi ke tempat itu, apalagi tempatnya tak jauh dari sini.” Jelas Namjoon.

“Ya sudah, lakukan saja.” Ucap Seokjin, membuat Namjoon mendesis.

“Mana mungkin aku pulang tanpa kalian!” tukas Namjoon.

“Berapa lama kegiatan itu berlangsung?” tanya Seokjin.

“Dua jam, cukup lama, kan?”

Seokjin tampak berpikir sebentar,

“Jangan pura-pura berpikir, jika akhirnya aku mendapatkan jawaban yang mengecewakan.” Ujar Namjoon.

“Tunggu, sepertinya itu bisa diatur.” Kata Seokjin, membuat Namjoon kembali bersemangat.

“Bagaimana?” tanya Namjoon, antusias.

“Kau bisa langsung pergi ketika pulang sekolah, aku akan mengatakan pada Taehyung dan bodyguard bahwa kau ada pelajaran tambahan untuk olimpiade nanti. Setelah itu, aku akan kembali menjemputmu di sini, sekalin ke kantor.” Ungkap Seokjin.

Namjoon tampak akan menyetujui ucapan Seokjin, tapi beberapa menit kemudian semua rencana itu membuatnya khawatir.

“Setelah olimpiade, apalagi alasan yang akan kita berikan?” tanya Namjoon.

“Itu urusan belakangan, yang penting jalani dulu. Lagi pula, olimpiademu masih dua bulan lagi, kan? Jalani saja dulu,” ucap Seokjin, membuat rasa khawatir Namjoon perlahan sirna.

“Baiklah, aku akan percayakan ini pada Kakak.” Ujar Namjoon.

“Jika suatu saat nanti ketahuan, itu tetap menjadi tanggung jawab bersama.” Ujar Seokjin.

Ah, itu urusan belakangan. Lagi pula aku tidak akan menghadapi omelan itu sendiri, ada Kakak bersamaku.”

Perkataan Namjoon membuat Seokjin mendelik, kemudian buku yang dibawa Seokjin melayang dan mendarat tepat di atas kepala Namjoon.

“Kau ini!” maki Seokjin, tapi malah disahuti tawa oleh Namjoon.

...

Taehyung melihat kedua Kakaknya dari pintu perpustakaan. Keduanya tidak bisa melihatnya karena terhalang meja besar Pak Duho. Beberapa kali dahinya berkerut melihat tingkah Seokjin atau Namjoon.

“Hei, kau Taehyung, kan? Kenapa hanya diam di sana?” tanya Aera, lalu pandangannya mengikuti arah tatap Taehyung.

“Tidak apa,” jawab Taehyung, singkat.

Ah, apa kau ingin menemui mereka? Atau aku panggilkan saja?” tawar Aera.

“Tidak usah,” jawab Taehyung, lagi.

Matanya masih memperhatikan kedua Kakanya, bahkan menjadi serius dan penuh selidik.

“Baiklah,” kata Aera, kemudian melangkah masuk.

Kim Brothers (thEnd)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang