~happy reading~
Hujan deras tiba-tiba membasahi ibu kota Seoul. sejak kepulangannya tadi siang, lisa masih tetap mengurung diri di dalam kamar. tak ada seorang pun penghuni rumah berani untuk bertanya. Bundanya lisa berkata mungkin saja telah terjadi suatu hal yang kurang mengenakkan, dan mereka sama-sama memutuskan untuk memberi lisa waktu untuk sendiri dulu. biar dia menenangkan dirinya terlebih dahulu sampai tiba saatnya mereka akan bertanya kepada lisa.
Di dalam kamarnya, lisa duduk di kasur lengkap dengan selimut dan guling di pelukannya. Terdengar isakan-isakan kecil, bertanda bahwa lisa sedang tidak baik-baik saja. Ia menatap kosong ke arah depan tepat ke layar televisi yang tidak menyala.
Pikirannya saat ini sedang sangat kacau. Ia tidak tahu kalau akan jadi seperti ini. Padahal ia hanya ingin bertemu karena khawatir. Tapi yah, ia juga tahu bahwa tidak semuanya ini adalah kesalahan jungkook. Ia paham bahwa jungkook juga tengah kacau saat ini. Lantas kenapa dia masih tetap menangis? Mungkin karena dia sedang ingin menjernihkan pikirannya. Dia tidak menangis karena kesal atau marah. Bukan juga karena ia kecewa dengan jungkook. Sebenarnya saat masih di rumah sakit lisa memang kecewa dengan perilaku jungkook, tapi bukan berarti dia membenci, dan bukan berarti juga dia akan menyalahkan jungkook. Kalian ngerti nggak sih? apalagi sesama cewek pasti ngerti, bahwa ada saatnya cewek itu nangis tanpa sebab. Menangis untuk meluapkan segala keluh kesahnya, untuk segala hal yang terjadi.
Lisa berhenti menangis. Matanya sembab, hidungnya merah, dan rambutnya berantakan. Persis sama dengan keadaan jungkook saat ini.
Mereka berdua, sedang berada di tempat yang berbeda namun dengan perasaan yang sama.
Jungkook yang sedang belajar dari kesalahannya, dan lisa yang sedang belajar untuk memahami.
yah, perdebatan itu lazim buat sebuah hubungan. nggak ada hubungan di dunia ini yang bakal mulus-mulus aja kedepannya. malah dengan adanya perdebatan itu dapat menguji seberapa cinta mereka kepada pasangan mereka masing-masing.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari balik pintu kamar lisa. lalu seseorang dibalik sana berkata, "lis, ayo keluar. bunda nyuruh makan."
Itu suara bang jin. Lisa mengusap bekas air mata di wajah nya lalu turun dari kasur dan berjalan menuju pintu.
Setelah lisa membuka pintu kamarnya begitu kagetnya jin melihat keadaan adiknya itu sekarang.
"oh tuhan, lisa?! lo kenapa?! sakit?? liat tuh muka udah kek bungkus pecel, lecek banget." ujar jin, shock. eh tunggu dulu, emang di korea ada yang jualan pecel yak? kok bang jin bisa tau?! au ah gelap, suka2 authornya aja.
Lisa yang tadinya sudah berhenti menangis tiba-tiba menangis lagi.
"bang jiinn" ujar Lisa mewek sambil meluk jin.
"ada apa sih?" tanya Jin yang nggak tau apa-apa.
Lisa tidak menjawab, malah makin kenceng nangisnya.
Jin membalas pelukan lisa, sambil mengusap pelan rambut adiknya itu. tipe-tipe abang idaman banget nich.
Jin membiarkan lisa menangis membasahi hoodie ungu miliknya.
"udah dek, berhenti nangisnya. ntar malah demam loh nangis mulu." ucap jin penuh pengertian.
Lisa melepas pelukannya lalu mengusap air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Lizkook
Fiksi Penggemar[END] "mulai detik ini lo jadi pacar gue" -JK "WHAT?!" . . . . . . 정국 // jungkook BTS ft 리사 // lisa BLACKPINK enjoy and happy reading~^^ - cover by @grangeriest