Kejadian hari ini benar-benar out of the box!
Sohibku yang biasanya menjadi partner in crimeku kini secara tersirat dinyatakan sebagai terdakwa sementara hanya gara-gara pernyataan rada tidak masuk akal dari Yiren.
Sejak kecil cewek itu memang rada aneh, cenderung menakutkan bagiku. Dan entah takdir macam apa kami bertemu kembali, padahal aku sudah susah payah kabur dari rumah memutus semua ikatan tidak masuk akal dengannya.
Yep, masa laluku tidak bagus-bagus amat, dan jika kalian penasaran aku akan menceritakannya, tapi tidak sekarang, mungkin suatu saat jika aku ingin dan ingat.
Selepas kepergian kepolisian dan petugas medis, Hyunjin dipanggil ke ruang Kepsek dan baru kembali setelah satu jam pelajaran berakhir.
"Gimana?" tanyaku tanpa bisa menyembunyikan nada khawatir. "Si Kepsek aneh-aneh ke lo?"
Hyunjin langsung tersenyum lebar, sontak membuatku merasa gelisah. "Nggak terlalu penting apalagi menakutkan, dia cuma mengumbar ancaman remeh temeh kok, lo santai aja."
"Nggak, dia diancam habis-habisan," Jeongin menyahut, dari tadi dia diam-diam mengekori Hyunjin.
"Oke, habis ini kita keluar, gue pingin makan bakmi."
"Bolos?" nada bicara Hyunjin sedikit gemetar. "Skip deh, gue males loncat pagar."
Aku berdecih. "Nggak ada kamus mager bolos dalam diri lo, Hyun."
"Jika dia bolos atau melakukan pelanggaran lain, dia bakalan makin diawasi, seakan dia memang tersangkanya, itu salah satu ancaman si Kepsek."
"Apa modus operandinya, Je?" persetan jika Hyunjin risih lantaran aku bicara terang-terangan kepada roh di depannya.
Tentu saja Hyunjin langsung mengernyit risih. "Lo..." ucapnya tanpa berniat meneruskan.
"Entah, tapi dari apa yang gue tangkap, si Kepsek ogah mempertahankan kriminal semacam Hyunjin. Tapi sekaligus dia nggak mau kehilangan Hyunjin."
Uh-oh, tentu saja, kalau bukan karena Hyunjin yang hobi menyabet banyak penghargaan non akademis, sudah pasti cowok itu dikeluarkan saking badungnya.
"Ehm..." Hyunjin berdehem menarik atensiku. "Gimana kalau sate padang di ujung perempatan?"
Aku menyeringai. "Lo berniat bolos sampai pulang?"
"Yep, soal tas gue udah kabari Jisung agar bawain, tapi mungkin malam ini lo jadi nginep di rumah Bang Woojin soalnya Jisung nggak bisa masuk flat milik lo."
"Nggak masalah." Aku berdiri sambil mengambil dompet dan ponsel. "Ayo pergi."
Kami tidak jadi ke sate padang yang harganya gila—bagi kami pelajar yang uang sakunya pas-pasan. Jadi kami memutuskan masuk ke warung sebelahnya, warung bakmi yang harganya lebih murah dari pada bakmi di dekat sekolah.
Segera kami memesan dua porsi.
"Ho, mau bantu gue nggak?"
"Bersihin nama baik lo kan?" Hyunjin meringis sambil menggaruk tengkuknya. "Dengan senang hati, Hyun. Lo kan partner in crime gue, masa gue biarin masuk penjara dengan kejahatan orang lain yang dilimpahkan ke lo?"
"Kok lo yakin banget gue nggak bersalah?" tanyanya rada sangsi. "Kan gue satu-satunya orang yang tiba di TKP pertama kali dan itu biasanya-"
"Lo nggak sendirian waktu di TKP, lo berdua." Dahi Hyunjin langsung menyatu dan menatapku bingung. Aku menghela napas. "Terserah lo percaya atau nggak, tapi temen roh gue ada di samping lo pagi tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] CTRL + C ✓
Misterio / SuspensoKepsek kami memberi tugas yang rada aneh, tapi tetap kami lakukan lantaran dihadiahi jam kosong serta keistimewaan lain. Namun, di beberapa ruangan yang sering kami santroni mendadak teman-teman kami tergolek dengan riasan yang bagus banget, seperti...
![[1] CTRL + C ✓](https://img.wattpad.com/cover/222033251-64-k672192.jpg)