"Hah? Kok bisa?!" teriak Felix yang tanpa dia sadari malah berteriak di samping telingaku.
"Awalnya dia cuma kasih hadiah remeh temeh ke gue layaknya cewek kesemsem sama gue," Hyunjin menghela napas. "Tapi waktu kepergok saat dia masukin hadiahnya ke tas gue, awalnya dia cuma salting, kami basa-basi sebentar meski gue merasa dia beda banget dari kebanyakan siswa, yeah I don't care, tapi besoknya dia kirim gue hadiah lengkap dengan foto-foto gue."
"Lo kan dewa selfie, Hyun," sergah Changbin dari seberang telpon. Omong-omong, sambungan kami belum terputus, yeah Chan kan juragan pulsa makanya tidak khawatir bakalan miskin pulsa.
"Ya ehm," Hyunjin terdengar gelagapan karena malu. "Masalahnya bukan foto-foto yang gue upload, melainkan foto yang dia ambil sendiri tanpa seizin gue."
"Gue nggak mau ngeluarin harsh word again, tapi I want," Felix cemberut.
"Foto seperti lo lagi tebar aib di kamar mandi?" tebakku asal dan ajaibnya Hyunjin mengangguk muram.
"Gue lagi enak-enak boker, eh dia foto, untung dari samping. Mana di balik foto itu dia tulis pakai darah, 'Jangan lupa cebok', creepy bangsat." Hyunjin mengusap wajahnya kasar, terlihat rada keberatan mengingat perilaku secret admirer-nya. "Dan, yang terparah, dia pernah hampir nyelakain teman sekelasnya yang sama-sama suke ke gue waktu materi renang."
"Nyelakain model apa?" tanya Woojin kepo.
"Ini cuma kabar yang gue dengar dari cewek-cewek yang sekelas dengan dia," Hyunjin mulai menjelaskan tapi Jisung menyela dari seberang sana.
"Oh gue inget, cewek nerd itu, si Olivia, waktu mapel olahraga ada penilaian disuruh tahan napas di dalam air, Olivia sebelahan sama Rachel-seingat gue-cewek itu tanpa banyak yang tau diam-diam nyekal tangan Rachel di dalam air menghalangi Rachel buat kembali ke permukaan," Jisung menjelaskan panjang lebar.
Uh-oh, kenapa tiba-tiba cewek nerd dari bangku figuran itu tiba-tiba terlibat? Dan apa tadi, Olivia berniat mencelakai Rachel si korban?
"E-eh, Chan!" kali ini suara Seungmin terdengar.
"Ngapain dia?" Felix bertanya dengan nada khawatir. "Dia nggak melakukan hal goblok kan?"
"Lebih dari goblok, dia nekat parah!" nada suara Jisung rada kelabakan. "Dia menerobos kerumunan dan mencoba negosiasi sama Olivia."
Kulihat dari ekor mataku, muka Felix langsung memucat, aku tidak tahu apa relasinya Felix dengan Chan tapi kurasa mereka berdua menyimpan sesuatu.
"Kalian, dapat apa di bawah?" Changbin membuyarkan keheningan yang menyelimuti kami.
"Nggak ada," sahutku muram. "TKP dirusak."
Tidak ada sahutan dari seberang sana. Kurasa mereka masih mencerna ucapanku.
"Anak-anak, kalian ngapain di sini?" kami semua serempak mendongak ke atas. Itu kepsek kami (yang menyebalkan) tahu-tahu nongol tanpa suara-sungguh, derap langkahnya tidak terdengar-dengan muka datar. "Baguslah kalian tidak ikut-ikutan kejadian di lantai dua."
"Entah gue doang yang merasa begini atau gimana, tapi nada bicara kepsek lo seperti nggak berperasaan, menganggap kejadian rada mengerikan di lantai dua bukan lah apa-apa," Jeongin berujar dengan sorot mata sebal.
"Minho dan Hyunjin, bisa ikut saya sebentar? Saya ada perlu dengan kalian."
Aku dan Hyunjin saling berpandangan, kemudian kualihkan kepada teman-temanku yang menatap heran maksud tiba-tiba si kepsek. Tapi kami tetap mengekor di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] CTRL + C ✓
Misterio / SuspensoKepsek kami memberi tugas yang rada aneh, tapi tetap kami lakukan lantaran dihadiahi jam kosong serta keistimewaan lain. Namun, di beberapa ruangan yang sering kami santroni mendadak teman-teman kami tergolek dengan riasan yang bagus banget, seperti...