#01 Ceroboh

4.2K 426 180
                                    

Sesekali aku melirik, kearah Om Jaehyun yang kini sibuk menyetir dengan wajah datarnya. Pagi ini Papa tidak bisa mengantarku sekolah, maka dari itu ia meminta Om Jaehyun agar memberiku tumpangan ke sekolah. Toh, tujuan kami sama jadi aku pikir bukan masalah besar jika sedikit merepotkan Om Jaehyun.

"Jangan liatin saya terus, nanti kepala saya bolong." Kalimat yang diucapkan oleh Om Jaehyun itu sontak saja membuatku memutuskan tatapanku padanya, sedikit malu karena ketahuan.

Aku pura-pura batuk untuk mendapatkan perhatiannya, "Denger-denger Oom bakalan ngisi mapel matematika di kelas aku semester ini." Aku mencoba mengalihkan pembicaraan, berusaha agar perjalanan kami ke sekolah itu tidak menjadi canggung.

"Saya ngajar seluruh kelas sebelas semester ini, baik IPS maupun MIPA." Om Jaehyun menjawab.

Aku mengangguk saja kemudian beralih ke tas punggung miliku lalu mengambil dua buah permen berperisa cola dari dalamnya. Membuka yang pertama, aku mengulurkannya kepada Om Jaehyun yang dilahapnya tanpa adanya penolakan.

Senang karena sikapnya yang memperlakukanku dengan sangat baik seperti yang Papa lakukan padaku membuat aku tanpa sadar terus menarik sudut-sudut bibirku membentuk sebuah lekungan.

Gerbang sekolahku yang menjulang tinggi terlihat beberapa meter lagi di depanku. Aku bersiap kembali memakai tas punggungku, kemudian meminta diturunkan sebelum benar-benar tiba di sekolah.

"Om, berhenti disini aja." Aku menepuk lengan Om Jaehyun pelan,

Ia menurut, kemudian memelankan laju mobilnnya lantas berhenti di pinggir jalan. "Anya turun ya, Om" aku berkata demikian lalu memberikan sebuah kecupan singkat di pipinya, seperti yang biasa aku lakukan pada setiap orang di keluarga kami.

Om Jaehyun dengan santai menerima kecupan itu, kemudian tersenyum. "Hati-hati." dia memperingati, aku mengangguk.

Tapi belum sampai bibir Om Jaehyun tertutup rapat, pintu mobilnya yang aku buka tanpa sengaja menabrak orang di luar. Membuat sosok itu mengaduh sambil mengumpatkan beberapa kalimat kasar.

Aku dengan cepat keluar, berniat menolongnya yang terluka gara-gara kecerobohanku. "Kamu nggak apa-apa?" Aku bertanya dengan hati-hati, khawatir akan disemprot olehnya.

Om Jaehyun ikut turun dari mobil untuk memastikan keadaan laki-laki itu.

"Eh, Pak Jaehyun."  Sosok itu bergumam ketika melihat Oom ku yang dikenalnya.

"Jeno? Kamu baik-baik aja?"

Aku yang mendengar nama Jeno disebutkan bergerak untuk melihat wajahnya. "Ah, Jeno. Maaf ya Anya bener-bener nggak sengaja." Jeno memincingkan matanya terlihat kesal, sikunya berdarah dan aku yakin itu karena kejadian barusan.

"Lo berangkat sekolah bareng Pak Jaehyun, Nya?" Jeno akhirnya membuka suaranya untuk bertanya padaku, curiga melihat aku dan Om Jaehyun yang muncul bersamaan.

"I-iya" aku tergagap, sedikit khawatir mengakuinya meski tahu Jeno sejak awal sudah tahu hubunganku dengan Om Jaehyun.

Ia kemudian beralih kearah Jaehyun, "Pak, ini sekedar saran saja. Tapi kalo Bapak mau hidup Anya tenang sampai lulus SMA, jangan terlalu sering terlihat sama dia. Semua orang bakalan ngeremehin murid yang punya hubungan kekerabatan dengan salah satu staf sekolah, apalagi jika itu guru." Jeno berkata dengan dingin, terlihat tidak peduli jika yang ia ajak bicara adalah gurunya sendiri.

Jeno kemudian menarik tanganku, "Bapak bisa duluan, Anya biar sama saya." katanya, yang membuatku mengangguk mencoba untuk meminta Om Jaehyun menuruti kata-katanya.

"Nggak salah kamu jadi murid favorit para guru. Kamu cerdas dan nggak punya rasa takut sama siapapun." Om Jaehyun mengatakan itu bukan dengan nada kesal tapi sebaliknya, seolah bangga dengan muridnya itu.

Ia kemudian bergantian menepuk bahuku dan Jeno kemudian melaju setelah kembali masuk kedalam mobilnya.

Beralih pada Jano, kini ia menatapku dengan matanya yang seolah bisa menusuk siapapun. "Denger kata-kata gue, jangan terlalu memperlihatkan kedekatan lo sama Pak Jaehyun kalo masih mau tenang di sekolah."

"Buat tambahan, beliin gue plester sama obat merah." katanya setelah berjalan. meninggalkanku.

.

.

.

tbc

Sumpah, jujur aja gua geli sendiri ngetik nama Jaehyun dengan embel-embel 'om' di depannya. Salah gua juga sih, harusnya mah panggilannya daddy aja gitu biar mantep.

:v

Hai Om! ▪Jaehyun▪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang