Dua hari setelah kejadian dimana Jaemin tidak dibolehkan ikut ulangan harian oleh Pak Jaehyun, Jaemin benar-benar merealisasikan perkataannya yang bilang bahwa dia akan membuat perhitungan dengan wali kelas kami itu.
Aku menyadari hal itu ketika jam pelajaran kedua selesai dan mereka ramai menggantung ember di kusen pintu kelas bagian atas. Jaemin yang memimpin aksi itu, sementara teman-teman sekelasku yang lain membuat suara dengan tabuhan-tabuhan pada meja ketika Jaemin naik ke atas kursi dan menjadi sosok penting yang menggantungkan ember seolah tengah mensupport aksi teman sebangkuku itu.
Handphone milikku yang aku taruh di atas meja bergetar, disana Jasmine, teman sebangku Era mengirimkansebuah pesan di grup kelas. Mengabari jika Pak Jaehyun akan segera masuk ke kelas kami.
Teman-temanku yang lain membubarkan diri, mencoba merapihkan kelas dan bersikap biasa-biasa saja. Jaemin juga begitu, dia duduk di sampingku lalu menyungingkan senyum puasnya.
"Jangan bilang kamu ngisi embernya pake air, ya Jaem?" aku bertanya. Gusar karena apa yang dilakukan teman-teman sekelasku mungkin akan mempermalukan Pak Jaehyun.
Tapi Jaemin tidak menjawab dengan jelas. Dia mengangkat bahunya seolah ingin membuatku benar-benar penasaran. "Elo liat aja nanti, Nya."
"Jaem, jangan kaya gini dong. Kamu bakalan kena masalah." kataku mencoba menyadarkannya, tapi Jaemin malah menggelengkan kepala. Masih dengan senyuman yang mengantung di wajahnya.
Melihat hal itu aku bangkit dari tempat duduk, apalagi Jasmine kembali mengirim pesan yang seolah tengah menghitung mundur kedatangan Pak Jaehyun. Sosok Jaemin mencoba mencegahku pergi dari tempat duduk, tapi Jasmine yang kini sudah berada pada hitungannya yang ketiga membuat aku hanya bisa berusaha keras melepaskan pegangan Jaemin.
"Nya, duduk dulu. Acaranya udah mau dimulai!" kata Jaemin.
Aku kekeuh, bergerak cepat untuk mencegah Pak Jaehyun yang kini telah memutar knop pintu kelasku dari luar. Jaemin berdiri, masih mencoba menahanku. Memerintahkan aku untuk duduk dan tidak mengacaukan rencananya.
Pintu terbuka sedikit, aku melotot kemudian tanpa sadar mendorong Jaemin untuk menyelamatkan Pak Jaehyun. Tapi itu sepertinya sudah terlambat, pintu yang terbuka sedikut oleh Pak Jaehyun itu mendorong ember yang pegangannya di gantung di kusen bagian atas. Membuat sebagian isi dari ember itu tumpah.
Disana, konfeti berwarna-warni berjatuhan keatas kepala Pak Jaehyun yang mematung di tempat. Masih dalam posisi tubuh yang berada di antara pintu yang terbuka sedikit.
Napasku yang tanpa sadar aku tahan, akhirnya menghembus begitu keras. Lega karena bukan air yang ada di dalam ember itu. Aku melirik ke arah Jaemin, cukup kesal karena dia membuatku panik seperti ini karena kejahilannya.
Sementara yang aku tatap kini malah tersenyum mengejek membalasku, tatapan mata Jaemin kemudian beralih ke arah Pak Jaehyun yang kini tengah membersihkan tubuhnya dari tumpahan konfeti.
Selesai, dia lalu membuka pintu lebih lebar. Berniat masuk kedalam kelas. Tapi ember yang Jaemin gantung itu sepertinya belum menumpahkan seluruh isinya tadi.
Ketika Pak Jaehyun membuka pintu lebih lebar dan tentunya membuat ember itu terdorong untuk lebih banyak menumpahkan isinya. Tiga benda berbentuk oval dengan warna kecoklatan ikut jatuh bersama dengan konfeti warna-warni kembali membuatku panik.
Aku berlari untuk mencegahnya, tapi sesuatu yang ternyata telur mentah itu telah jatuh ke atas kepala Pak Jaehyun. Kelas kami seketika penuh dengan suara tawa tertahan. Sedangkan Jaemin dan Era malah bersorak.
"Selamat Ulang tahun, Pak Jaehyun!" kata mereka kompak.
Aku yang kepalang kesal tanpa sadar berteriak. "Hari ini bukan Ulang tahunnya Pak Jaehyun!"
Jaemin melihatku dengan tatapan aneh ketika aku selesai mengatakan hal itu. Lain dengannya, Pak Jaehyun yang semula diam saja kemudian buka suara.
"Kalian berdua, pergi ke ruang guru sekarang." katanya yang terdengar tangah menekan rasa kesalnya.
Kemudian Pak Jaehyun pergi dari hadapan kami, diikuti oleh Jaemin dan Era yang ketika melewati aku sempat memberikan lirikan tak suka.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Om! ▪Jaehyun▪
Fanfic"Ya Tuhan, Maafin Anya karena udah suka sama Om Jaehyun"-Anya . .