#17 Telpon dari Papa

1.3K 174 22
                                    

Sore itu panggilan telpon dari Papa masuk tepat ketika aku baru saja selesai mandi, aku yang senang Papa akhirnya menelpon setelah beberapa hari tidak mengabari aku langsung saja mengangkat panggilan telepon darinya.

"Halo, Pa" aku lantas menyapa ketika panggilan itu sudah tersambung.

"Halo, ya gusti Papa kangen banget" Aku diam-diam merotasikan mataku malas, meski begitu tetap tersenyum mendengar bagaimana berlebihannya Papaku itu.

"Udah makan belum? Papa baru aja makan ini."

Meski tau Papa yang berada di seberang telpon tidak bisa melihatku karena kami menggunakan panggilan telpon biasa aku menggelengkan kepalaku sambil mengatakan kalau aku belum makan malam.

Setelahnya Papa menyuruhku untuk segera makan, namun tidak benar-benar membiarkan aku pergi dari telpon karena aku harus mendengarkan cerita-cerita Papa prihal pekerjaannya disana. Papa juga bercerita soal sosok perempuan yang ada di foto yang ia kirimkan beberapa hari padaku itu. Jujur aku cukup merasa tidak nyaman ketika Papaku memberikan gurauan soal dia yang akan 'membawa' Mama baru untukku.

"Beneran ya itu cuma bercandaan. Itu model yang Papa foto, Cuma rekan kerja nggak lebih." Katanya yang kelimpungan sendiri untuk menjelaskan. Aku tertawa mendengar nada bicara Papaku, kemudian mencoba menenangkan sosoknya kalau aku tidak benar-benar marah meski sedikit merasa tidak nyaman.

Ketika masih asik mengobrol dengan Papa, pintu kamarku diketuk dan bisa aku pastikan jika yang melakukannya adalah Oom ku. Segera saja aku bangkit untuk membuka pintu, dan mendapati dirinya yang mengajakku ke ruang makan karena makan malam kami sudah siap.

Aku mengangguk, menuruti ajakannya. Tapi segera setelah Oom ku itu pergi dari kamarku, segera aku teringat kejadian di kantin siang tadi. Papa yang berada di seberang telpon aku panggil dengan semangat, membuat sosoknya juga terdengar penasaran saat menjawab panggilan dariku.

"Pa, Om Jaehyun pernah cerita ke Papa nggak kalau dia punya pacar?" tanyaku dengan suara yang sengaja dipelankan.

Papa di seberang menjawab tidak, dia juga bilang kalaupun Om Jaehyun punya pacar besar kemungkinan sosoknya tidak akan menceritakannya pada kami. Karena Papaku kenal sekali kepribadian Oomku yang cukup tertutup. Dia bilang, Om Jaehyun adalah tipe yang tidak akan bercerita jika tidak ditanya duluan.

Mendengarnya aku mendapatkan ide, "Kalo gitu Papa tanyain dong, Anya kepo banget. Tapi jangan bilang kalo Anya yang nyuruh, ya?"

Papaku langsung saja menolak dengan melatangkan suara 'eii..' dari seberang telepon. Aku berdecak, memohon agar dia mengabulkan keinginanku.

"Emang kamu mau ngasih apa kalo Papa mau nanyain?" Papaku meneruskan, "Ini bukan maksud Papa perhitungan ya, tapi kan di dunia ini nggak ada yang gratis hehe.."

Aku memutar otak, mencoba mencari penawaran yang bagus agar Papa bersedia mengabulkan permintaanku, "Pertengahan bulan depan Anya tanding futsal ama sekolah sebelah kalo Papa mau nanyain ke Om Jaehyun, Anya bakalan ngebolehin Papa nonton." Kataku,

Beruntungnya Papaku langsung setuju, ia terdengar begitu senang saat mengatakan 'deal'

"Tapi ada syaratnya, Kalo ada yang muji Papa ganteng terus nanya-nanya umur jangan dijawab. Pokoknya senyum ganteng aja!" ujarku memperingati.

"Siapppp.. yaudah mana Oom kamu, biar Papa tanyain sekarang." Aku mendengus ketika Papaku tiba-tiba saja menjadi bersemangat.

Aku yang tidak mau membuang waktu lantas keluar kamar dan segera mendudukan diri di kursi. Oomku masih sibuk mencuci peralatan masak yang baru saja dipakainya. Handphone ku yang masih tersambung dengan Papa aku letakkan di atas meja makan setelah menekan ikon loudspeaker. "Om, Papa mau ngomong sama Oom nih.." Kataku mencoba menarik perhatiannya.

Om Jaehyun yang sudah menyelesaikan pekerjaannya mengangguk sambil berjalan untuk duduk. Dia menyapa Papa dan sedikit berbasa-basi menanyakan bagaimana pekerjaan Papa di sana.

"Seru sih disini, tapi sayang nggak ada Nasi goreng kang Udin." Papa tertawa diikuti oleh Oomku. Barulah ketika Papa menanyakan pertanyaan yang sebetulnya adalah pertanyaanku senyum Oom ku sedikit luntur, ia menatapku yang sedang mengunyah makanan. Terlihat canggung.

"Kenapa tiba-tiba tanya?" Oomku balas bertanya.

"Anya tuh yang pengen tau, penasaran banget katanya. Ei, tapi dia bilang jangan kasih tau elo kalo dia yang pengen nanyain." Kata Papaku yang segera saja membuat aku melotot.

Mata Oomku bergerak cepat untuk menatapku yang segera menjadi gugup, membuat aku gemas sediri dengan sosok Papa, "Papa mah!"

Papaku terdengar terkejut, "Anya denger!? Ini diloudspeaker, ya?"

Aku yang kepalang malu diam sambil menunduk dalam untuk menghabiskan makan malamku, mencoba untuk mengindari suara tawa Oomku yang kini terdengar menggema. Sementara Papa yang ketahuan segera berpamitan, meninggalkan aku dengan perasaan canggung yang harus aku tanggung sendiri.

.

.

.

Tbc

aloo.. semoga kalian suka eps kali ini :)

Hai Om! ▪Jaehyun▪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang