Jam pelajaran pertama yang diisi oleh Pak Jaehyun berjalan biasa-biasa saja meskipun beberapa tempat duduk kosong. Pak Jaehyun terlihat acuh, meski kadang ketika melihat kursi sebelahku yang kosong alis dan sorot matanya berubah, seolah lelah dengan si pemilik tempat duduk.
Aku merasa bersalah pada Pak Jaehyun, meski begitu tetap tidak bisa membantu banyak karena Jaemin memang betul-betul keras kepala dan tidak akan pernah tanggung-tanggung ketika menganggu orang yang tidak disukainya. Pun, Pak Jaehyun sendiri tidak bisa berbuat lebih pada Jaemin, karena laki-laki itu adalah anak kesayangan Pak Johnny dan lagi Jaemin adalah anggota futsal yang sangat dibanggakan sekolah.
"Hari ini saya ada urusan penting di luar sekolah, untuk itu saya minta sampai jam pelajaran saya habis kalian tetap tenang di dalam kelas dan mengerjakan soal-soal yang saya berikan." Pak Jaehyun terlihat membereskan alat-alat tulisnya sambil mengatakan hal itu.
Setelahnya teman-teman sekelasku menjawab 'baik pak' dengan kompak, seolah sangat bersyukur karena itu.
Sebelum keluar Pak Jaehyun menunjuk beberapa tempat duduk yang kosong, "Kasih tau mereka buat nemuin saya sepulang sekolah." Ucapnya pada ketua kelas kami, Hyunjin.
Hyunjin yang kelihatannya baru saja bangun tidur menyanggupi perintah Pak Jaehyun sambil ngusap-ngusap matanya. Wali kelas kami itu terlihat jengah dengan kondisi kelas, kemudian keluar setelah menutup pembelajaran pagi itu dengan sebuah hembusan napas pasrah.
Suara lega dari teman-teman sekelasku terdengar diucapkan bersamaan, mereka juga merenggangkan tubuh terlihat seperti baru saja terbebas dari beban berat karena kehadiran Pak Jaehyun. Aku mengeluarkan handphone milikku, setelah itu mencoba menghubungi Jaemin untuk memberi tahunya jika pelajaran Matematika sudah selesai dan dia bisa kembali ke kelas sekarang karena jam pelajaran selanjutnya akan segera dimulai. Jaemin dengan cepat membalas pesanku, tidak ada kalimat panjang dia hanya mengirimkan sebuah stiker yang dibuat dari foto guru geografi kami yang ketika itu berpose dengan menunjukkan jempolnya.
Aku awalnya mengira aksi membolosnya hanya akan dilakukan hari itu, tapi siapa yang menyangka di jam pelajaran matematika berikutnya dia malah mengajak lebih banyak teman sekelas kami untuk membolos bersama. Oom ku bahkan sampai menyerah memerintahkan Hyunjin untuk meminta teman-teman sekelas yang membolos untuk menemuinya, karena bahkan sejak hari pertama Jaemin membolos, ia tidak pernah sekalipun datang menghadap Pak Jaehyun seperti yang diminta.
Merasa tidak ada sanksi jelas dari Pak Jaehyun, teman-teman sekelasku dengan semangat mengikuti Jaemin, hingga satu hari hanya tinggal tiga orang yang tersisa di kelasku. Hanya ada aku, Jasmine, dan Hyunjin yang masih duduk ditempat kami masing-masing untuk mengikuti pelajaran Matematika.
Pak Jaehyun ketika itu terlihat frustasi tapi tetap tidak tidak bertindak banyak, diam-diam aku gregetan pada sosoknya. Kesal karena dia malah bersikap acuh pada kondisi kelas kami yang seperti ini.
Siang itu ketika Pak Jaehyun sibuk menerangkn materi matematikanya pada aku, Hyunjin, dan Jasmine ia dikejutkan dengan kehadiran Pak Kepala Sekolah yang tiba-tiba datang dengan wajah kesalnya yang jarang sekali kami temui. Sosok pendek dan tubuh sedikit gempal itu meminta Pak Jaehyun keluar dari kelas untuk berbicara berdua, sementara teman-temanku yang semula pergi untuk membolos satu-persatu masuk dari pintu kelas bagian belakang.
Suara Pak Kepala sekolah yang tengah berbicara dengan Pak Jaehyun itu sesekali terdengar meninggi, membuat beberapa murid dari kelas lain mengintip untuk melihat kejadian itu, berbeda dengan kelasku yang senyap bukan main.
Jaemin pun yang duduk di sebelahku sibuk menunduk dalam, mungkin sudah lebih dahulu menerima omelan dari Pak Kepala Sekolah. "Ketahuan dimana?" aku berbisik pada Jaemin, dia terlihat melirik sebentar padaku sebelum kembali menunduk.
"Kantin," jawabnya singkat.
Pak Kepala Sekolah kemudian masuk kedalam kelas kami, diikuti Pak Jaehyun dibelakangnya. Ia Kemudian menunjuk Jaemin dan Era serta dua teman sekelompok cewek itu. Yang ditunjuk langsung bangkit dari tempat duduknya meski masih dengan posisi kepala menunduk.
"Pulang sekolah ke ruangan saya atau kalian saya skors." Kata Pak kepala sekolah tegas. Dia juga melanjutkan, "Sementara yang tadi juga ikut bolos, temuin Pak Jaehyun." Tutupnya kemudian pergi dari kelas kami.
Baru saja kembali duduk, keempatnya dikejutkan oleh suara Pak Jaehyun. "Tetap berdiri, nggak ada yang ngijinin kalian duduk." Katanya, dia juga menyuruh semua yang ada di kelas untuk ikut berdiri termasuk aku, Jasmine, dan Hyunjin yang tidak ikut membolos.
Hyunjin yang semula sedang setengah terlelap terpaksa harus berdiri selama sisa pelajaran Matematika. Ia melirik kearah Jaemin dengan tatapan kesal sambil mendumelkan kata-kata kotor, sementara Jaemin yang sadar kata-kata kotor Hyunjin itu ditujukkan untuknya yang bisa mengucapkan permintaan maaf singkat.
Dia juga melirik padaku untuk mengucapkan permintaan maaf, yang tidak aku tanggapi lebih lanjut karena setelahnya harus fokus mencatat dengan posisi berdiri yang sama sekali tidak nyaman.
.
.
.
Tbc
-
Yaaa~
Udah lama juga ternyata gua tidak update cerita iniSemoga nggak ngebosenin :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Om! ▪Jaehyun▪
Fanfiction"Ya Tuhan, Maafin Anya karena udah suka sama Om Jaehyun"-Anya . .