#36 Susu stroberi

669 96 27
                                    

Jasmine, hal pertama yang menarik perhatianku ketika tiba di kelas adalah perempuan itu. Sosoknya tengah sibuk menggeser dua cup es teh di sisi meja milikku dan miliknya, kelihatan sangat kebingungan untuk menentukan tempat dua cup es teh miliknya. Apalagi ketika tulisan di sticky note yang ditempelkan pada salahsatunya itu luntur karena gelas yang berembun.

Anya, maaf.

Kembali Jasmine menulis pada selembar sticky note untuk mengantikan satu yang luntur.

Ketika melihat aku datang, Jasmine tidak mengatakan apa-apa. Tapi matanya terus menatap bergantian pada es teh dan padaku.

Aku mengabaikan es teh pemberiannya, sibuk merogoh kantung rok milikku untuk mengambil permen cokelat dan kembali memakan satu. Sementara itu tiga bungkus lainnya aku letakkan pada sisi meja Jasmine, membuat perempuan itu langsung menatapku sambil menyuarakan terimakasih.

Kepalaku menoleh ke arahnya, membalas tatapan itu sambil tersenyum.

"Maaf soal--"

Perkataan Jasmine terputus oleh suara berisik dari luar kelas kami, beberapa murid yang ada di kelas langsung berlarian keluar untuk melihat apa yang terjadi, pun dengan aku dan Jasmine.

Di luar semua pandangan tertuju pada sosok Era dan Jaemin juga kotak susu berwarna merah muda yang pecah di dekat tempat sampah. Wajah perempuan itu kelihatan begitu terkejut, juga dengan beberapa orang yang menonton apa yang tadi terjadi.

"Gue nggak suka susu rasa stroberi" suara Jaemin dingin, membuat beberapa orang lantas berbisik-bisik mengenai kedua orang itu.

"Lebay banget. Masa iya cuma gara-gara Era ngebuka hp nya, Jaemin sampe marah kayak gitu"

"Iya sih Era emang ngelanggar privasi dia, tapi caper banget sampe bikin ribut-ribut gini."

Era ditarik mundur oleh teman-temannya, tapi dia tetep kekeuh berdiri di posisinya semula, di hadapan Jaemin yang kelihatan marah. Jaemin mendorong orang-orang yang menghalagi jalannya, membuat aku dan Jasmine berinisiatif untuk minggir sebelum terdorong kasar Jaemin.

"Ini ada hubungannya sama berita soal Anya yang dikatain anak haram itu nggak sih?"

Tapi tepat ketika bisikan itu mengudara Jaemin menatapku, berhenti sebentar di langkah besar yang sebelumnya dia ambil untuk menuju kelas. Tapi itu tidak lama, hanya sepersekian detik sebelum sosoknya masuk ke kelas.

Tatapanku masih mengikuti punggung Jaemin, merasa khawatir setelah melihat apa yang ada di wajah sahabatku itu, beberapa sisi di wajahnya dihiasi lebam berbagai ukuran membuat sosok Jaemin terlihat seperti siswa berandal. Ia menampilkan raut wajah asing, dia kesal dan marah. Seolah ada dendam yang menjerat hatinya.

Perlahan orang-orang di kerumunan itu satu persatu pergi, pun dengan Era yang tertular emosi negatif Jaemin. Perempuan itu ikut masuk ke kelas setelah mengerahkan sedikit tenaganya untuk menyenggol bahuku, berucap dengan sebal jika aku menghalangi jalannya.

Aku mengabaikannya, sibuk dengan pikiranku sendiri mengenai sosok Jaemin yang banyak berubah dalam beberapa waktu belakangan. Mencoba mencari ujung masalah ini, mengingat kembali hal apa yang membuatnya begitu, atau masalah apa yang tengah ia hadapi saat ini.

"Kamu paling suka susu stroberi." Gumaman itu tanpa sadar aku udarakan dengan lirih ketika sekali lagi melihat kotak susu yang pecah dan membuat isinya mengalir keluar.

"Nya," bahuku ditepuk pelan oleh Jasmine yang masih setia berdiri di sampingku, membuat kesadaranku kembali. "Miss Wendy udah dateng," katanya, membuat aku melirik ke arah pintu kelasku.

Seperti yang dikatakan Jasmine, sosok itu sudah datang. Berdiri anggun dengan beberapa buku di dekapannya, "Kalian masih mau di luar?" dia bertanya dengan sedikit nada sindirian. Aku dan Jasmine bergegas untuk masuk, tapi sebelum itu ketika aku melewatinya dia menghentikan langkahku dengan kata-katanya,

"Seru juga masa SMA kamu, banyak dramanya."

Aku meliriknya bingung sambil lanjut berjalan, sementara Miss Wendy hanya menyungingkan senyum. Tampak seperti sedang mengejekku diam-diam.

Baru aku mendudukan diriku di samping Jasmine, Miss Wendy langsung membuka kelas dengan sapaannya yang khas, centil, juga menyenangkan. Sangat berbeda ketika ia mulai menjelaskan materi dan mengomentari pekerjaan siswa, dingin, juga penuh dengan sindiran tajam.

"Pertemuan sebelumnya kita sudah membahas materi Report Text, gimana kalo hari ini kita coba buat satu? Kebetulan baru-baru ini saya ngeliat satu hal menarik yang sepertinya cocok buat dijadiin tema."

Dia mengambil spidol, mencoba untuk menulis sesuatu di papan tulis. "Tema nya--" perkataan Miss Wendy terputus ketika spidol yang dipakainya tidak mengeluarkan tinta. Dia sedikit mendengus, murid-murid yang hari itu piket tiba-tiba gusar karena lupa mengisi tinta. Siap mendengar omelan Miss Wendy.

Tapi tidak seperti yang dibayangkan, Miss Wendy menutup spidolnya kemudian menunjuk Era. Sepertinya melihat spidol yang dibawa perempuan itu. "Kamu, Era. Boleh saya pinjam spidolnya?" Miss Wendy meminta ijin dengan manis,

aneh.

Era yang melihat senyum yang diberikan Miss Wendy padanya dengan semangat bangkit untuk memberikan apa yang diminta si guru Bahasa Inggris itu. Senyumannya mengembang, seolah lupa hal menyebalkan apa yang baru dihadapi tadi.

"Hari ini kita bakalan bikin Report Text, dengan tema--"

Era berbalik untuk kembali ke tempat duduknya ketika melihat Miss Wendy sudah kembali fokus pada pekerjaannya. Namun belum benar-benar sampai ke tempat duduknya, kata terakhir yang diucapkan Miss Wendy membuat Era mematung untuk sesaat.

"--Bullying" Miss Wendy berkata penuh penekanan, hal itu juga terlihat pada goresan tinta yang ditulisnya untuk membentuk kata Bullying di papan tulis.

"Di sini ada yang pernah jadi korban?--"

"--or, maybe the culprit?" Era mendapat perhatian semua orang di kelas ketika Miss Wendy mengucapkan hal terakhir sambil menatap dirinya.

.

.

.

Tbc
_
Haloo~
Akhirnya aku bisa update cerita Hai Om!
semoga kalian nggak bosen nunggu^^

Hai Om! ▪Jaehyun▪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang