EPISODE 3

6.4K 383 41
                                    

Kami berlima sudah keluar dari bangunan sekolah.

"Kalian tinggal di mana sekarang, ST4R?" Seli bertanya.

"Oh, kami sementara ini tinggal di kompleks perumahan A. Perumahan itu cukup besar, cukup untuk tempat istirahat tim eksplorasi kami." ST4R menjawabnya.

"Eh, itu kan kompleks perumahannya Ali. Dekat dong." Seli membuatku menyadarinya, iya juga.

"Yeah, mungkin kami bisa melakukan penelitian bersama. Ya kan, SP4RK?" Ali menanggapinya dengan santai.

"Wah, itu artinya aku bisa setiap hari datang ke rumahmu kan? Aku penasaran bagaimana keadaan rumah milik orang genius!" ST4R tersenyum.

"Y--ya, bisa saja. Lagipula pasti kau terkejut melihat ada orang genius di klan ini." Ali congkak sekarang. Dia sepertinya sudah normal kembali.

Kami berpisah di ujung jalan.

Aku dan Seli menaiki angkot. Ali, ST4R dan SP4RK di angkot jurusan lain.

"Kurasa kita bisa kapan-kapan mengunjungi tim eksplorasi Proxima Centauri, Ra. Aku penasaran sekali." Seli menyikutku yang sedang melamun menatap ke luar kaca angkot.

Aku tersadar dari lamunanku. Kenapa aku melamun? "Iya, Sel. Aku juga penasaran dengan eksplorasi mereka. Tapi kita tak mungkin datang jika tidak diundang, kan?" Aku menjawab sambil mempersantaikan posisi dudukku. Kami terus mengobrol tentang Proxima Centauri itu, hingga Seli turun dari angkot. Sudah sampai ke persimpangan rumahnya. Tak lama kemudian aku juga turun setelah sampai ke persimpangan rumahku.

Aku mengetuk pintu rumah. Mama menyambutku dengan riangnya. Bertanya-tanya bagaimana kehidupan sekolahku sekarang, bertanya tentang Miss Selena, Seli, dan Ali. Aku menjawab seadanya, mereka baik-baik saja. Mama menyadari tentang jepit yang terpasang di poniku.

"Jepit yang bagus, Ra. Dari siapa?" Mama menatap kagum jepit di poniku.

"Ali." Aku menjawab pendek.

"Oh, baik sekali dia. Kelihatannya jepitnya mahal, dia rela membelinya hanya untukmu ya?" Mama mencoba menggodaku.

"Apa sih, Ma." Aku mengerutkan kening, wajahku menghangat.

Mama tertawa, lupakan. Langsung menyuruhku untuk segera mandi, beberes. Lalu membantunya untuk menyiapkan makan malam. Aku akan melakukannya, segera ke kamarku yang ada di lantai atas. Ada Si Putih yang menyambutku. Berputar-putar mengelilingi pergelangan kakiku, ingin bermanja. Tapi itu nanti-nanti, setelah aku mandi dan makan malam.

Aku mengganti baju dengan baju santai setelah mandi. Ku lepas jepit rambutku. Lalu turun ke dapur. Membantu Mama menyiapkan makan malam. Hingga akhirnya selesai.

"Papa pulang terlambat lagi, Ma?" Aku bertanya pada Mama di sebelahku, kami sedang mencuci piring.

"Iya, tadi Papa telepon, ada sedikit masalah di kantornya. Kamu makan duluan, ya. Biar Mama yang cuci sisanya." Mama dengan cekatan mengambil piring bagianku. Aku mengangguk, segera mendekati meja makan.

Ikan mas goreng, makanan kesukaanku dan Si Putih. Tentu saja dia sudah menunggu sejak tadi di meja makan. Langsung turun dari kamarku begitu tercium wangi ikan yang digoreng. Ini makanan spesial untuknya, malam ini dia tidak makan makanan khusus kucing dulu. Pasti dia rindu dengan menu ini. Aku menyiapkan piringku dan piringnya, Si Putih langsung melahap makanannya. Aku juga segera memakan bagianku.

Mama sudah selesai mencuci piring. Duduk di salah satu kursi meja makan.

"Sepertinya hari ini banyak yang kamu pikirkan, Ra." Mama menatapku lamat-lamat. Aku hampir tersedak.

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang