EPISODE 24

4.3K 310 66
                                    

"A-l-i." Batozar mengulang panggilannya.

"Ada apa, Master B?" Aku segera beranjak ke posisi duduk.

"Toilet." Batozar menggeram, mata merahnya bergerak-gerak.

"Eh? Kamu bisa pakai toilet mana saja, Master B." Aku menatap bingung.

"Izin dulu." Batozar keluar dari basemenku, mungkin mencari toilet kamar lain.

Hei? Batozar tiba-tiba datang ke sini hanya karena ingin ke toilet? Aku menggaruk kepalaku.

"Kamu ketombean." Splash. Batozar tiba-tiba saja sudah ada di samping ranjangku, menggunakan teknik teleportasi.

"Master B." Aku berhenti menggaruk kepala.

"Aku sudah tahu tentang masalah Selena." Batozar menggeram, wajahnya terlihat menyeramkan.

"A-apakah Master B tahu sesuatu?" Mataku membesar mendengar kalimat Batozar barusan.

"Sedikit. Sapukan lantai ini, Ali. Kita perlu bicara. Sekalian kasur, meja, dan keranjang bolamu itu bereskan."

Aku langsung melompat dari kasur, buru-buru mengambil sapu. Batozar hanya berdiri memperhatikan.

Sepuluh menit yang gesit. Basemenku benar-benar rapi sekarang. Aku hendak meraih kursi untuk kami berdua.

"Tidak perlu. Kita duduk di lantai saja." Splash. Batozar berpindah ke tengah ruangan, duduk bersila.

Aku juga segera menuju tempat Batozar duduk.

"Ini benar-benar bahaya, Ali." Batozar langsung memulai percakapan begitu bokongku sudah mendarat di lantai.

"Selena sedang dikurung dalam sebuah klan yang amat kuno. Aku tahu klan itu, banyak sekali arsip dari Klan Bulan dan Klan Matahari yang menyebutnya. Kamu sudah mengumpulkan banyak data penting, aku tidak perlu menjelaskannya, heh. Bahkan besok kalian akan mempersiapkan semuanya bersama petinggi Klan Bulan dan Klan Matahari."

Aku terdiam, "Lantas apa yang berbahaya selain itu, Master B?"

"Kamu." Batozar menatap tajam.

"Eh?" Sebelum aku bisa mengeluarkan satu-dua kata lagi, Batozar sudah memasang kuda-kuda. Zap! zap! Dia mengeluarkan teknik totokan, telak mengenai pinggang dan bahuku. Aku jatuh tertelungkup.

"A-ada apa ini?" Suaraku bahkan tidak terlalu terdengar, susah sekali mengeluarkannya. Tubuhku terasa lumpuh, tidak bisa digerakkan. Aku bersungut-sungut. Kenapa Batozar tiba-tiba menotokku?

Batozar mengangkat tubuhku. Dia melompat masuk ke dalam ILY.

"Biar kuajarkan satu hal yang harus kau tahu, Ali." Batozar melemparku ke kursi belakang. Dia hendak mengemudikan ILY.

ILY langsung melenting melesat ke udara--aku terbanting, mengaduh.

"Kamu juga selalu mendadak melajukan kendaraan." Batozar berkata serak. "Kebiasaan buruk. Entah berapa kali kamu membuat Raib dan Seli terbanting di dalam benda terbang yang kau kemudikan."

Aku terdiam.

ILY melesat cepat. Batozar mengaktifkan mode menghilang ILY, juga mengaktifkan mode transparan atap ILY. Aku bisa melihat langit fajar yang cukup indah. Sayangnya, perlahan aku kehilangan kesadaran.

***

Mataku mengerjap-ngerjap.

"Kamu lambat sekali." Suara serak dan berat itu terdengar bergema.

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang