EPISODE 16

4K 273 39
                                    

Aku bangun sangat pagi lagi seperti kemarin, berangkat sekolah pun pagi, saat matahari belum terlihat.

Aku sudah duduk rapi di kursiku, menunggu teman-temanku datang. Tapi aku lebih menunggu Raib.

"Pagi, Ali. Kamu berangkat sangat pagi lagi?" Seli menaruh tasnya. Dia baru datang.

"Yeah, begitulah. Raib belum datang?"

"Cie, nanya." Seli tersenyum mengejek.

"Tidak boleh?" Aku mengangkat satu alisku.

"Boleh banget." Seli tertawa, "Tapi kan kamu bisa lihat sendiri, aku masuk ke kelas tidak bersama Ra, Ali."

Aku terdiam, iya juga.

"Berarti kamu sangat memperhatikan Ra--"

"Aku hanya bertanya, Seli." Aku memotong, langsung menundukkan kepala ke atas meja, pura-pura tidur.

Seli hanya bisa menggeleng, memutuskan sibuk dengan ponselnya. Tak lama kemudian ST4R akhirnya datang ke kelas, dia menyimpan tas lalu duduk di kursi sebelahku. Seli mengajaknya membicarakan sesuatu yang ditontonnya. Mereka mengobrol ringan, sepertinya ST4R akan diracuni oleh drama korea kesukaan Seli.

"Aku sangat merekomendasikan drama ini, kamu pasti baper sendiri, ST4R." Seli berteriak kecil.

"Woah! Sepertinya menarik, Seli. Aku belum pernah melihat yang seperti ini." ST4R menatap antusias.

"Eh, apa di klanmu tidak ada hiburan seperti ini? Padahal sangat diminati banyak orang."

ST4R menggeleng, "Tidak ada, kebanyakan penduduk klanku terlalu fokus pada masalah, Seli. Mereka tidak suka bersantai."

"Oh, begitu. Iya juga, penduduk Klan Bumi memang cukup santai. Aku sendiri begitu." Mereka berdua tertawa. Aku hanya memperhatikan, tidak tertarik ikut percakapan mereka.

Satu persatu teman-teman sekelasku masuk, ada beberapa perempuan yang menyapa. Aku membalas seadanya.

Johan masuk ke kelas, menghampiri bangkuku--karena kami sebangku.

"Eh, kamu mau duduk, Johan?" ST4R hendak berdiri.

"T-tidak usah, biar aku duduk di kursi lain dulu saja. Kamu lanjut mengobrol saja dulu, Stella. Aku hanya akan menyimpan tas." Johan menggeleng kikuk. Dia menggantung tasnya di belakang kursi.

"Ah, terimakasih." ST4R tersenyum. Johan mengangguk, mukanya bersemu merah. Jarang-jarang dia disenyumi cewek manis, sepertinya. Dia segera pergi meninggalkan kami, bergabung dengan teman-teman lelaki kelasku yang lain.

"Eh, Ra belum datang?" ST4R baru menyadarinya.

Seli mengangkat bahu.

Aku teringat sesuatu. Kukeluarkan tabletku dari tas, menekan sesuatu. Seli dan ST4R sedaritadi lanjut mengobrol, tidak menyadari apa yang aku lakukan.

Layar tabletku sedang memuat gambar. Aku menunggu, tidak lama.

Sebuah map. Aku dapat melihat titik posisiku, berwarna hijau. Dan aku mulai memperkecil skala map, sampai aku menemukan sebuah titik merah.

Itu Ra. Dia sedang di jalan, sekitar lima menit lagi sampai ke sekolah. Aku tertawa kecil, sepertinya dia terlambat.

Bel masuk sudah berbunyi. Pak Gun, guru Biologi kami masuk ke kelas. Aku segera memasukkan tabletku ke dalam tas. ST4R kembali ke bangkunya. Johan akhirnya bisa duduk. Dia masih tersipu.

"Kamu kenapa?" Aku menatap aneh Johan.

"Aku duduk di kursi yang baru saja diduduki Stella, bukankah itu suatu keberuntungan?"

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang