EPISODE 18

4K 294 33
                                    

"Rekan-rekan sekalian, setelah demonstrasi dari klub futsal, sekarang kita menuju demonstrasi klub olahraga terakhir! Yang paling ditunggu-tunggu, klub basket!"

"Sudah siap kan, semua?" Si Kapten membalik badan, menatap kami satu persatu.

"Siap!" Teman-teman satu timku mengacungkan jempol.

"Oke, waktunya kita unjuk diri." Si Kapten melangkah duluan, menuju ke tengah lapangan. Kami tadi menunggu di koridor, tempat khusus anggota klub yang akan tampil.

Satu persatu dari kami mulai melangkah. Aku ada di posisi kedua setelah Si Kapten. Kevin di posisi setelahku, berurutan hingga posisi kesepuluh.

Sorak-sorakan terdengar amat kencang. Aku bersikap seperti yang seharusnya, kami mengacungkan tiga jari, simbol tim.

Kami menuju posisi masing-masing. Membagi langsung menjadi dua tim. Satu tim diketuai Si Kapten, satunya lagi olehku. Ini demonstrasi permainan basket.

Permainan segera dimulai. Kami aktif bergerak merebut, menahan, dan melempar bola, demi skor terbanyak untuk tim masing-masing.

"Kak Ali! Oper!" Kevin bersiap melempar bola padaku. Kami satu tim.

Aku segera mencari celah untuk menangkap bola yang dioper Kevin. Hup! Dapat.

Aku lincah berkelit mendribel bola di lapangan. Aku melewati dua lawan, juga dua lawan berikutnya lagi, kemudian aku lompat menembak ke keranjang. Bola melengkung. Masuk! Aku bisa mendengar sorakan orang-orang di pinggir lapangan yang makin kencang.

Waktu bermain terus berjalan. Poin kedua tim tentu terus berjalan. Hingga quarter keempat, timku yang mendapatkan poin terbanyak. Penonton semakin bersorak sorai menyambut kemenangan. Permainan bola basket selesai. Para pemain dari kedua tim saling berhadapan, menjabat tangan. Aku dengan Si Kapten. Bagaimanapun juga, kami dari klub yang sama. Ini hanya sebuah permainan.

"Rekan-rekan sekalian! Demonstrasi permainan dari dua tim basket telah ditampilkan. Sekarang kita akan melihat penampilan melakukan trik-trik bermain basket dari kakak-kakak tim basket yang keren!" Pembawa acara itu kembali melanjutkan susunan acara. Kami mengambil posisi berjajar, menghadap ke depan penonton. Saatnya kami memperkenalkan diri, lalu menjelaskan bagaimana melakukan salah satu trik basket. Dimulai dari Si Kapten.

"Adik-adik, perkenalkan, panggil saja kakak Si Kapten. Kakak adalah kapten klub basket sekolah. Untuk trik pertama yang akan kakak ajarkan, kita mulai dari cara memegang bola basket dulu, ya." Si Kapten mempraktikkan bagaimana memegang bola yang benar, posisi tangan saat bola akan dilempar, digiring, dan saat akan ditembak. Semua penonton menatap kagum, bersorak.

"Kak Ali, sebentar lagi giliranmu." Kevin berbisik.

"Aku akan mencontohkanmu dengan benar." Aku bersiap maju. Si Kapten sudah kembali ke tempat semula, di jajaran para pemain.

"Hei, para penonton! Namaku Ali. Seharusnya sih kalian sudah tahu aku. Kali ini akan kutunjukkan bagaimana caraku bisa bermain basket dengan sangat ringan, cepat, dan tangkas!" Aku melambaikan tangan. Sorakan penonton semakin terdengar.

"Eh, Ali. Aku tidak menyangka kamu akan menerangkan hal itu." Salah satu teman satu timku bertanya dari belakang.

Mereka saling tatap satu sama lain.

"Pertama, akan kutunjukkan bagaimana melakukannya." Aku memanggil sembilan teman basketku. Mereka maju, menatap tidak mengerti.

"Ada apa, Ali?" Si Kapten bertanya.

"Kalian bentuklah sebuah blokade tim basket." Aku berkata mantap.

"Eh? Baiklah. Ayo, semua." Blokade segera terbentuk, aku mulai bersiap. Menekukkan sedikit lutut, para penonton mulai fokus memperhatikan. Wasit segera mengisyaratkan untuk memulai.

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang