Siapa pun yang mengingat Allah, maka hati akan merasa tentram. Karena Allah selalu ada disaat kita butuh maupun tidak.
—Kamu Separuh Agamaku—
***
"Ar, emang lo pengen tahu banget tentang si Fasya?" tanya seorang siswa yang duduk di depannya di salah satu meja kantin. Arfan mengangguk seraya meneguk es jeruk yang baru saja dipesan.
Arfan baru saja mendapat dua teman baru. Mereka berkenalan semenjak aksi layaknya seorang artis yang dialami Arfan tadi selesai terjadi. Asal kalian tahu, Arfan saat kejadian itu ia mati-matian menahan diri agar tidak terkena sentuhan yang bukan mahram, yang mana lebih baik ditusuk dengan parang besi. Rafa dan Bagas namanya.
"Iya, Gas, masalahnya... dia itu orangnya aneh. Aku sendiri takut kalau deket sama dia. Kek singa, yang lagi ngincer mangsa," jawab Arfan diakhiri kekehan. Kedua temannya pun ikut tertawa geli.
"Enggak, dia enggak sekejam itu, kali. Gue kenal Fasya setahun lalu, sewaktu gue sama dia satu kelas. Rumornya, dia anak di luar nikah. Beritanya menyebar cepet banget, kek virus. Dan asal mulanya berita itu nggak tau dari siapa. Tapi katanya, berita itu bener adanya," jelas Bagas sambil sesekali ia memasukkan makanan ringan ke dalam mulutnya. Arfan manggut-manggut.
"Dulu itu Fasya orangnya ceria, banyak yang naksir sama dia. Tapi sejak ada rumor itu, dia jadi diasingkan sekelas, bahkan satu sekolah," sambung Rafa yang duduk tidak sopan seperti bapak-bapak di warung kopi. Ia asik menikmati mie ayam pesanannya.
"Oh, ya? Pihak sekolah tahu?" Arfan masih tidak percaya, gadis seperti Fasya ternyata dulunya menjadi incaran kaum adam.
"Nah, itu anehnya!" sahut Rafa sependapat dengan Arfan.
Otaknya meroda, entah berpikir masalah apa. Yang pasti bayangan gadis itu lah yang justru mengisi pikirannya. Saat sadar secepatnya ia beristighfar dengan suara yang lirih namun dapat didengar oleh kedua temannya yang duduk di depannya.
"Kenapa, Ar?" tanya Bagas penasaran tatkala melihat Arfan meminum es jeruk hingga tandas tak bersisa.
"Aku lupa belum sholat dhuha." Arfan menyengir, ia lalu bangkit dari duduknya.
"Musholanya dimana, ya?" tanyanya.
"Ooh, di sana. Lo lurus aja, habis itu ke kiri kalau udah nemu taman belok ke kanan.
"Makasih aku duluan, ya. Assalamualaikum," pamit Arfan sopan."Waalaikumsalam," jawab keduanya serempak.
Saat itu juga Arfan segera menuju mushola untuk menjalankan ibadah salat dhuha. Walaupun sunnah, namun bila dikerjakan dengan istiqomah, terus-menerus suatu saat Allah akan berikan rezeki kepada yang menuaikannya.
Ternyata, shalat Dhuha bisa senilai dengan sedekah serta menyehatkan seluruh persendian. Shalat tersebut juga akan memudahkan urusan kita hingga akhir siang. Ditambah lagi shalat tersebut bisa menyamai pahala haji dan umrah yang sempurna. Juga shalat Dhuha termasuk shalat orang-orang yang kembali taat.
Dan selain itu bisa membuat wajah lebih cerah dan terlihat awet muda. Mungkin, itu membuat Arfan tampak lebih tampan. Sudah tampan, bertambah lagi pula.
***
Setelah Arfan selesai salat di mushola, ia mendapatkan pesan dari wali kelasnya untuk mengambil buku pinjaman di perpustakaan. Arfan berjalan seperti biasa dengan tatapan dan sambutan yang biasa pula. Sebenarnya Arfan risih bila keseringan menjadi bahan tontonan para kaum hawa karena wajah rupawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Separuh Agamaku [TERBIT]
Teen FictionAwalnya, Arfan mengira Fasya adalah gadis yang menyebalkan, karena irit senyum dan juteknya minta ampun. Pertemuan mereka untuk pertama kalinya sangat klise. Semakin lama, Arfan semakin mengenalnya. Fasya itu gadis yang berbeda dengan yang lain. Me...