Chapter 28 - An Acident (2)

808 103 48
                                    

Kehidupan tanpa penyesalan ibarat jalan tanpa bebatuan. Tanpa penyesalan, hidup terlihat kurang dan rasanya sunyi tanpa keramaian.

—Kamu Separuh Agamaku—

***

GADIS yang terlihat sangat kacau itu terdiam sebentar sebelum mengucap kalimat sebelumnya mengenai perbuatan yang sudah ia lakukan. Sheila menarik nafas  dalam-dalam menyiapkan kata demi kata. Meskipun ia tahu, apa yang akan ia katakan pasti sangat menyakitkan bagi Fasya.

"Sebenarnya gue yang udah nyebarin kalau lo itu anak diluar nikah. Gue nyuruh Grace nglakuin itu semua. Gue juga yang sering ngebully lo lewat Grace. Maafin gue, ya Sya. Gue tahu gue salah udah ngelakuin iti semua." Sheila merunduk malu setelah mengakui segalanya. Fasya justru tersenyum hangat.

"Gue udah maafin lo, kok. Sebenarnya gue juga udah tahu." Jawaban Fasya membuat Sheila mendongak keheranan.

"Jadi lo udah tahu semuanya? Sejak kapan?"

"Sejak hari ini," ucap Fasya terkekeh, disusul Sheila yang tertawa pelan.

"Lagian, kapan sih lo jadi deket sama si Grace?" tanya Fasya penasaran. Pasalnya Grace tidak satu kelas, tidak satu ekstrakulikuler, tidak satu organisasi dengan Sheila, tapi malah mereka saling dekat.

Sheila tertawa hambar. "Grace sepupunya Reno. Kita saling kenal semenjak kita pacaran. Dan gue nyuruh dia gara-gara Reno yang bujuk. Selama gratis kenapa enggak?" Sheila terkekeh begitupula Fasya.

"Grace, juga orangnya berani, kayak punya kekuasaan gitu. Jadi, yah... gue merasa beruntung bisa kerjasama bareng dia. Apalagi waktu dia suka sama murid baru yang katanya ganteng. Dia jadi makin semangat buat ngebully elo," ucap Sheila sambil mengingat kejadian Grace menyuruh Saga di lorong sekolah.

Gadis itu berdecak kesal. "Mau uang, nggak! Nggak mau yaudah. Masih banyak kok yang ngantri pengen dapet uang," ujar gadis itu dengan sombong.

"Iya, iya mau," pasrah Saga. Kemudian ia mendekatkan telingannya. Langsung saja gadis itu membisikkan sesuatu. Saga mengangguk mengerti.

"Gitu doang, udah?"

"Besok aja! Dan inget jangan sampai dia lecet sedikitpun!" ancam gadis itu tidak main-main.

"Yaudah gue duluan, dah! Jangan lupa ini-nya." Saga menggerakkan jari telunjuk dan ibu jari dengan cara menggeseknya.

"Hmm."

Setelah laki-laki itu menghilang dari peredarannya, lantas gadis itu berbalik ke belakang. Namun sepertinya ketidak beruntungan berada di pihaknya. Ia mundur beberapa langkah saking terkejutnya mendapati seseorang yang berdiri tegap ditambah sorot matanya yang tajam.

Gadis itu menunduk karena takut. Apa tadi ia mendengar semuanya? Batinnya.

"Apa rencanamu?" tanya Sheila setelah melihat Grace tengah merencakan sesuatu dengan Saga. Ia berjalan mendekat sambil melipat tangan di depan dada.

"Buat, my babe kapok. Biar dia enggak deket-deket lagi sama si Fasya." Grace memanyunkan bibir kesal saat menyebut nama Fasya.

"Ooh, gitu. Tapi jangan lupain rencana kita. Jangan sampai nyakitin siapapun!" pesan Sheila.

"Iya, iya pacarnya sepupu gue yang paling ganteng..." goda Grace yang dihadiahi Sheila dengan menjulurkan lidah.

Kamu Separuh Agamaku [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang