Periksalah setiap ucapan dan tindakan kita. Jangan terlalu mudah mengucapkan kata-kata kotor yang ditujukan ke orang. Karena sejatinya bekas itu akan lama terasa di dalam hati.
—Kamu Separuh Agamaku—
***
ARFAN bukannya su'udzon, tapi entah mengapa hatinya terasa ada yang mengganjal. Ketika Grace menghentikan Fasya yang akan pergi, mulai dari situlah ia bangkit menghampiri mereka. Sebenarnya tidak ada niat apapun di benak Arfan, tujuannya hanya ingin meluruskan kalau-kalau ada kesalahpahaman diantara mereka.
Namun tidak disangka, Arfan melihat tangan kanan Grace hendak mengguyur wajah manis Fasya. Dengan sigap ia berdiri di depan Fasya, melindungi gadis itu dari guyuran air mineral.
Byurr!
Semua yang berada di kantin memusatkan perhatian ke arah mereka. Sebab, rencana Grace tidak tepat sasaran. Bukan mengenai Fasya namun Arfan yang kena siraman air dingin itu.
Seluruh orang yang melihat kejadian itu melongo tak percaya. Grace menjatuhkan botol yang dipegangnya saking terkejutnya.
"Maaf, gu-gue nggak sengaja."
Nahas, muka Arfan dan sebagian seragamnya sudah basah kuyub terkena siraman air. Matanya masih terpejam merasakan dinginnya air. Gadis yang berdiri di belakangnya terkejut dengan aksi heroik yang Arfan tunjukkan. Fasya lantas berpindah posisi menjadi di depan Arfan.
Sementara Grace dan teman-temannya langsung angkat kaki meninggalkan area kantin.
"Ya Allah, Arfan! Lo jadi basah semua," cemas Fasya saat melihat kondisi Arfan yang mengkhawatirkan. Arfan tersenyum manis, hati Fasya luluh seketika.
"Ciee... khawatir sama orang ganteng, ya," tuduh Arfan asal. Ia mengusap wajahnya yang basah.
Fasya menghembuskan nafas kesal. Dalam hati ia menyesali telah menaruh cemas pada lelaki itu bila ujungnya seperti ini.
"Au ah, terserah. Intinya makasih udah nolongin. Assalamualaikum!" geram Fasya. Ia langsung pergi meskipun salamnya belum sempat dibalas. Arfan tertawa pelan melihat reaksi Fasya padanya.
"Waalaikumsalam..."
Jihan menghentikan langkah terlebih dahulu di dekat Arfan. Sejenak melihat kondisinya yang mengenaskan.
"Wah... Kak Arfan hebat banget. Jihan berasa lihat drama korea," celetuk Jihan. Arfan tersenyum lebar. "Aku duluan ya, Kak. Mau nyusulin Kak Fasya, assalamualaikum," sambungnya.
"Waalaikumsalam."
Jihan menyusul Fasya yang kian menjauh. Tiba-tiba kedua teman Arfan datang lalu berdiri di samping kanan Arfan.
Rafa meletakkan sikunya di atas pundak Arfan. "Mantap sekali, Bang. Udah kayak wonder woman, aja."
Mendengar perkataan Rafa, Bagas tidak segan-segan memberi jitakan ke kepala temannya itu.
"Eh, sotong! Lo nggak pernah lihat film Avangers apa? Yang lain masih banyak kali! Misalnya Thor, spiderman, captain amerika, atau apalah. Yang penting jangan wonder woman, dia itu cewek! Ngerti?!" sambar Bagas yang sudah naik pitam. Sementara respon yang Rafa tunjukkan hanya cengar-cengir tidak jelas sambil memegang bekas jitakan di kepalanya.
"Serah gue lah. Emang lo siapa ngatur-ngatur gue? Gue sukanya sama wonder woman, TITIK!" tegas Rafa. Bagas diam, ia memilih mengalah daripada masalah sepele ini berkepanjangan membuat pikirannya menjadi keruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Separuh Agamaku [TERBIT]
Teen FictionAwalnya, Arfan mengira Fasya adalah gadis yang menyebalkan, karena irit senyum dan juteknya minta ampun. Pertemuan mereka untuk pertama kalinya sangat klise. Semakin lama, Arfan semakin mengenalnya. Fasya itu gadis yang berbeda dengan yang lain. Me...