Jangan hanya menilai sebuah buku dari sampulnya. Bisa jadi kamu telah melewatkan kisah yang hebat di dalamnya.
—Kamu Separuh Agamaku—
***
ARFAN yakin betul, kali ini dia tidak mungkin salah lihat. Laki-laki yang datang dengan mobil berwarna hitam kemudian menghampiri Grace pernah ia temui sebelumnya. Ketika ia merasakan patah hati untuk pertama kali. Pemuda itu adalah orang yang sama dengan orang yang duduk berdua bersama Fasya waktu itu.
"Bukannya dia itu... Reno?" tebak Arfan. Rafa dan Bagas langsung mengangguk sepakat akan penuturannya.
"Iya bener, Ar!" sahut Bagas.
"Gue setuju sama lo!" imbuh Rafa. Ia mengusap dagunya bingung. "Tapi... hubungan mereka apaan, sih? Heran gue."
Arfan dan Bagas mengangkat bahu tidak tahu. Beberapa menit mengamati gadis itu bercengkrama dengan Reno, mereka lantas masuk mobil. Begitupun Arfan yang langsung menginterupsi teman-temannya untuk bersiap-siap.
"Jangan lupa pake helm, jaga jarak, dan hindari gerakan mencurigakan. Jaga keselamatan juga, kasian masih pada jomlo," pesan Arfan pada dua teman yang berada di kanan dan kirinya diakhiri tawa renyah.
Bagas dan Rafa mengangguk-angguk sambil mengenakan helm sebelum kalimat terkahir terucap. Mereka kira Arfan sedang serius, tidak tahunya diakhir ia bercanda. Bagas melirik Arfan dengan kesal.
"Gue kira lo serius, nggak tahunya bercanda. Garing lagi," ujarnya mengkritik perkataan Arfan baru saja. Sedangkan Rafa tertawa geli.
"Garing dari Afrika? Orang Arfan bener, kok. Kasian, kan si Arfan belum ngelamar Fasya nanti kalau di jalan kenapa-napa, kan repot. Jadi gagal, deh rencana nikahnya, cuma jadi wacana." Rafa semakin tergelak sampai ujung matanya mengeluarkan air mata dan terus memegangi perutnya.
Arfan membulatkan mata tidak menyangka dengan yang Rafa utarakan. Benar-benar mulut Rafa ini minta disortir, batin Arfan kesal.
Tanpa banyak bicara lagi dan kebetulan mobil yang ditumpangi Grace dan Reno sudah melaju, Arfan tidak lagi menggubris . Motor maticnya melaju meninggalkan Rafa yang belum siap apapun. Rafa terkejut tidak percaya, namun lagi-lagi temannya meninggalkannya.
"Da, da, raja sotong. Hati-hati dosa makin banyak!" teriak Bagas cukup keras seraya melajukan motor menyusul Arfan.
Sedangkan Rafa berteriak tidak terima, "Woii, tunggu! Dasar teman tak ada akhlak!"
Ia kemudian bergegas mengenakan helm dan cepat-cepat menyusul kedua temannya.
***
Arfan dan dua teman di samping kanan dan kirinya tengah serius membuntuti mobil Reno dengan jarak yang lumayan jauh. Mereka terus memantau dan menjaga jarak agar tidak dicurigai.
Di dalam mobil Reno dan Grace saling mengobrol, tanpa sepengetahuan Arfan dan dua temannya. Mereka sama sekali tidak mengetahui bila mereka sedang dikuntit.
"Hari ini pacar lo enggak masuk sekolah, katanya masuk angin," ujar Grace bertanya sekaligus memberi tahu. Reno sedikit terkejut.
"Ha? Sakit? Kita kerumahnya aja, gimana? Takut dia kenapa-napa." Reno menjadi cemas dengan keadaan sang pacar.
"Nggak usah berlebihan. Mending kita makan dulu sekalian bahas rencana kita."
"Kok kita? Bukannya ini urusan lo sama pacar gue? Gue, kan kagak ikut-ikut. Gue cuman jadi penasehat aja, hehe," ucap Reno diakhiri kekehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Separuh Agamaku [TERBIT]
Teen FictionAwalnya, Arfan mengira Fasya adalah gadis yang menyebalkan, karena irit senyum dan juteknya minta ampun. Pertemuan mereka untuk pertama kalinya sangat klise. Semakin lama, Arfan semakin mengenalnya. Fasya itu gadis yang berbeda dengan yang lain. Me...