"Kampret" Suara yang cukup keras dikeluarkan oleh Narend sesaat setelah dia bicara barusan. Narend mengusap usap kepalanya.
"Ngomong elo tuh dijaga" Kata orang itu yang sudah duduk di samping Sabila.
Ole pusing, benar benar tidak paham apa yang terjadi sebenarnya.
Ini nih...
Sekarang ini tiba tiba ada direktur dari divisi sebelah yang terkenal dingin itu datang dan memukul kepala atasannya, pak Rajata. Mana ada dingin dinginnya sih? Nyeleneh gitu orangnya.
"Kamu, anak marketing kan?" Tanya Raja pada Ole yang masih bingung. Ole hanya mengangguk.
"Anak buah si curut ini dong?" Katanya lagi menunjuk Narend yang langsung mendelik.
"Elo jangan jatohin gue dong di depan bawahan gue nyet" Balas Narend.
"Nyat nyet nyat nyet... elo sendiri jatohin wibawa lo. Namanya siapa cantik?" Tanya Raja lagi.
"Tuh Bee liat cowok genit dia" Sabila yang dari tadi makan hanya mengangguk menimpali ocehan Narend. Lelah Sabila itu kalau liat Narend sudah ketemu sama temen geng gesreknya.
"Makan sih Le buru" Kata Sabila tanpa mempedulikan dua pria dewasa yang saling mencibir di depannya.
Ah Bodo amat!
Akhirnya Ole mengikuti Sabila untuk makan dan tidak mempedulikan dua pria itu.
***
"Oke Ole, kenalin ini Narend elo pasti udah kenal... ini Raja elo juga pasti udah kenal. Dan kalau elo nanyain calon gue. Yang pasti bukan dia. Tapi dia" Akhirnya Sabila menjelaskan sambil menunjuk Narend lalu ke Raja.
"Kok elo ga pernah bilang, ada hubungan sama direktur di kantor gue?" Tanya Ole.
"Berasa gue gundik sih punya hubungan sama direktur ckckck... gue kan udah bilang... dijodohin Ole... mas Raja nya aja yang cinta mati sama gue. Jadi akhirnya gue iya in deh" Jelas Sabila lagi dengan muka riangnya.
"Mana bucin!!! Siapa yang kemarin nangis nangis tibang aku cuekin seminggu? Minta pulang ke Narend" Balas Raja yang langsung dipelototi Sabila, sementara Ole sudah tertawa, bagaimana tidak. Sabila itu paling gengsi diantara ke 3 sahabatnya dan paling anti kalau menurunkan harga diri galau karena lawan jenis.
"Gausah ketawa elo!" Kata Sabila ke arah Ole.
"Utututuk adenya aa, nangis sama si kunyuk ini? Sini biar aa yang jewerin" Narend menanggapi tapi tangannya benar benar menjewer Raja.
"Sakit bangsat" Balas Raja.
"Heh gausah kasar sama calon kakak ipar" balas Narend.
Ohh... Ole paham.
"Terus ini dia... kakak elo? Emang elo punya kaka? Kok gue ga pernah tau!" Tanya Ole... untung Ole supel ketemu orang baru juga nyerobot aja ngobrolnya.
"Iyalah gatau! Kakak sepupu gue. Ngapain juga gue kenalin ke kalian. Berasa penting nanti hidup dia" Raja terkikik mendengar jawaban Sabila.
"Penting kali hidup gue, apalagi buat kelangsungan hubungan kalian. Gue bilang ngga juga gajadi lo berdua" Narend ini becanda tapi emang serius, soalnya orang tua Sabila itu percaya banget sama Narend, jadi wassalam aja Raja kalau Narend udah ngomong engga. Ya walaupun ga mungkin gitu sih Narendnya pun.
"Gue kemarin kepo gitu Le pas denger a Narend udah mulai kerja disini. Kan setau gue elo juga marketing. Eh bener aja elo satu divisi sama dia." Kata Sabila.
"Iya Bee, udah satu divisi, rumah satu lantai. Hidup gue di Jakarta langsung ditempelin bocah cilik..." Ini Narend yang menanggapi mulutnya nyinyir tapi tangan setiap saat sambil nyendokin brownies ke mulutnya.
"Hah? Gimana? Emang aa ga tinggal di rumah?" Ini Sabila benar tidak tau jika kakak sepupunya itu tidak tinggal di rumahnya.
"Iya niatnya melepaskan diri dari jeratan Sadewa. Malah ada Ole yang berisiknya nyaingin elo sama Sadewa... padahal elo juga udah gabakal nempelin gue abis ada si Raja" Jawab Narend.
"Apasi lo bocah kecil bocah kecil... elo tuh bongsor" Kesel dong ini Ole, emang dia sekecil apa sih dimata Narend
"Ngeselin emang Le dia. Kalau udah mulai gini pencet idungnya." Kata Sabila.
"Etapi kan aa baru kemarin masuk, kok kayanya kalian udah akrab banget?" Lanjut Sabila baru sadar ini Ole dan Narend kelewat akrab bagi yang baru sa
"Yang, dia mah kan emang ke cewek gini. Kamu mah suka lupa gitu" Raja menambahi.
"Suudzon mulu lo! Hawaii" Kata Narend.
"Gimana? Elo ketemu aa gue di Hawaii Le"
Dan Ole hanya bisa menyernyit. Sudahlah ini akan terkuak. Yang penting Narend bukan calon suami Sabila. Dan Ole tidak perlu menghawatirkan hubungannya dengan Sabila.
Rajata William Atmaja