Sekarang sudah 2 tahun sejak pertama Ole mengenal Narend.
Mereka tetap menjadi atasan dan bawahan tapi ditingkat yang lebih tinggi. Ayolah setelah jabatan Narend naik, saat itu pula terbongkar kalau Narend adalah putra kedua pemilik perusahaan.
Narend naik jabatan begitu juga Ole.
Bukan, Ole bukan diangkat karena kedekatannya dengan Narend. Masalah kenaikan jabatan jelas Narend ikut andil tapi sepenuhnya dipilih berdasarkan kemampuan, dan Ole memang layak mendapatkannya.Di setahun awal kedekatan mereka, banyak gosip yang menyebutkan jika mereka sepasang kekasih. Apalagi setelah Hanan pindah satu setengah tahun lalu, mereka menjadi tidak terpisahkan dimana ada Ole disitu ada Narend, ya bagaimanapun waktu lah yang menjawab. Hingga semua yang tadinya kepo pun sudah biasa dengan kedekatan mereka.
Dan jangan lupa, Narend adalah tipe yang tidak menyembunyikan hubungan percintaannya. Dalam dua tahun ini saja, orang orang sudah sampai dititik malas menggosipkan Narend yang hampir berganti pasangan setiap 3 bulan sekali. Jika dulu Hanan dan Ole masih disebut gemas karena benar benar menggemaskan. Kalau sekarang Narend dan Ole, orang orang bilang gemas karena gemas dalam artian greget melihatnya.
Dua duanya cuek.
Entah itu Narend yang tidak peduli omongan orang, atau Ole yang tidak masalah ketika bahkan diajak lunch bertiga dengan kekasih Narend. Buat Ole sih yang penting gratisan.
Weekend seperti sekarang biaaanya Ole akan tidur sampai siang dan ketika terbangun di ruang TV akan ada Narend yang bersantai menonton tv ditemani dengan kopi hitamnya.
Tapi pagi ini, pengecualian.
Dari kemarin Narend sudah diminta pulang oleh maminya, katanya bang Yudis hari ini lamaran dan wajib bagi Narend untuk ada di rumah dan ikut mengantar Yudis.
Pagi Ole tenang...
Drrrrtttt
Ole menggerakkan matanya tandanya dia sudah mulai terganggu dari tidurnya. Baru juga berfikir mau tidur lebih lama.
"Hallo..."
"Teh Ole udah bangun belum?" Ole menyernyit, masih belum sadar siapa yang menelponnya.
Dia menjauhkan sedikit handphone untuk melihat siapa peneleponnya.
Sadewa
"Kenapa Wa?"
"Gue disuruh mami jemput teteh... teteh cepet bangun ya, gue udah di jalan ya teh"
"Mau ngapain emang?"
"Kata mami teteh suruh ikut lamaran si abang "
"Mami nih dadakan terus"
"Mami kira si aa udah ngajakin teteh... pas ditanya malah gatau. Terus dari tadi kan sibuk dianya disuruh ini itu jadi gue disuruh jemput"
"Yaudah, teteh siap siap... hati hati dijalan" Jawab Ole langsung bangun dan bersiap mandi.
Tentu saja dalam dua tahun banyak yang terjadi, Ole sudah kenal dekat dengan keluarga Narend pun sebaliknya. Walaupun keluarga Ole jauh di Surabaya, ketika Ole harus pulang pasti Narend mengantarkan.
Sesibuk apapun Narend, Ole adalah prioritas begitu pun sebaliknya. Tapi teap mereka bilang "temenan aja kok".
Ole dikenalkan ke keluarga Narend ga sengaja kok, waktu itu mereka mau nonton tapi mami Narend telpon dan meminta Narend untuk ke rumah jadilah dia membawa Ole. Mager nganterin dulu dan Ole sih cuek cuek aja. Nah dari situ Ole kenal mami dan senyambung itu soalnya dua duanya seneng masak. Ya Narend sih seneng seneng aja mami seneng.
Kalau kata Sadewa "teh Ole doang tau yang dibawa ke rumah, pacar si aa aja ga ada yang dibawa ke rumah" Ole sih cuma ketawa aja, mikirnya ya paling Narend sama kaya si bang Yudis, yang dibawa ke rumah ya yang nanti diseriusin sama Narend. Dia kan cuma temen toh dia juga mikir hal yang sama kok kalau bawa pasangan ke rumah. Yang udah pasti pasti aja.
Selesai mandi Ole bingung, pakai baju apa. Ada dress code atau tidak. Akhirnya dia menghubungi Sabila, pasti dia juga ikut.
"Kenapa sistur?" Tanya Sabila begitu telponnya diangkat.
"Elo ikut lamaran bang Yudis kan?"
"Iya dong, ini nungguin dijemput mas Raja. elo juga kan?" Tanya Sabila.
"Iya, ini Dewa lagi otw jemput."
"Lah ga bareng si aa?" Sabila bingung.
"Ga ngajakin dia. Ini aja tau dari Sadewa. Eh ini gue mau nanyain dresscode" Ole menanyakan tujuannya.
"Udah ada, dibikinin kok sama mami kemarin punya elo. Ini makannya ngumpul di rumah mami sekalian kasi baju seragaman" Jelas Sabila.
"Ohhh yaudah kalau gitu. Eh ini Sadewa udah sampe kayanya ada telpon masuk. Udah ya Bee thanks" Kata Ole.
"Sama samaaa... see you there" Kata Sabila sebelum menutup telponnya.
Setelahnya Ole menelpon Sadewa dan benar saja anak itu sudah sampai di lobby.
Dengan segera Ole membereskan perlengkapan dan pergi untuk menyusul Sadewa.
***
Gaada minnie momentnya dulu yaa hehehe