Ny 14

420 43 26
                                    

Ole sejak tadi diam. Dia masih kesal pada Narend. Bisa bisa nya hal sepenting itu tidak diberitahukan padanya. Apa katanya? Tidak penting karena Ole bahkan tidak mengenal sepupu Narendra yang akhirnya menikah dengan Vero.

Ole merasa dibodohi. Bisa bisanya dia kemarin merasa??? Apa sebutannya? Tidak dia tidak cemburu, yakin nya hanya merasa kesal? Iya kesal lebih tepat digambarkan atas perasaannya ketika kemarin Narend memilih pergi dengan Vero daripada menemaninya. Bahkan sekarang dia merasa ingin marah??? Dia kesal kepada ibu hamil yang sedang ngidam??? Tidak masuk akal.

Sesampainya di apartment Ole langsung masuk meninggalkan Narend yang bahkan masih bingung dengan sikap Ole yang tiba tiba saja diam.

"Kamu tuh kenapa sih?" Tanya Narend begitu mereka masuk apartment Ole.

"Awas a, belum solat isa" Kata Ole mengabaikan pertanyaan Narend. Narend mengalah dan ikut mengambil air wudhu. Semoga setelah ini mereka sama sama tenang.

Selesainya solat Narend melihat Ole sudah bersiap akan tidur.

"Coba ngomong dong, aku bingung" Kata Narend mulai frustasi dengan sikap diamnya Ole.

"Kayanya hari ini gaada yang salah deh" Ucapnya lagi yang langsung membuat Ole medelik tajam padanya.

"Apa?" Teriak Narend frustasi.

"Kenapa ga ngomong?" Akhirnya Ole bersuara.

"Ga ngomong apa?"

"Ga ngomong kalau Vero sekarang udah jadi istri sepupu kamu" Bukannya memperhatikan Ole, Narend takjub ketika ole menyebut kata "kamu" sesuatu yang hangat menelusup ke dadanya.

"Tuh kan ga jawab. Mending aku tidur" Ole bersiap menarik selimutnya.

"Sayangnya Narend dengerin, aku ga bilang ya ngerasa itu bukan hal penting. Kan udah aku jelasin"

"Ya tapi aku kesel" Duh boleh tidak jika Narend sekarang membawa Ole ke rumahnya saja. Melihat Ole yang menggerutu membuatnya gemas.

"Kesel kenapa coba?" Tanya Narend. "Jangan bilang kamu cemburu?" Dan senyum Narend merekah. Apakah perasaannya berbalas?

"Siapa sih yang cemburu ngaco." Ole tetap dengan gengsinya.

"Lucu banget sih. Nikah yuk" Kata Narend yang dianggap bercanda semata oleh Ole.

"Makin ngelantur a. Aku ngantuk mau tidur. Nanti matiin lampu."Kata Ole, Narend menyerah membiarkan Ole tidur dan segera keluar kamar setelah mengecup dahi Ole.

"Sleep well sayangnya Narend" bisiknya dan tanpa diketahui membuat Ole tersenyum sebelum melanjutkan tidurnya.

***

Seminggu liburan kemarin cukup mengasyikan bagi Ole dan Narend mereka tidak pergi berlibur kemana mana. Hanya di rumah, memasak bersama, nonton atau bermain game. Ole pun tidak jadi pergi ke Bangkok karena tiba tiba Hanan membatalkan rencananya.
Mereka pun kadang mereka berkumpul dengan Caca dan Teo atau sesekali Raja dan Sabila akan mampir.

Tapi itu hanya seminggu, karena setelahnya Narend hampir tidak punya waktu istirahat karena adaptasi dengan jabatan barunya. Dia akan lembur setiap hari dan di akhir pekan akan ada perjalanan dinas. Sudah hampir 3 minggu Narend tidak bertemu dengan Ole. Dan rasanya begitu menyiksa. Dia hanya sesekali berkirim pesan lalu kembali dengan dunianya. Jika dia pulang rasanya ingin ke apartment Ole, tapi merasa sungkan karena takut mengganggu tidur Ole.

Narend sedikit bisa bernafas sekarang, tadinya dia ingin mengajak Ole makan siang, tapi apa daya ketika dia selesai dengan tugasnya jam makan siang sudah berlalu hampir satu jam yang lalu.

"Sibuk banget obos" Raja menyempatkan mampir ke kantor Narend. Dia mendengar jika Narend ada di kantor dan menyempatkan menyapa pria itu.

"Capek gue. Pesenin makanan dong" Masih saja tukang perintah tapi Raja tetap menjalankannya.

Tak lama Narend heran kenapa malah Teo yang datang dengan seplastik makanan.

"Berasa pengangguran deh elo jam segini ngayap" Sindir Narend.

"Udah gue bawain malah gatau terimakasih. Gue sih bos santuy" Balas Teo menaruh makanan di mejanya.

Sebenarnya ini salah satu misi mereka, dengan modal bertukar informasi dengan sekretaris Narend perihal jadwal dan bacotan para wanita yang menurut mereka Ole dan Narend masih diam di tempat. Akhirnya Teo dan Raja turun tangan. Hanan tentu sudah dijalurnya karena diapun sudah terlalu bersabar mengulur waktu untuk melamar Friska.

Awalnya mereka seperti biasa berbasa basi, lalu melakukan panggilan video ke Candra yang sedang pergi ke Bangkok.

"Eh elo gimana sama Ole?" Tanya Raja memulai aksinya.

"Udah 3 minggu nih gila ga ketemu"

"Tapi kontekan lancar?" Tanya Raja lagi, sementara Teo mulai betusaha menahan tawanya.

Narend diam sebentar, tunggu. Kapan terakhir dia berkomunikasi dengan Ole? 2 hari? 3 hari yang lalu? Narend bahkan lupa dimana handphonenya karena urusan pekerjaan akan dilakukan via aplikasi perusahaan yang terpasang di laptop dan tablet nya.

"Di divisi gue rame deh. Ngomongin Hanan" Ucap Raja.

"Kenapa Hanan?" Tanya Narend, mau bagaimanapun nama Hanan masih membuatnya gusar.

"Katanya ada yang liat dia di toko perhiasaan bareng Ole" Jawab Raja.

"Mau lamar Friska kali. Terus nanya pendapat Ole." Sela Teo yang sudah melihat perubahan mimik muka Narend.

"Eh tapi kata Caca, Hanan sama Friska lagi selek deh udah semingguan" Tambah Teo.

"Tapi yakali langsung ke Ole hahaha" Teo ini memang kompor. Narend hanya meneruakan mengunyah makanan yang sama sekali hilang kenikmatannya.

"Aneh sih. Tapi kalau diledekin sama ole si Hanan ga ngelak terus malah senyam senyum" Jawab Raja.

"Kalian tuh cowok seneng banget gosip" Narend sudah berada di puncak kekesalannya.

"Tapi elo udah gerak kan nyet? Ngomong ke Ole kalau elo punya perasaan lebih?"

"Perlu gitu?" Tanya Narend.

"Lo kira Ole cenayang bisa tau" Balas Raja gemas sudah menyangka seperti ini jawabannya.

"Gue rasa sikap gue udah cukup"

"Dan elo ngilang beberapa minggu ini. Cukup banget sih buat mikir elo kemarin cuma kerasukan" Teo ikut menimpali.

"Mampus aja lo" Kata Raja menyodorkan hp nya ke Teo.

My Bee 💙

Nanti malem ikut ke cafe Cirle ya. Hanan mau lamaran!!!

"Seinget gue sih Friska di Bangkok" Lanjut Raja. Dan Narend hanya bisa gusar sambil meremas handphone Raja.

Sepeninggalnya Teo dan Raja, Narend termenung menatap kotak yang sudah seminggu ini ada di laci mejanya.

"Masa gue keduluan si Le" Ucap Narend frustasi.

***

"Serius ga bakal gimana gimnaa?" Tanya Teo sedikit khawatir.

"Tenang aja, udah ringan kok kerjaan dia. See?"

Raja memperlihatkan chat dari sekretaris Narend yang mengabarkan jika Narend memintanya untuk membatalkan semua jadwalnya nanti malam.

Teo dan Raja hanya bisa tersenyum.

"Elo udah siap kan?" Tanya Teo lewat panggilan telponnya.

"Demi temen Tuhan gue repot banget sampai jemput calon istri orang" Ucap Candra frustasi.

"Hahaha elo ngomong apa ke Friska"

"Gue bilang lah Caca mau lahiran suruh jemput dia biar nemenin" Balas Candra dengan nada kesalnya.

"Yaudah udah dateng nih Friska. Gue tutup"

Oke tinggal nanti malam.

Zona (Ny)amanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang