Gue terbangun masih dalam posisi yang sama kaya yang gue inget.
Si bocah kecil yang semalem nangis ini masih dengan eratnya meluk gue. Dan gue selalu gak keberatan dengan ini. Gue benerin posisi gue biar bisa ambil hp dan lihat jam. Masih jam 3 malem.
Elo pasti bertanya tanya, kenapa gue bisa banget tahan walaupun Ole di samping gue ini. Gue cowo? Yaiyalah! Gue punya nafsu? Jelas. Tapi rasa gue yang harus ngejaga Ole lebih besar dari nafsu yang gue rasain.
Oke gue sekarang akuin gue sayang sama dia. Ngeliat dia deket sama cowok yang berpasangan aja gue kebakaran jenggot. Gimana dia kalau pdkt sama orang. Bisa meninggal kali gue.
Gue sadar sih selama gue kenal sama Ole, gue merasa jadi pusatnya Ole. Dan emang galama setelah gue kenal deket sama Ole, Hanan yang katanya deketnya kaya urat nadi sama Ole itu dipindah tugaskan jadi ya gue doang yang senempel itu sama Ole. Dan yang gue suka Ole ga ribet. Sama sekali. Gue punya pacar fine gue jomblo fine dia tetep ada di samping gue.
Tapi asal elo tau ada saat saat dimana gue ngenalin cewek gue ke dia dan itu alasannya bukan kaya orang orang yang kecam gue ga punya hati walaupun Ole pas diomongin gitu cuma bisa ketawa ngakak. Seengganya gue bisa liat respon dia yang entah berapa kali bikin gue kecewa gara gara dianya biasa aja!
Gue sebenernya sempet cerita sama Raja, masalah Ole ini. Kalau Teo sama Candra yang ada gue diledekin.
Gue inget Raja bilang.
"Mungkin gara-gara elo yang selalu merioritasin dia, makannya dia merasa ga tersaingi. Kaya elo aja yang mulai kebakaran ketika Hanan balik. Mungkin Ole juga bakal ngerasa kehilangan ketika elo kalau elo sedikit membuat dia tersisih."
Dan kata kata itu terngiang, sampai gue berkeinginan nerapin itu tanpa sadar. Adanya Vero sedikit banyaknya gue manfaatin, apa bener Ole segitu cueknya kalau nyangkut sama gue.
Tapi ngeliat Ole kaya sekarang, gara gara pikiran bodoh gue bikin gue menyesal sejadi jadinya.
"Nghhh" Gue liat pergerakan dari Ole, segera gue nepuk nepuk punggung Ole.
"Jam berapa?" Tanyanya.
"Masih setengah 4, tidur lagi aja kalau subuh nanti aku bangunin" Oke gue mencoba lebih lembut. Kan sekarang gue mau pdktin dia ya masa masih sama kaya kemarin.
Dia cuma ngangguk terus tidur lagi.
***
Ny 10
"Le, nanti malem bareng ya berangkatnya" Ole yang sedang mengunyah sarapannya melirik ke arah Narend.
"Duh A, kalau gue bolos aja boleh ga?" Nah Ole yang seperti ini yang Narend sukai, seberat apapun yang dilaluinya Ole akan dengan segera kembali menjadi Ole yang biasanya.
"Ya kamu bilang sama mami" Kata Narend.
Ole berdecak mendengar nama mami dibawa. Sudah pasti Ole tidak bisa menghindar. Nanti malam itu adalah peringatan ulang tahun perusahaan dan setelahnya akan ada libur panjang yang diberikan cuma cuma oleh perusahaan lumayan satu minggu setiap tahun diluar cuti tahunan.
"Kalau udah makan, cepet mandi terus kita belanja"
"Aku kan udah belanja ih kemarin itu sama Hanan" Jawab Ole, ini sebenarnya tadi mereka berdebat dengan panggilan aku kamu ini. Ole tentu saja tercengang ketika sadar dan mendengar Narend bicara dengan "aku " terhadapnya. Seumur umur mengenal Narend, dia akan seperti itu pada maminya saja.
Tapi setelah perdebatan panjang Ole hanya bisa menyetujuinya karena terlalu pusing jika harus berdebat lagi dengan Narend. Entah apa alasannya.
"Ya itu kan kamu belanja makanan. Ini belanja baju buat malem lah Le" Demi dolar uang Mr. Crab apa sih yang merasuki Narend. Sejak kapan dia akan bawel masalah baju seperti hari ini.
"Yang ada aja lah A..." Ole bukannya tidak mau tapi dia baru saja belanja, dan jatah belanjanya bulan ini sudah limit. Ole kan memang sehemat itu.
"Le... plis" Kata Narend, dan detik selanjutnya Ole sadar akan satu hal.
"Demi apa? Jangan bilang Aa nanti malem?" Dan melihat respon Narend yang hanya tertawa membuat Ole ikut tertawa bahagia.
"Ayo kita belanja. Traktir loh ya!!!"
"Siappp" Jawab Narend sambil mengecup pipi Ole yang sedang tersenyum itu.
***
Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi Narend dibandingkan hari ini. Belanja, makan dan menghabiskan waktu berdua dengan Ole.
"Aa.. mau itu" Sekarang mereka sedang makan siang di restaurant favorit Ole.
"Makan yang banyak sayangnya Narend" Ucap Narend begitu lembut. Ole hanya terdiam sejenak sebelum menyingkirkan pikiran yang tiba tiba melintas dibenaknya.
Kenapa dia bisa bisanya berdebar diperlakukan seperti ini oleh Narend. Bukannya Narend biasanya seperti ini juga padanya.
Ole sudah gila.
Tapi itu membuatnya bahagia. Rasanya seperti...
Ole bahkan tidak tau ini rasa yang baru baginya...Dulu dengan Hanan pun tidak seperti ini.
"Malah ngelamun cepetan abisin" Kata Narend menyadarkan Ole dari pikirannya.
"Ya Allah kembalikan kesadaran Ole" Batin Ole sebelum melanjutkan makannya.
***
Minal aidzin walfaidzin ya semuanya mohon maaf lahir bathin...
Btw makasih loh no 1 di ht #mino hehehe lafyuall