🤴🏻\\ 𝟏𝟑

43 14 5
                                    






~''*°•.~''*°••°*''~.•°*''~

"Weith!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Weith!"

"Ha-iya ayah? Maaf aku-" Weith mengguncangkan kepalanya lalu menaruh sendok yang ada ditangannya

"Apa dia pria yang sering kau ceritakan?"

"Ah dia-"

"Bagaimana kalian bisa dekat? Bukankah dia dari Lexa? Lawan sejati kita?"

"Aku-

Sebenarnya aku juga tidak tahu"



~''*°•.~''*°••°*''~.•°*''~

"Nara? Kau sudah bangun?" Geran melihat Art yang berjalan tidak teratur

"Apa yang kau lakukan? Kau baru sadar" Art menepis tangan Geran "Ayah- dimana ayah?"

"Nara! Apa kau tidak apa-apa?" Walts membuka pintu melihat Art yang menatapnya dalam

Ayah-

Air matanya sudah tidak terbendung, setetes air mata terjatuh dari pelupuk matanya

"Apa? Apa yang terjadi?" Art memegang tubuhnya merasakan hal aneh. "Apa yang aku lakukan?"

"Kau pingsan, apa kau sudah merasa baik-baik saja?"

Art mengelap air matanya dengan tangan

"Apa kau merasakan sesuatu? Segera panggil tabib kesini!" Walts berteriak kepada pengawal lalu menekan pundak putrinya itu

"Aku merasa-" Art terduduk menggenggam dadanya keras

"Aku merasa kehilangan sesuatu yang sangat penting bagiku, dan ini sangat sakit." Art terus memukul dadanya sembari menangis tersedu-sedu


~''*°•.~''*°••°*''~.•°*''~

Art menyeret langkah kakinya menuju rooftop, kain pada gaunnya terseret menyusuri lantai. Banyak pelayan yang bertanya keadaannya ketika lewat, dan Art hanya membalas dengan senyuman kecil.

"Ada apa denganku, ini memalukan" Art memukul kepalanya sendiri lalu duduk disalah satu kursi yang ada.

"Hhah, kenapa aku terus ingin menangis sih. Dengar ya Nara-kau membuat ayahmu cemas. Kau tahu itu?" Art menunjuk dirinya sendiri kesal

"Tunggu, perasaan ini milikmu. Cepat beritahu aku apa yang sebenarnya terjadi?"

"Nara?" Art menolehkan kepalanya

"ARIZ?!" Ariz segera membekap mulut Art.

"Pelankan suaramu! Aku tidak mau dibunuh oleh Yang Mulia Walts" Art mendorong tangan Ariz, lalu menatap manik mata pria yang wajahnya hanya sejengkal dari miliknya

Endless Illusion // SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang