Hari ke 3
~''*°•.~''*°••°*''~.•°*''~
"Nonaa Naraa bangun, ini akuu!" Art membuka matanya melihat seekor kucing belang berwarna putih abu-abu.
"AAAAA kucingnya berbicara!" Art menutup matanya lalu membukanya lagi "Kau bodoh ya? kau saja bisa sihir bodoh" ucap Art pada dirinya sendiri.
"Nonaaa Nara akhirnya aku pulang hehe" Art menatap kucing itu lalu mengelusnya pelan "dimana kak Geran? Sudah sebulan sejak aku melihatnya"
Ah sepertinya ini panggungku hari ini ya
"Di ruang makan, meow" kucing itu menggeliat di kasur "aku akan bersiap-siap, jangan nakal Osan."
~''*°•.~''*°••°*''~.•°*''~
Art berlari menahan mahkotanya agar tidak
Lepas, dress berwarna abu-abunya sedikit menyapu lantai, rambutnya yang dikepang samping terbang tertiup angin, dibelakangnya seekor kucing ikut berlari kesenangan."Kak Gerannnnnn" Art melompat memeluk pria itu dengan semangat, pria itu tersenyum dan memutarnya
"apa kabar adik kesayanganku, atau harus kubilang ahli sihir sepenjuru kerajaan" pria itu melepaskan tautannya lalu membungkuk didepan Art "apasih kak, jangan begini deh. Bagaimana misi kakak? Apa kakak menyelesaikannya?" Geran tersenyum lalu mengeluarkan sebuah kertas
"Yesss, surat bibi Eith." Art menjauh dan membaca surat itu.
"Jadi kakak dilupakan nih begitu dapat surat dari gurumu?" Art berbalik lalu mencium pipi Geran. "Kalau begitu suratnya kusimpan dulu" Art memberikan suratnya kepada pelayan dan pelayan itu menjauh
"anggap saja aku tidak ada" ucap Walts yang terduduk di meja makan menatap geran sinis "lihat itu ayahmu cemburu" Art tersenyum lalu mendekati walts dan mencium pipinya
"selamat pagi ayahku yang tampan" walts menutup wajahnya dengan tangannya yang panjang "Aku benci sikap manismu"
"Aku juga" bisik seseorang kecil
Geran tertawa lalu melihat Hwa yang berdiri di sebelahnya "apa yang kau lakukan?" Hwa menatap Geran datar
"menunggu Pangeran Geran dan Putri Nara duduk tentu saja" Geran mendorong Hwa untuk segera duduk "kau sebulan saja tidak bertemu denganku langsung aneh begini ya" Hwa duduk lalu tersenyum
"jadi apa yang kau dapatkan dari pelajaranmu di Kerajaan Arlan sahabatku?" Geran mendekati Art lalu mengambil tangannya, dan menciumnya "sikap hormat kepada wanita, dan dansa tentu saja" Art berdiri lalu mencontohkannya bersama yang diakhiri dengan Geran memeluknya dari belakang.
"Lepas-lepas-lepas-lepas" bisik seseorang kecil
"Ayah apa kau hari ini memiliki banyak pekerjaan?" Art duduk kembali ditempatnya "lumayan, kenapa?" Jawab Walts singkat "tidak apa-apa" Art tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Illusion // Seonghwa
Fanfiction[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄] Menjadi tokoh fiksi adalah hal terburuk bagi mereka. Bahkan Hwa, seorang pria yang sama bingungnya dengannya. Tanpa sengaja ikut memasuki portal itu yang membuat mereka berdua harus terikat. Hwa terus-terusan mencari cara untuk ke...