🤴🏻\\ 𝟐𝟕

33 10 4
                                    


Rencana

.
.
.

~''*°•.~''*°••°*''~.•°*''~

"Art! Kau keluar dari buku itu" Art terduduk menatap wajah Nyonya Lentine yang buram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Art! Kau keluar dari buku itu" Art terduduk menatap wajah Nyonya Lentine yang buram

"Apa?"

"Iya kau keluar, apa kau dapat melihatku? Apa yang terjadi? Kenapa kau menangis?" Art berdiri dan mencari buku itu

"Tidak-tidak-tidak! Bagaimana cara kembali kesana! Beritahu aku! Aku tidak bisa membiarkan sesuatu terjadi pada Hwa, dan Ariz, dan lorde juga Weith, San, Zayn, Vednya, dan Jeanna. Tidak"

Nyonya Lentine kebingungan "bernafaslah Art, aku mendengarmu, apa sesuatu terjadi? Jelaskan kepadaku perlahan-lahan"

"Ayahku, ayah- ku meninggal" Art membuka lembaran buku dongeng itu

"Tenanglah, dia hanya seorang tokoh fiksi."

"Tapi dia figur ayah pertama dalam hidupku" art menutup matanya menahan tangisnya yang sia-sia

"Art, aku mengerti maksudmu. Semua nama yang kau sebutkan juga tokoh fiksi yang ada disana. Aku mengerti kebingungan dan kekhawatiranmu. Maaf jika aku harus merusak hal ini, tapi Jeanna tidak ada dalam daftar tokoh."

Art mengangkat wajahnya, menatap nyonya Lentine terkejut "dengar, Jeanna adalah nama dari anak penulis buku ini. Dia sudah menghilang sembilan tahun yang lalu, dan tidak pernah kembali hingga saat ini"

"Dengarkan aku dengan baik, kau sudah menghabiskan satu jam di dalam buku itu, yang berarti dua bulan. Jika benar Jeanna ada di dalam buku itu, berarti dia adalah jalan keluar kalian. Tapi aku ragu untuk mengatakan ini-"

"Jika seseorang sudah keluar dari buku itu, dan ia kembali masuk kedalamnya, akan sulit baginya untuk keluar kedua kalinya"

Art membuka buku itu, membaca judulnya "aku menghabiskan 5 hari dalam keadaan pingsan, dan Hwa mungkin bisa mati disana"

"Jangan terbunuh, jika kalian ingin kembali ke dunia ini satu-satunya cara adalah menyelesaikan ceritanya atau melakukan ritual di akhir"


~''*°•.~''*°••°*''~.•°*''~

"SEONGHWA!" Art terbangun

Bagus, aku kembali ke dalam buku

Lorde menepuk-nepuk kepala Art lembut, teman-temannya yang lain juga sudah duduk di tiap sudut kamarnya

"Dimana Hwa?"

"Dia dikamarnya, tapi aku menyarankan untuk tidak mengganggunya" Zayn bersender pada daun pintu

"Apa maksudmu? Ini kabar baik kan bahwa Nara sudah bangun" Vednya menatap sinis Zayn

"Vednya" Weith menyentuh bahu Vednya

Endless Illusion // SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang