𝐄𝐩𝐢𝐥𝐨𝐠 👑

114 16 8
                                    


3 bulan kemudian

"Kak cepat! Aku sudah telat" Art mengangkat adiknya itu lalu keluar rumah. "Baiklah adikku" Art mendudukkan adiknya di mobil, "apa ayah dan ibu akan datang?" Tanya Hoon.

"Mereka yang akan menjemput kita nanti, kenapa? Hoon ragu?" Hoon menggeleng. "Tidak, ayo kak! Wisudanya sudah mulai"

"Hngg kakak sedang berusaha" ucap Art yang masih fokus pada jalanan.

Iya, hidupku berubah. Orangtuaku mulai menghabiskan waktu mereka untuk kami. Aku pindah rumah, dan menutup diriku dari orang lain. Kami hidup berkecukupan, tapi entah mengapa aku tidak bahagia.

~''*°•.~''*°••°*''~.•°*''~

"Kakak Hoon? Senang bertemu dengan anda" seorang pria menjabat tangan Art "senang bertemu dengan anda, Hoon salam pada gurumu" Hoon tersenyum lalu menunduk pada gurunya

"Apa kuliah baik-baik saja?" Pria itu tersenyum "ah, aku mengambil semua cutiku sekaligus"

"Benarkah? Mengapa?" Art tersenyum "tidak ada alasan, hanya butuh istirahat" ucap Art.

"Hoon, duduk disana bersama kakakmu."

"Baik pak heon!" Hoon menarik Art untuk duduk di barisan paling depan. "Kakak harus melihat penampilan drama mereka, yang mainnya sangat-sangat mirip dengan kakak."

"Benarkah? Kalau begitu kakak menantikannya" Art tersenyum

Beberapa menit kemudian drama dimulai.

"Iya aku mencarinya"

Art menoleh mendengar suara itu. "Ada apa kak?" "Ah tidak, kakak hanya mendengar suara seseorang yang kakak kenal"

"Apa Hoon membawa bunga yang kakak beri?" Hoon mengangguk "anak pintar, setelah drama ini mari berikan kepada pemainnya. Siapa nama teman Hoon yang mirip kakak itu?"

"Nara, namanya Nara"

"Kak?" "Ah iya, mari berikan bunganya pada Nara" Art tersenyum lalu berjalan bersama Hoon menaiki panggung

"Naraaa, ini kakakku. Lihat kak, mirip kan kak?" Art tersenyum, "iya, sangat cantik. Terimakasih atas penampilan indahnya Nara" Art menahan tangisnya

"Kak Art mengapa menangis?" Hoon mengusap wajah Art. "Hoon, kakak harus ke toilet. Apa Hoon bisa menunggu disini bersama Nara?" Hoon mengangguk, Art pergi dari tempat itu.

Art menutup pintu toilet rapat-rapat, membiarkan tangisannya terluap selama beberapa saat "Nara, Hwa sudah tidak ada. Kau harus menerimanya eoh?"

Art mengusap air matanya lalu keluar dari toilet.

"Hoon?" Art menyentuh pundak seorang anak perempuan seumuran Hoon "apa Nara melihat Hoon?" Nara menggeleng

"Hoon?" Art mengitari seluruh ruangan, mencari keberadaan Hoon. Hingga ia sampai di depan gedung itu.

Art berjongkok, menangis di dengkul kakinya.

"Kak Art"

~''*°•.~''*°••°*''~.•°*''~

"KAU! Sudah kubilang untuk membawa pakaianmu sendiri!"

"Aku hanya menghabiskan sedikit waktumu, kenapa? Kau masih mencarinya?" Heon tersenyum

"Bagaimana bisa guru TK tidak bisa menjaga dirinya sendiri" "cih, setidaknya habiskan sedikit waktumu disini"

"Oo, aku melihat kakak berbicara dengan seseorang tadi, siapa? Pacarmu?" Heon tertawa "urus-urusanmu sendiri"

Endless Illusion // SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang