Semuanya mungkin ilusi, tapi perasaan yang kita rasakan nyata
~''*°•.~''*°••°*''~.•°*''~
"Mawar hitam, dia mendapat bunga keberapa sekarang?"
Hwa menatap Geran terkejut
Bagaimana kau tahu?
"Cepat beritahu aku! Belum ke seratus kan! Jawab Hwa!" Geran mengacak rambutnya frustasi.
"Sembilan puluh sembilan, satu lagi dan aku akan membunuhnya" jawab Hwa tajam. Geran menunjuk Hwa diwajahnya "seperti janjimu, jaga adikku. Kalau aku melihatnya kehilangan satu hal pun. Aku yang akan membunuh pria itu beserta dirimu"
~''*°•.~''*°••°*''~.•°*''~
"Selamat pagi semuanya" ucap Art menyapa semua orang yang ada disana "terima kasih karena sudah hadirrr" Art memeluk Vednya keras "ah sakit" Art terkekeh lalu duduk
"kami yang berterima kasih karena tuan putri sudah mengundang ke perjamuan teh ini" balas Weith lalu tertawa "ada apa dengan kita, kenapa canggung sekali" Vednya tertawa lalu memukul meja.
"Semuanya cheers, untuk ahli sihir dan putri mahkota kita Nara Vinheart"
Suara dentingan gelas terdengar
Aku baru tahu para putri bisa bersikap seperti ini
"Oh ya, aku dengar kak Geran pulang hari ini? Dimana dia?" Tanya Lorde menurunkan gelasnya "oh benarkah? Ada yang mulai sesak nafas dong~" semua orang menatap Vednya jahil
"apasih, tidak ya!" Balas Vednya memelototi semua orang
"wah bagaimana ya kalau aku hidup jadi Nara, ayah tampan, kakak sepupunya juga, teman-temannya juga, sepertinya aku akan jatuh cinta setiap hari" Weith menutup matanya, membayangkan.
"Berarti aku termasuk salah satunya?" Lorde menyisir rambutnya "aku juga lah" potong Ariz cepat. "Tidak, menurutku satu-satunya teman Art yang tampan adalah Pangeran Zayn" Weith menggigit jarinya "dasar" ucap Vednya menyenggol Weith
Apa iya pangeran Zayn sangat tampan?
-TidakApasih! Aku jantungan sendiri karena kau tiba-tiba menyela
"Kapan sekolah kita masuk? Aku sudah bosan dengan libur ini" Lorde menyilangkan lengannya didepan dada "aku juga, tapi setelah kupikir lagi- apa gunanya kita menunggu sekolah kalau didepan kita ada ahli sihir sepenjuru kerajaan" semua orang menatap Art
"ap-apa?"
"Kaukan hebat, ajari kami dong" Weith menyatukan kedua tangannya "apasih, kaliankan sudah mendapat kelebihan sendiri. Jangan membuatku tertekan dong!" Art menelan tehnya, gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Illusion // Seonghwa
Fanfiction[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄] Menjadi tokoh fiksi adalah hal terburuk bagi mereka. Bahkan Hwa, seorang pria yang sama bingungnya dengannya. Tanpa sengaja ikut memasuki portal itu yang membuat mereka berdua harus terikat. Hwa terus-terusan mencari cara untuk ke...