Malam pun terus berjalan, kini di sebuah warung tampaklah lima orang remaja.
"Lo gak balik lan?"
"Iya lan, dah jam 12 nih"
"Entaran aja. Gua masih badmood. Kalian kalo mau pulang, pulang aja. Gua disini dulu"
"Hmm, oke. Gua cabut duluan lan"
Sebagian remaja itu berdiri lalu ber-high five kepada sesama temannya.
Lalu tersisalah dua orang.
"Lo gak pulang Ray?"
"Gua nunggu lo. Di rumah gua juga gak ada orang"
Kedua remaja itu adalah Dylan dan Rayhan yang sejak sore sudah berada di warung bersama teman-temannya.
"Lo ada masalah lan? Cerita sama gua"
Dylan menghembuskan napas berat.
"Biasa Ray. Nyokap bokap gua ribut lagi"
Tak dapat dibayangkan, orang tua Dylan yang di depan publik terlihat akur ternyata semua itu hanyalah topeng belaka.
"Sabar aja lan. Adek lo gimana?"
"Adek gua ngurung diri di kamar. Gua juga pusing"
"Gini aja, malam ini lo nginep di rumah gua. Besok pagi-pagi lo balik ke rumah, mandi, ganti baju terus berangkat ke sekolah"
"Ck! Ya udah Ray. Gua nginep di rumah lu"
Mereka berdua beranjak lalu menaiki motor mereka dan melesat pergi menjauhi daerah tersebut.
______________________________________Bulan tenggelam, digantikan matahari. Malampun berlalu, pagi pun tiba.
"Paah!! Nada mohon paah.. balikin mobil Nada. Nada kan mau sekolah. Masa papa tega Nada kesekolah naik taksi terus. Paah--" suara Nada sudah melengking di pagi yang hangat. Ia sedang membujuk papa nya agar mengembalikan mobil nya.
"Nada, keputusan papa sudah bulat. Mobil kamu papa sita selama 3 hari. Jadi kamu bisa ambil mobil kamu lusa. Pagi ini kamu berangkat sama abang kamu ya? Sudah papa berangkat dulu" papa nya menjawab sambil setengah berlari lalu mengusap puncap rambut Nada.
Nada mengerucutkan bibirnya menatap sepi kepergian papa nya. Gerakan selanjutnya, ia tersenyum licik menatap abangnya yang sedang sarapan pagi.
Devan yang merasa diperhatikan hanya melirik sekilas lalu pura-pura mengalihkan pandangannya.
"Anjir! Abang gue gak ada peka-peka nya! Pantes gak ada cewe yang mau sama dia" sindir Nada sambil melirik abangnya
Abangnya yang sedang makan pun langsung tersedak.
"Jutek amat lo dek. Kalau mau numpang bilang aja. Gak usah mengungkapkan fakta yang tidak mengenakkan" cerocos Devan dengan tatapan memprihatinkan:v
"Ya udah. Yuk berangkat" abangnya berdiri lalu menggandeng lengan Nada pergi memasuki mobilnya.
Devan dan Nada memasuki mobil lalu melesat pergi.
Dalam perjalanan, ponsel Nada berdering.
Tringg! Tringg!
"Aulia?"
"Halo Lia? Kenapa?"
'Nadaa!! Tolongin gue dong.'
"Lia? Kenapa?"
'Jemput gue dong:(
lo bawa mobil kan?'
KAMU SEDANG MEMBACA
a Promise
Teen Fiction"Tiga tahun gue nunggu lo! Gue bela-belain pindah ke Jakarta, demi ketemu sama lo, tapi ini balasan penantian panjang gue? Mana janji lo tiga tahun yang lalu?!" -Zia "Gue akan tetap setia nunggu lo, sampai lo bisa lupain 'DIA' dan nerima kehadiran g...