Damai?

52 16 6
                                    

Acara makan malam kini berakhir.

"Bang, gue nginep di rumah Zia. Besok gue pulang. Tunggu aja apa yang bakal gue lakuin ke elo bang" Nada tersenyum miring

Devan? Hanya menyengir tak berdosa, itu yang selalu membuat Nada geram dengan abangnya itu.

"Kalian besok ke mall nya jam berapa? Biar kita tau waktu berangkatnya" Arka bertanya

"Emm, sekitar jam 9 sampai 10. Kita bakal tunggu kalian disana. Siap siap ya" Aulia seperti menakut nakuti kelima pria itu. Sedangkan kelima pria itu hanya cuek.

"Girls, yuk" Zia merangkul kedua sahabatnya yang disambut senyuman oleh keduanya.

Ketiga gadis itu pergi ke mobil Zia.

"Eh, mobil gue gimana?" Aulia menatap mobilnya yang terletak di belakang mobil Zia.

"Emm, gimana ya..?"

"gue tau! Oh iya, kalian pulang naik apa?" Nada membalikkan tubuhnya menghadap kelima pria yang masih setia berdiri di tempatnya.

"Naik mobil nya Dylan." Dava menjawab

"Kenapa?" Rayhan bertanya

"Rumah kalian ada yang masuk ke gang perumahan di jalan anggrek gak?" Zia bertanya

"Gue sama Arka" Dava menjawab

"Nah kebenaran, eh kebetulan. Lo sama Arka mau gak bawa mobil gue? Anterin ke rumah gue?" Pinta Aulia sambil mendekati Dava

"Lah, kalo kita berdua bawa mobil lo, kita berdua pulang ke rumah nya naik apa?" Tanya Arka

"Yaelah, dari rumah gue, kalian jalan kaki sampe rumah kalian lah"

"Dih, ogah. Mending gua bareng Dylan aja" cerocos Arka

"Manja lo nyet. Lo pulang bawa mobil nya Aulia" Dylan menjawab datar

"Yap! Dengerin tuh kata temen lo" Zia menyengir

"Nih kunci mobil nya. Oh iya, rumah gue yang no. 21. Jangan sampe salah!" Peringat Aulia sambil memberikan kunci mobilnya dan diterima malas oleh Dava

"Udah, kalian cewek cewek cepet pergi gih. Dah hampir tengah malem nih, bahaya!" Peringat Alvin yang sedari tadi hanya diam

"What? Oh iya Zi, udah hampir tengah malam" pekik Nada melihat jam di pergelangan tangan kanannya.

"Omg! Gue telpon abang gue aja ya, gue takut kalo pulang malem-malem, lewat jalan sepi, gelep lagi" Zia segera mencari ponsel nya.

"Dylan, temenin kita ya? Abang gue udah tidur kayaknya" pinta Zia setelah menelpon abangnya yang tak kunjung diterima panggilannya.

"Gue telpon abang gue aja ya zi?" Saran Nada

"No! No! Abang lo ganjen. Ogah gue!" Tolak Aulia

"What?! Lo bilang abang gue ganjen? Emang bener sih" Nada menyengir menyadari tingkah laku abangnya yang bisa dibilang gan.jen.

"Udah udah! Kalian kenapa malah pada ribut sih? Keburu larut nih malem" Rayhan bersuara

"Omg, omg, girls!! Ketos yang selama ini menghukum kita, perhatian?" Pekik Aulia dilebih lebih kan

Kedua temannya hanya terkekeh mendengar celotehan teman absurd nya

Rayhan? Mendengus sebal.

"Cepet masuk mobil. Kita temenin" Dylan mengubah suasana yang awalnya seru menjadi hening.

Ketiga gadis itu masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobil nya diikuti mobil Dylan. Sedangkan mobil Aulia yang tengah dikendarai oleh Dava dan Arka, pergi berlawanan arah dengan mobil teman temannya.

a PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang