~ 1 ~

951 123 6
                                    

Cowok itu baru saja melaksanakan shalat subuh. Ia memanjatkan doanya sebentar. Berdoa untuk kesehatan ia dan keluarganya. Kemudian ia merapikan kembali sajadahnya. Kopiahnya ia simpan di atas nakas kecil samping tempat tidurnya.

Setelah itu, ia berjalan menuju lemari. Menimbang nimbang pakaian apa yang akan ia gunakan hari ini. Hingga pandangannya jatuh pada kemeja marun kotak-kotak dengan celana jeans hitamnya.

Dia adalah Muhammad Felian Pradipta. Putra sulung dari Shoikhu dan Eby. Kehidupannya mewah. Menjadi anak seorang CEO tidak membuatnya angkuh. Ia selalu dididik oleh Mamanya untuk menjadi orang yang penyayang. Memiliki hati lembut. Dan berkata sopan pada yang lebih tua.

El telah usai memakai setelan kemeja casual miliknya. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi mahasiswa di UI. Lalu ia teringat kata-kata Papanya tempo hari lalu.

"Kamu bakalan Papa pindahin di Universitas Pradipta kalau nilaimu bagus dalam 1 semester ini. "

Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang. Paris? Seingatnya ia pernah ke sana. Saat masih kecil, saat ia masih belum mengerti arti kerasnya dunia. Itupun dari cerita Mamanya. Paris, kata Omanya itu adalah kota dimana Mama dan Papanya kembali bersama setelah ingatan Mamanya pulih.

Dan mungkin, dikota itu juga. El akan bertemu pujaan hatinya. Meski tanpa embel embel drama lupa ingatan atau semacamnya.

El memandang wajahnya dicermin. Ganteng udah? Manis udah? Keren apalagi? Pinter? Jangan di tanyalah! Gak tau juga dianya. Setelah dirasa siap. Ia memakai parfumnya lalu beranjak keluar dari zona nyamannya.

El menuruni tangga. Sambil menggendong tas ransel yang berisikan laptop, binder, dan beberapa alat tulis.

Melihat ke arah dapur. Mama, Papa dan ketiga adiknya. Key dan sikembar Farel dan Fanya.

"Abang sini makan! " Pekik Fanya semangat ketika melihat sang kakak turun dari tangga. El mengangguk sambil tersenyum ke arah adiknya itu.

"Pagi Ma, Pa dan adek adek laknatku tercinta. " Sapanya, Shoikhu menoleh. Menatap putra sulungnya sengit.

"Jangan didenger. Abangmu gesrek. " Ujar Shoikhu pada anak kembarnya. Sedangkan Key menghela nafas. Eby hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan anak dan bapak ini.

"Abang hari ini mulai kuliah ya? " Tanya Eby lembut. El mengangguk semangat. Sambil memakan sarapannya, ia menjawab Eby.

"Semester depan kita pisah ya. Abang mau ke Paris! " Ujarnya semangat. Key menoleh, memandang Abangnya sengit sambil menertawakan Abangnya yang kelewat percaya diri itu.

"Emang nilainya dijamin bagus?" Ujar Key meremehkan. El membalas tatapan adiknya itu tak kalah sengit.

"Kalau Abang udah di Paris! Awas aja Key minta Abang balik ke Indo! Gak sudi! " Ujarnya, Eby berdehem. Menegur putra sulungnya itu.

"Denger Ma! Abang gak mau balik ke Indo. " Adu Key pada Eby. Eby memandang El sendu. Putranya. Entah kenapa kehidupan seperti mengalir begitu cepat. Baru kemarin Eby mengandung El. Baru kemarin ia melahirkan putranya itu. Semua terasa seperti baru terjadi kemarin. Dan sekarang? Putranya sudah dewasa.

"Nggak Ma! Canda. Lagian Key kelewatan! Kan Abang gak suka diremehin! " Adunya sambil memasang ekspresi merajuk.

Shoikhu tertawa melihat wajah putra sulungnya itu.

"INGET UMUR OI! " Pekik Shoikhu pas di samping telinga anaknya.

El menghela nafasnya sabar. Beristighfar beberapa kali. Punya orang tua kayak Papanya memang harus banyak sabar! Itu pesan Mamanya.

"Ma! Kenapa sih mau mau aja nikah sama Papa. Gak ada kandidat yang lebih bagus apa? " Ujarnya tiba-tiba saat Shoikhu sedang asik-asiknya menikmati makanan yang dibuat oleh istri tercinta.

Shoikhu langsung tersedak kala mendengar penuturan El. Eby dengan segera menyodorkan air putih pada suaminya. Eby memandang Shoikhu khawatir. Sedangkan Key, Farel dan Fanya? Mereka sibuk tertawa melihat Papanya.

Shoikhu menatap anaknya tak percaya. Emang anak kurang ajar.

"Bang! Kalau Mama gak nikah sama Papa. Gak jadi kamu Bang! " Balas Shoikhu. Entah kenapa anak pertamanya ini suka bikin kesal saja. Gen siapa sih yang dia ikut!

Lalu suasana kembali hening. Mereka kembali memakan sarapan dengan nikmat. Hingga suara Farel membuyarkan keadaan.

"Bang, kalau mau pergi Farel nebeng yak. " Ucap adik laki-lakinya itu. El memandang adiknya gemas. Ia tersenyum lalu mengangguk.

"Boleh boleh! Tapi Abang pakek motor. Mau? " Tanyanya lagi.

Muhammad Felian Pradipta. Meski kadang ia kasar. Kosa katanya tak wajar ditiru adik-adiknya. Namun jangan pernah ragukan rasa kasih sayang El untuk ketiga adiknya ini.

Farel mengangguk semangat. Farel sangat dekat dengan El. Berbeda dengan Fanya yang dekat dengan Key. Mungkin karena sama perempuan sedangkan Farel itu laki-laki.

"Bawa motornya pelan-pelan aja Bang. Kasihan adik kamu nanti jatuh kalau kamu bawanya ngebut. " Ujar Eby mengingatkan. El mengangguk.

Sarapan meraka telah selesai. El pamit begitu juga dengan Farel. Fanya dan Key diantar oleh Shoikhu ke sekolah mereka.

"Abang sama Farel pergi Mama, Assalamu'alaikum. " Ujar keduanya serempak. Lalu Abang dan Adik itu pergi meluncur ke arah sekolah. Sejenak meninggalkan kebiasaan mereka di rumah.

~~~

El memarkirkan motornya di parkiran UI. Ia telah mengantarkan adiknya lalu dengan segera ia langsung pergi menuju kampus.

Masa-masa orientasi yang menyebalkan telah usai. Benci sekali rasanya saat El mengingat bagaimana ketiga adiknya itu menertawakan penampilannya saat masa orientasi mahasiswa baru. Panci di kepada dengan name tag besar. Lalu pita merah putih di kening.

El menggeleng. Ia tak mau mengingat itu. Ia melihat jam tangannya. Ia punya kelas pada pukul 08.00 sedangkan sekarang masih pukul 07.15.

Anak teladan memang. Kampus masih terlihat sepi. Dari pada bosan menunggu. El memilih pergi ke kantin. Meski sudah sarapan, tiba-tiba perutnya lapar lagi.

"Perut karet atau bagaimana sih! " Ujarnya pada dirinya sendiri.

El berjalan dengan tubuh tegap nya. Melihat ke sekitar. Sudah ada beberapa mahasiswa yang datang. Dan mereka memandang El dengan tatapan sulit di artikan.

Gue ganteng gue santuy batinnya.

Akhirnya ia sampai di kantin. Sepi. Namun ada seorang gadis dengan kerudung biru muda duduk di sana sambil membaca buku.

El langsung saja menghampiri gadis itu dan duduk di depannya. El duduk di sana, namun gadis itu hanya melirik sekilas.

"Siapa sih yang bisa nolak kalau di deketin sama gue. " Gumamnya percaya diri.

Gadis itu langsung menatap El saat mendengar ucapan yang nyaris tidak terdengar itu. Menatap El intens. Lalu merapikan buku-bukunya dengan segera.

Gadis itu beranjak membuat El menatapnya heran. Lalu saat baru selangkah pergi. Gadis itu memutar balik tubuhnya. Memandang El dengan senyum remeh.

"Lo bilang gak ada yang nolak dideketin sama lo kan? Gue nolak di deketin sama lo. Puas? " Ujarnya tiba-tiba membuat El mengernyit.

El memperhatikan kepergian gadis itu. Cantik, memang. Namun sombong. El berdecih.

"Seorang Felian ditolak. Ini gak bener nih! " Ujarnya lalu mulai mengejar gadis itu. Gadis yang ia tak tau akan merubah kehidupannya saat ini dan kedepannya.

Tbc

Assalamu'alaikum semuaaa ( jawab ya, gak jawab dosa lo!)

Alhamdulillah akhirnya bisa Updet part 1 . Maaf ya jika kurang memuaskan🙏🏻🙏🏻 dayen cuma author pemula🙏🏻🙏🏻 jika ada yang nggak nyambung tolong komen di bagian paragraf nya ya semua. Jadi gimana? Mau lanjut Part 2????

Sekian dulu. Wassalamu'alaikum🥰

Assalamu'alaikum Paris 2 [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang