5 bulan kemudian ~~~~
"YES JOS JOS GURINYOY! NILAI GUE BAGUS! " Pekik El senang. El melompat kegirangan melihat evaluasi hasil belajar semesternya.
"Asek asek oi! Asek asek!" Pekiknya lagi.
"WOIII! DAH GUE BILANG GUE TUH PINTER WOI!! ASEKKK!! BABAI KALIAN, GUE MAU CUS KE PARIS! "
Semua mahasiswa dan mahasiswi memandang El heran, aneh, dan kaget. Bisa-bisanya El teriak saat beberapa dari mereka masih ada kelas.
"Felian! Bisa diam tidak?" Ucap salah satu dosen menegur El dengan nada tegas karena merasa kelasnya terganggu akibat teriakan El.
El melirik dosen tersebut sekilas.
"Mana saya tau, saya kan ikan." Jawabnya lalu ia langsung berlari sambil tertawa terbahak-bahak membuat dosen tersebut gemas sendiri padanya.
"FELIAN!!!!!" Pekik dosen tersebut.
~~~
"Aku akan ke Paris, menyusul bidadari. Lalu kami akan menikah hidup bahagiaaaaaa." Ucap El sembari bernyanyi dengan nada opening doraemon.
Sudah 5 bulan ia tak melihat Lea, El pikir ia akan cepat melupakan gadis itu ternyata tidak. Bahkan ia semakin sering memimpikan gadis itu.
"Lea kangen sama gue?" Gumamnya pelan berfikir.
"Keknya bener deh dia kangen. Kan seorang El itu sangat ngangenin." Ucapnya percaya diri. El berjalan menuju kantin. Ia akan mengisi perutnya dulu sebelum pulang ke rumah dan menunjukkan nilainya yang bagus itu kepada sang adik, Key yang selalu meremehkan kepintarannya.
El membuat semua orang terkagum. Setelah Wildan dan Lea berangkat ke Paris, El tidak lagi berpura-pura menjadi orang bodoh. Ia menunjukkan kepintarannya, bahkan rektor saja kaget saat mengetahui El sangat pintar.
Flasback di ruangan rektor
"Kenapa kamu tidak menunjukkan prestasimu sedari dulu sih Felian? Kamu bisa saja menempati posisi itu dan bukannya Wildan yang berangkat."
El menggeleng, menolak dengan tegas.
"Engga Pak, saya termasuk kedalam golongan sangat mampu. Saya bisa saja masuk ke Universitas itu tanpa prestasi tetapi dengan uang. Wildan lah orang yang layak."
"Tetapi kecerdasan kamu itu melebihi Wildan bahkan melebihi Lea. Kamu sangat jenius."
"Pak, saya hanya langit dan ingat diatas langit masih ada langit. Saya di ajarkan untuk tidak sombong sedari kecil oleh Mama saya."
"Kamu tidak sombong Felian. Saya hanya menyayangkan hal itu."
El terkekeh melihat wajah kesal Pak Yusuf.
"Menyayangkan hal apa pak? Lagian saya tetap bisa membanggakan UI."
"Tapi kamu kalau masuk ke Universitas Pradipta bisa saja jadi yang pertama. Saya sangat ingin kamu masuk ke Universitas itu."
Mendengar hal itu, El kembali terkekeh.
"Bapak tenang saja, mulai minggu depan saya akan berkuliah di sana. Lagian, coba bapak baca ulang marga saya apa." Ucap El membuat Pak Yusuf dengan cepat membaca detail informasi tentang El.
Pak Yusuf langsung menepuk jidatnya pelan. Ia lupa kalau El adalah anak dari Muhammad Shoikhu Pradipta, pemilih Universitas Pradipta.
"Saya izin ya pak, saya akan membawa nama UI menjadi yang terbaik." Ucap El, Pak Yusuf menepuk pelan pundak El. Ia terharu melihat niat baik mahasiswa yang sering membuat para dosen naik darah ini.
"Tentu saja. Kenapa bisa-bisanya saya lupa kalau kamu adalah anak dari Pak Shoikhu." Ucapnya lalu terkekeh. El hanya tersenyum.
"Lupa itu manusiawi. Yaudah saya permisi ya Pak. Berhubung tidak ada kelas lagi , saya pamit pulang untuk melihatkan hasil evaluasi hasil belajar ini kepada Papa saya." Ucapnya. Pak Yusuf mengangguk, dan El pun keluar dari ruangan tersebut sambil meloncat dan berteriak kesenangan. Pak Yusuf hanya terkekeh melihat kelakuan El
Pantas saja banyak dosen yang kesal dengan kelakuan El. Pikir Pak Yusuf.
Flasback off
"Mulai minggu depan, gue bakalan tinggal di Paris. Kok jadi sedih ya." Ucapnya sendu. Teringat dengan suasana hangat rumah, adik-adik yang ia sayangi dan tentu saja kedua orangtuanya. El berpikir panjang.
"Atau apa gue tamatan disini aja kali ya?" Gumamnya lagi. Ia menyeruput jus alpukatnya sambil berfikir. Suasana kantin tidak begitu ramai karena memang rata-rata mahasiswa ataupun mahasiwi sedang ada kelas, tidak seperti dirinya.
"DI DEPAN ORANG TUAMU! KAU MALUKAN DIRIKU!! KAU BANDINGKAN AKU DENGAN DIRINYAAAA!!" Pekik seseorang membuat El terkaget karena orang itu berteriak tepat di samping telinganya.
"WOI!" Ujar El sinis lalu memandang seseorang itu yang ternyata adalah sepupunya sendiri.
"ZAKINCOK!" Ucap El kesal. Zaki tertawa terbahak-bahak saat melihat raut wajah kesal seorang El yang notabenenya adalah sepupunya sendiri.
"Ets santai bos jangan ngegas selow oke?" Ucapnya mencoba menenangkan api amarah El yang telah menggelora.
"Lo ada masalah idup apa? Kenapa lo bisa-bisanya disini? Kan lo ada kelas seharusnya!" Ujarnya kesal. Zaki terkekeh.
"Lo lupa bro? Kata Om Shoikhu, kalau nilai gue bagus semester ini gue juga bakalan cus ke Paris nenenin lo hehe." Ucapnya senang.
"Najis dinenenin sama lo!"
"Nemenin oi! Salah salah, yakali gue nenenin lo. Tapi kalau lo mau, boleh juga." Ucap Zaki membuat El tambah kesal.
"Zakirmin, mending lo pergi deh dari hadapan gue. Kesel gue lama-lama." Ucap El seraya menolak tubuh sepupunya itu untuk menjauh darinya.
"Nama gue Zaki Firmansyah. Bukan Zakirmin, Elisabet!" Ucap Zaki tak terima.
"Nama gue Felian bukan Elisabet!" Ucap El kesal dan ia mendorong kuat sepupunya itu hingga hampir aja terjatuh mencium lantai.
"Sepupu laknat lah lo! Untung aja first kiss gue gak direbut sama lantai! Ga ada otak!" Ucapnya kesal sambil memandang wajah El sinis. Sedangkan yang dipandang sinis hanya mengerlingkan matanya.
"Apa? Apa? Iri? Bilang bos!" Ucap El lalu ia berjalan meninggalkan Zaki, sepupunya sendiri di kantin tersebut.
"Nyenyenyenyenye." Ujar Zaki kesal. Namun setelah itu ia berteriak dan berlari mengejar sepupunya.
"FELIAN!!! TUNGGU!!!!!!!!"
El yang mendengar teriakan Zaki hanya tersenyum sinis.
"Mana mungkin dia bisa berpisah dari gue sih? Emang ada yang bisa nolak gue? Gak ada! Cowok aja ngeliat gue langsung jadi gay bangke lah!" Gumamnya sendiri.
"Halo sayang." Ucap seorang mahasiswa tiba-tiba saat El sibuk-sibuknya mendumel sendirian. El melihat mahasiswa itu kaget dan syok.
"WOI! SADAR! GUE BILANGIN BAPAK LO YE! GILA AJA NGEGAY SAMA GUE!" Ucap El tak terima.
"Sayang ih kok gitu, katanya sayang mau ajak aku makan."
"FITNES LO! JANGAN FITNES YE!" Pekiknya lagi.
"Fitnah abang bukan fitnes."
Bulu kuduk El meremang mendengar suara manja kaum belok satu ini.
"Ewewewewewewewwwww!!!" Pekik El kesal.
"Abang kok gitu sama adek." Ucapnya lagi berlagak sok imut.
"Pala kau abang. Najes!!!" Ucapnya lalu ia berlari cepat membuat mahasiswa yang mengerjainya tadi tertawa keras. Begitu juga dengan mahasiswa dan mahsiswi yang melihat.
Sedangkan Zaki langsung saja menambah kecepatan kakinya saat melihat El yang berlari semakin menjauh.
"El bahlul! Mau aja dibego-begoin!" Ujarnya kesal dengan nafas ngos-ngosan.
To be continued....
Maaf ya kalau kurang memuaskan🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Paris 2 [ End ]
Teen FictionBudayakan follow sebelum baca 😁 Sequel Assalamu'alaikum Paris Bagaimana jika dengan sebuah novel bisa mengubah takdir seseorang? Shoikhu sepertinya menaruh dendam dengan tantangan bundanya tentang membawa seorang gadis atau calon istri dalam kuru...